~o0o~
Happy
Reading~o0o~
Malam ini adalah kencan kedua yang akan Elvan lakukan dengan Sofia. Alamat restoran sudah wanita itu kirimkan padanya ternyata di salah satu restoran khas negeri sakura. Sejak pertemuan pertama mereka sudah bertukar nomor handpone. Lebih tepatnya Sofia yang meminta akhirnya Elvan memberikannya.
Kaos putih pendek dibalut dengan jaket hitam dan sepatu sneakers putih Elvan gunakan. Jika di lihat Elvan nampak lebih muda memakainya, ketampanannya juga semakin berlipat.
Setelah mengunci pintu apartemen ia segera bergegas menuju tempat tersebut menggunakan mobilnya.
Saat di tengah jalan ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Elvan sedikit memelankan laju kendaraannya.
( Halo Van, kamu udah dimana? )
Sepertinya saya terlambat.
(Ah, tidak kamu ngga telat kok. Aku rasa, aku yang terlalu cepat. Ya sudah kalo gitu kamu hati-hati.)
Deheman yang Elvan balas. Ia langsung mematikan sambungan dan menancapkan gas.Sementara di restoran, perempuan bergaun merah diatas lutut tengah menunggu kedatangan Elvan. Dirinya sudah sangat siap malam ini, Sofia sudah mendapatkan restu dari ibunya Elvan kini tinggal meluluhkan hati pria itu.
"Aku harus segera membuat Elvan luluh. " sungguh Sofia dengan tatapan yang sulit di jelaskan.
Tak lama kemudian orang yang ditunggu akhirnya datang juga.
"Maaf menunggu." ucap Elvan seraya duduk di kursinya.
Sofia tersenyum manis. "Tidak kok Van, aku yang terlalu cepat datang. Oh iya makanannya sudah aku pesankan kamu tidak ada alergi kan? " ujarnya.
"Tidak. " singkat Elvan.
Mendengar itu Sofia tersenyum paksa. Mereka akhirnya menyantap hidangan yang sudah tersedia.
"Kalau boleh tau tipe wanita kamu itu seperti apa? " tanya Sofia memulai percakapan.
Elvan langsung meletakan sumpit yang digunakan untuk memakan sushi tadi. Lalu menatap datar ke arah Sofia.
"Tidak ada. Yang terpenting dia menyayangi kedua orang tua saya bukan harta saya. " tegasnya dengan tatapan tajam.
Sontak Sofia langsung menegang. Bukan karena dirinya ketahuan jika sedang mengincar harta Elvan, bukan. Tapi Sofia merasa seperti Elvan menilai dirinya seperti itu. Kata-kata pria di hadapnnya memang sungguh pedas.
"Dia pikir aku miskin apa?! Mudah saja bagiku mencari uang di luar sana karena aku cantik, tubuh oke, dan tentunya pintar. Keluarga ku juga tak semiskin itu. Sabar Sofia sabar. Untung cinta. " batinnya.
"Kau tidak seperti itu kan? " sinis Elvan.
Pertanyaan pria itu langsung menyadarkan Sofia dari lamunan dan kekesalan batinnya.
"Aku tidak tau seperti apa di mata mu, Van. Tapi jika boleh jujur, aku sama sekali tak ingin harta-harta mu itu. Aku juga mempunyai profesi yang cukup memenuhi kebutuhan ku. " jelas Sofia.
Elvan menatap dalam Sofia ternyata tidak ada kebohongan di dalamnya. Ya mungkin yang dikatakan ibunya benar, dia berbeda.
"Kenapa dia menatap ku seperti itu? Astaga jantungku." batin Sofia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng Om Suamiku
Random"Masih banyak urusan yang jauh lebih penting dibanding sibuk mencari kekasih." -Adithama Elvan Syahreza "Kenalin ini pacar gelap gue juga selama ini." -Aleta Queens...