[Day-8] segi 4 yang cukup rumit

192 64 22
                                    

Satu jam sudah berlalu sejak anggota King Krabby berkumpul di studio musik untuk berlatih. Pemilihan lagu sudah ditentukan dan kini mereka sedang mengerjakan aransemen lagunya agar sesuai dengan gaya bermusik yang grup mereka bawakan. Seperti biasa Allen yang banyak melakukan eksplorasi tentang aransemennya dan Serim yang memimpin jalannya latihan, yang lain hanya mengikuti di belakang.

"Insya Allah you'll find the way.."

"Her zaman yolun bittiği yerde. Yalnız kaldığını hissettiğinde..,Her zaman yolun bittiği yerde. Yalnız kaldığını hissettiğinde.."

Sudah berapa kali Woobin mengulang membaca liriknya, tapi sepeetinya kalimat dalam lagu berbahasa Turki itu tak kunjung menancap diingatannya.

"Her zaman yolun bittiği yerde. Yalnız kaldığını hissettiğinde- Ini bisa gak, sih, pake yang full bahasa Inggris aja? Mumet gue ngapalin liriknya." Woobin mengeluh.

"Gue aja sengaja dengerin ini lagu semalem suntuk terus biar liriknya masuk ke otak. Gue bawa tidur sampe kebawa ke alam mimpi." Sahut Jungmo.

Dan ada Minhee yang duduk di pojokan sambil mengenakan ear phone. Sepertinya juga lagi berjuang menghafal lirik.

Woobin menatap lagi barisan lirik di kertas yang ia bawa. Sepertinya ini memang karma dari masa SMAnya, yang waktu pelajaran agama, tiap disuruh setoran hafalan ayat ke guru, malah kabur terus waktu gurunya sudah lupa, langsung sok mengakui kalau sudah hafalan.

Sepertinya Woobin lebih memilih hafalan Undang-Undang Dasar dibanding harus menghafal satu bait lirik Bahasa Turki begini.

"Capek ya? Sama kok, gue juga," Hyeongjun tiba-tiba muncul di belakang Woobin dan memegang pundaknya, "Minum es teh dulu, Bang, biar tenang."

Woobin melirik jam digital yang tertempel di dinding. Angka masih menunjukkan pukul sembilan. Sebentar lagi kok, sembilan jam lagi, mohon bersabar.

Ngomong-ngomong soal studio yang mereka tempati sekarang, tidak perlu khawatir kalau mereka kehabisan waktu atau harus bergantian dengan orang lain. Karena studio ini pribadi milik Jungmo.

Iya beneran punya Jungmo sendiri. Sebenarnya bukan Jungmo yang inisiatif bangun studio sendiri buat King Krabby, sih, itu hadiah dari Chaewon februari kemarin, dalam rangka ulang tahun Jungmo yang ke dua puluh satu.

Masyarakat pemegang black card memang hit different level.

Kemarin Jungmo dibikinin studio musik. Besok ulang tahun Chaewon mungkin dikasih resort. Pas anniversary bisa jadi langsung bangun Disneyland sebagai hadiah.

"Eh iya, Kak, kemarin gue liat Kak Yuri sama Kak Minkyu loh di studio." Seongmin menepuk pundak Wonjin tiba-tiba.

Wonjin yang tadinya lagi megang bass sambil duduk di salah satu kursi langsung menoleh, "Studio mana?"

"Studio 8 tempat kita shooting."

Wonjin ngangguk-ngangguk sebentar lalu berhenti, "Yuri sama Minkyu siapa?"

"Ya temen lo, Bang," Balas Seongmin lagi, "Kak Yuri mana lagi yang bakal gue ceritain kalo bukan Kak Yuri gebetan lo."

"Oh.." Wonjin ngangguk-ngangguk lagi.

"Kok oh doang, sih, Kak?" Taeyoung ikut mengobrol.

Wonjin menoleh ke Taeyoung sambil menaikkan sebelah alisnya, "Ya terus gue harus apa? Bagi-bagi duit sambil salto? Kalo ada Minju, tuh, baru gue heboh."

Taeyoung sama Seongmin cuma lihat-lihatan, terus menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Padahal jelas-jelas udah ada Kak Yuri ya. Eh, malah dia sibuk ngejar Kak Minju. Bisa deket enggak, dicuekin iya." Sahut Taeyoung.

"Lagian saingannya sama Kak Minkyu, ya jauh." Seongmin ikut menyahut.

Wonjin menegakkan punggungnya duduk menghadap dua orang di depannya, "Yang namanya cowok tuh harus berjuang. Ditolak sekali, ya bangkit lagi. Ditolak dua kali, ya bangkit lagi dengan semangat dua kali lipat!"

Seongmin melirik pada Wonjin, "Tapi ya sadar diri juga, sih, seleranya Kak Minju udah sekelas Kak Minkyu. Yakin bisa nyaingin?"

Bibir Wonjin mencebik pelan, tidak membalas ucapan Seongmin dan Taeyoung lagi, pura-pura sibuk sama alat musik di tangannya, padahal dimainin enggak, digenjreng enggak. Mau dibanting aja, tapi gak jadi, sayang duit.

Wonjin memang lagi terjebak di fase itu, mahasiswa baru yang sedang di mabuk cinta. Wonjin suka sama Minju, tapi Minjunya suka sama Minkyu, eh Minkyu malah suka sama Yuri, dan Yurinya balik suka sama Wonjin. Lucu, kan? Iya, empat orang yang terjebak dalam lingkaran tapi tak ada yang saling berbalas. Sama-sama tak mau menoleh ke belakang. Entah di mana ujungnya, entah bagaimana akhirnya.

"Kak Yuri katanya ikut magang di sini cuma gara-gara tau lo ikut Voice of Ramadhan." Minhee yang tiba-tiba datang menghampiri.

"Maksudnya, bela-belain ke sini cuma biar bisa deket sama Kak Wonjin?" Tanya Seongmin memastikan.

Minhee menganggukkan kepalanya, "Yuri lagi mau-maunya ngejar kemoceng warteg kayak lo. Mendingan sama gue, cakep."

Wonjin diam, matanya melirik tajam pada Minhee.

"Cakep doang juga gak jamin, sih," Hyeongjun ikut nimbrung, "Liat tuh, Kak Minkyu, kurang cakep apa? Tapi Kak Yurinya malah sibuk ngejar Kak Wonjin. Padahal udah dibela-belain juga loh ikut magang di sini sama Kak Yuri."

"Kalo gue jadi Kak Yuri ya gue mending milih Kak Minkyu. Udah mana ganteng, pinter, rajin juga, ketua angkatan lagi, rajin menabung, rajin sedekah, selalu menuruti nasehat orang tua..-" Blablabla berbagai pujian tentang Minkyu yang cuma bikin Wonjin jengah.

Ini sebenernya yang temennya mereka itu siapa, sih? Kenapa Wonjin merasa gak dibela sama sekali?

"Bagus deh, gue doain Yuri sama Minkyu jadian. Biar Minju buat gue. Impas, kan, tuh, masing-masing dapet satu." Wonjin akhirnya buka suara lagi.

Dan di sisi lain ada Serim dan Allen yang tampak tidak mau mencampuri kisah cinta ala anak muda yang Wonjin jalani. Mikirin hidup sendiri saja sudah pusing.

"Bang Llen gak mau cari pacar, Bang? Kok gue perhatiin, Bang Allen gak ada deket sama siapa-siapa, sih?" Tanya Taeyoung tiba-tiba.

Allen cuma menggelengkan kepalanya. Tidak tampak dekat dengan siapa-siapa, bukan berarti benar-benar tidak ada, cuma tidak bisa. Mengingat kisah asmaranya selama ini, hm, miris, soalnya setiap suka sama orang, selalu cocoknya sama yang beda keyakinan. Sudah diusahakan sedemikian rupa, tapi tetap harus putus di tengah jalan. Ketika pilihan itu muncul, mencintai umatnya atau Tuhannya? Kalau kata Marcell, sih, "Tuhan memang satu, kita yang tak sama."

"Fokus menata diri sendiri aja dulu." Allen bijak, cocok untuk menjadi panutan.

"Bang Serim juga tuh, jangan sibuk gedein otot aja," Hyeongjun kini memgganti target, "Katanya habis wisuda mau langsung sebar undangan nikah."

"Iya kalo calonnya udah siap. Nah, ini? Boro-boro mau mempersiapkan diri. Yang digandeng aja gak ada."

Ada yang mau jadi gandengannya Serim? Silahkan kirimkan CV ke toko pakan burung terdekat.




voice of ramadhan 🌠

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang