Interogasi

376 22 3
                                    

“Bersyukur adalah jalan menuju bahagia. Tapi sebelum itu bahagia juga perlu di perjuangkan."

-Aleta Queensya Pratama.

---

~o0o~

Happy
Reading

~o0o~

Di saat anggota keluarga yang lain sedang beristirahat namun kedua orang ini masih dalam diam dalam ruang kerja milik Yuda. Sejak tadi belum ada yang membuka suara sampai Aleta merasa mengantuk sendiri.


Ayahnya duduk tenang di kursi kerja dengan berlibat lengan menatap dirinya dengan lekat.

"Jadi sejak kapan kamu kenal Pak Thama? Atau lebih tepatnya ada hubungan apa kamu dengan dia?" tanya Yuda to the point tidak bertele-tele.


"Pak Thama siapa?"

Yuda memijat pelipisnya terasa pusing. Menarik napas dan mengeluarkannya kasar. Ia lupa selain banyak tingkah putri keraton ini juga terkadang lemot dalam berpikir.

"Adithama Elvan Syahreza. Yang tadi siang bikin kamu salting sampe kayak wong sinting, sekarang ingat huh?"

"O-ohh.. Om ganteng toh," pelan Aleta mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Heh! Bilang apa kamu?!" Seru Yuda mendengar samar kalimat yang putrinya ucapkan.

"Nggak kok, tadi gimana Yah?" cengir Aleta tanpa salah.

"Duwe anak perawan siji kaya kiye temen rasane, kepengen tak ihh!! Punya hubungan apa kamu sama beliau Aleta Queensya Pratama?"

"Sabar Yah sabar, jangan terpancing bisikan setan. Aku iki putrimu siji-sijine, sing kanjeng ratu lahirken. Istighfar Yah."

Dengan mudahnya Yuda menurut saja mengucap Astaghfirullah aladzim.

"Nah, alhamdulillah wis lunga medi'e."

"Jawab ayah, Eta. Apa hubungan kalian?"

"Otw jadi my husband. Aamiin." Batinnya.

Aleta mengigit bibirnya cemas, bingung eh jawabnya. Masa ia harus jawab Om ganteng itu yang selama ini membuat tidurnya tidak tenang dan ingin segera ia nikahi. Bisa di depak Aleta dari rumah dan dicoret dari KK.

"Em..gini, aku ngga sengaja ketemu sama Om gan- maksud aku sama O-om Elvan eh Pak Thama. Aku waktu itu ngga tau Yah kalau dia itu orang penting. Ngga sengaja ketemu beberapa kali doang terus ternyata dia itu masih sepupunya Rehan." Jelas Aleta dengan terbata-bata.

"Beberapa kali? " selidik Yuda.

Mampus! Salah lagi. Runtuk Aleta dalam hati.

"I-iya? Ngga sengaja juga pas kemarin di mall sama Nulnul sama Mili. Emang kenapa sih, Yah? Ngga baik orangnya?" tanya Aleta kesal sendiri.

Kening Yuda mengernyit dalam memikir keras sesuatu yang ada dalam pikirannya. Aleta yang ditatap demikian memilih memainkan kuku-kuku jarinya santai, sesekali meniupnya.

"Begitu jadi, tidak apa-apa. Ayah cuma heran saja kok kamu sampai tidak tahu dia itu siapa dan ya ayah rasa juga kalian.. Ah tidak sudahlah sekarang kamu pergi tidur." Jawab Yuda mencoba menghilangkan pikiran ngawur pada otaknya.

Mulut Aleta mengangga kaget apa tadi?

Sudah? Selesai gitu? The End?

Ah tidak seru! Masa cuma begitu saja.

Om Ganteng Om Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang