[Day-15] 1 barang yang tak ditemukan

146 53 11
                                    

Karena kejutan ulang tahun Allen yang diprank horror dan berujung pada insiden gelas pecah yang entah siapa pelakunya, akhirnya sembilan anggota King Krabby tidak ada yang berani tidur dan memutuskan begandang sampai sahur. Ngantuk, tapi gak berani tidur di kamar, mau tidur di ruang tengah sama crew yang lain tapi sudah penuh banget. Ya mau bagaimana lagi, kan.

Setelah sahur dan sholat subuh, saat matahari sudah menampakkan sinarnya, mereka baru tergeletak tidur sampai siang hari bolong. Untung saja pagi harinya masih diberi waktu bebas. Ada yang pagi-pagi sudah olahraga, ada yang karaoke, ada yang jalan-jalan di sekitar villa sambil foto-foto cantik, ada yang main basket di lapangan, ada yang mabar, ada juga yang di kamar aja sambil tiduran.

Saat jarum jam menunjukkan angka sebelas, baru anggota King Krabby mulai bangun. Jungmo sama Hyeongjun langsung sigap bangun begitu sinar matahari masuk melalui sela-sela jendela kamar, disusul Allen dan Woobin sebenarnya sudah bangun duluan tapi masih rebahan sambil main HP, Taeyoung yang tampak masih belum bergerak dari tidurnya, Minhee sama Seongmin masih tidur berdua sambil pelukan di pojokan kamar, dan Serim yang sudah menghilang sejak tadi tak ditemukan di kamar. Juga Wonjin yang setelah ngulet lima menit baru bangun dan bersiap mandi.

Membongkar tas berisi baju dan bawaan lainnya, Wonjin mulai mencari sesuatu yang tak kunjung ia temukan, bahkan Wonjin sudah membongkar tasnya sampai berserakan ke mana-mana, tapi tetap tidak ada.

"Nyari apa, sih, Jin? Berantakan semua, gue jadiin kain pel juga, nih, baju lo." Tanya Jungmo yang hampir menginjak sikat gigi milik Wonjin.

Wonjin mendongak ke atas, "Lo liat kolor gue gak?"

Jungmo tampak bingung, "Enggak, emang lo taruh di mana? Kebiasaan, sih, lo suka asal lempar."

"Seinget gue, sih, emang belom gue keluarin dari tas," Jawab Wonjin ragu, "Tapi kok gak ada ya?"

"Emang gak bawa kali, Jin?" Sahut Woobin.

Wonjin coba mengingat-ingat lagi saat ia memilih baju-baju mana yang akan ia bawa ke staycation ini kemarin. Kaos oblong, celana pendek, celana olahraga, sikat gigi, sabun wajah, handuk, semua sudah ia lipat rapi. Kecuali kolornya yang ia letakkan di atas meja belajar dan lupa ikut dimasukkan ke dalam tas.

"Bener lupa, kan?"

"Terus gimana dong? Masa gue gak ganti kolor sampe tiga hari di sini?"

Wonjin kalau lagi malas memang suka tiba-tiba ikut prinsip, "Kuliah mandi? Lemah!" Tapi, bukan berarti Wonjin orangnya sejorok itu. Wonjin selalu rajin mandi, setidaknya sehari sekali, walaupun cuma mainan air yang penting wangi.

Dan masalah kolor ini, Wonjin harus gimana? Mau minjem, kan, gak mungkin. Siapa juga yang mau minjemin kolornya buat orang lain, kalau ada juga Wonjin yang gak mau pakai kolor bekas orang.

"Beli aja, Kak. Gitu aja kok bingung, sih." Sahut Seongmin.

"Beli di mana? Kan, sekitar sini gak ada mininarket. Emang di warung ada yang jual kolor?"

Seongmin mengendikkan bahu, "Atau beli di pasar tuh. Katanya turun dikit ke kampung ada pasar."

Demi ganti kolor rutin sehari sekali, Wonjin rela lari-larian ke pasar buat beli kolor. Walaupun sebenarnya Wonjin malas keluar, rencananya habis mandi mau nonton anime sama anak grup sebelah sampai buka puasa menjelang, tapi sepertinya harus ditunda dulu.

"WONJIIINNNN!!!"

Seseorang memanggil namanya begitu Wonjin baru akan mengayuh sepeda yang berhasil ia pinjam dari bapak penjaga villa. Seseorang yang sangat tak ia harapkan bertemu di sini, kini melambaikan tangan dan berlari ke arahnya. Wonjin baru mau kabur, tapi tudung jaketnya sudah lebih dulu ditarik.

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang