~o0o~
Happy
Reading~o0o~
Para orang tua itu melepas kepergian Elvan dengan raut antara tak rela dan bahagia. Jika kalian pikir Elvan tipe orang yang pelit karena tak ingin mendapatkan pasangan yang gila harta jawaban nya benar.
Tapi dirinya sama sekali tak memikir dua kali saat membantu orang yang membutuhkan, Elvan memang bukan lahir di keluarga yang sangat taat akan agama. Namun jika masalah menjalankan kewajiban dirinya berusaha sebisa mungkin untuk tak lupa dan menyumbangkan sebagian hartanya pada yang berhak juga selalu Elvan usahakan.
"Kamu ini masih saja datang sendiri nanti lain kali datang sama istrimu, El. Oma pengen banget liat kamu jalan sama pasangan gitu." ujar Ani. Salah satu penghuni panti jompo.
"Iya masa masih jom..jo apa namanya sih lupa aku, An." sahut Lena. Wanita tua yang memakai syal di lehernya.
"Jomblo, Na." jawab Oma Ani.
"Nah itu maksud ku. Kalo aku masih muda juga mau kali sama modelan Nak Elvan begini." Oma Lena terkikik geli.
Semuanya hanya tertawa mendengar itu termasuk Elvan sendiri.
"Ya do'akan saja. Ya sudah para Oma dan Opa, ini sudah sore El pamit dulu ya. Kapan-kapan aku datang lagi. " ujar El yang hendak pulang.
"Kami selalu mendoakan kamu Nak. Terimakasih karena sudah sering berkunjung, anak cucu kami saja entah sudah pergi kemana melupakan kami." ungkap Hendra. Pria yang sudah lama tinggal disini.
Semuanya mengangguk setuju atas tuturan itu. Memang tak semua yang terlantar disini karena anak mereka ada juga yang di temukan di jalan dan di ajak untuk menentap di panti ini.
"Aku yang berterimakasih pada kalian dan opa jangan begitu disini kan tidak sendiri ada banyak teman, kalian juga boleh menganggap ku sebagai anak ataupun cucu kalian. Nanti akan ada dokter yang datang untuk memeriksa, El harap semuanya sehat dan selalu jaga kesehatan."
Semuanya menatap Elvan haru. Anak muda ini memang sangat menyayangi mereka semua. Selalu memastikan kesehatan, kenyamanan dan makanan sehat yang cukup. Pemeriksaan rutin di lakukan tiga kali dalam sebulan oleh salah satu dokter kepercayaan keluarga Elvan.
"Ya sudah El pamit dulu ya, Assalamualaikum." setelah menyalami kakek Hendra.
"Waalaikumsalam." semuanya menjawab dan menatap kepergian Elvan.
Jangan kaget jika Elvan bersikap lembut dan banyak berbicara saat dengan mereka. Karena itu semua memang benar adanya, tak ada keluarga yang mengetahui kebiasaanya itu bahkan kedua orantuanya. Ya mungkin ibunya sekarang sudah tahu karena aduan Sofia.
Ah! Dirinya teringat sesuatu. Perjanjian dengan sang ibu di menangkan oleh dirinya. Sudah Elvan duga memang akan menang, yang artinya sang ibu tak akan lagi mengusik dirinya soal menantu.istri.pacar.dll. Sungguh akan tenang hidupnya kini.
"YESS!!"
⏳⏳⏳
Pegawai kantor banyak yang menatap heran pada sang atasannya kini, mereka merasakan suasana hati bosnya itu sedang baik karena aura kebahagiaan sangat terpancar dari wajahnya.
Sungguh kejadian langka. Biasanya ada wajah datar dan tatapan tajam. Ya sekarang juga datar si.
Walaupun tak ada senyum yang menghiasi raut itu tapi tetap saja mereka bisa tau dari sorot mata Elvan. Sementara yang menjadi objek hanya fokus saja berjalan menuju lift khusus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng Om Suamiku
Random"Masih banyak urusan yang jauh lebih penting dibanding sibuk mencari kekasih." -Adithama Elvan Syahreza "Kenalin ini pacar gelap gue juga selama ini." -Aleta Queens...