"Masih banyak urusan yang jauh lebih penting dibanding sibuk mencari kekasih."
-Adithama Elvan Syahreza
"Kenalin ini pacar gelap gue juga selama ini."
-Aleta Queens...
“Banyak kenangan indah yang gue dapet semasa SMA. Termasuk punya the real best friend's.”
-Aleta Queensya Pratama.
---
~o0o~
Happy Reading
~o0o~
Hari ini adalah salah satu hari yang terpenting dalam hidup Aleta. Karena tak terasa ia sudah menuntut ilmu selama 3 tahun dengan bersusah payah dan akhirnya bisa mencapai kelulusan.
Sebenarnya bukan Aleta yang berjuang kala menuntut ilmu tapi guru-guru di sekolahnya yang lebih banyak berjuang mempertahankan dan menambah kesabaran mereka akan tingkah Aleta yang sangat anteng.
Kedua orangtua Nula juga sudah kembali dari honeymoon mereka dan memutuskan untuk tinggal dirumah keluarga Pratama sampai Aleta selesai kelulusan.
Gadis itu tampak anggun dengan balutan kebaya yang ia kenakan. Hiasan yang terlihat sangat sederhana yang menambahkan kesan kecantikan Aleta dengan rambut yang dibentuk sanggulan rendah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(kira2 seperti itu)
"Gila tangan Mbak emang ajaib ya, muka aku jadi keliatan fake banget." ucap Aleta mengamati dirinya sendiri pada cermin di hadapannya.
"Bukan tangan aku yang ajaib Al, memang sudah dasarnya kamu cantik. Coba aja kamu mau tampil gini tiap hari Mbak yakin banyak yang akan ngejar-ngejar kamu." balas Fania setelah menambahkan sedikit merapihkan rambut Aleta.
Gadis itu hanya mendengus kesal. Memangnya kenapa sih kalau dia tidak suka berdandan? Dunia tidak akan runtuh bukan lagi pula tidak dengan polesan makeup saja Aleta sudah cantik.
Tak lama kemudian pintu kamar terbuka dengan memperlihatkan Amrita yang sedang mengendong cucu cantiknya.
"Masyaallah kamu kok jadi cantik banget Leta. Bunda baru tau punya anak secantik kamu."
"Jadi selama ini aku ngga cantik dan bukan anak Bunda gitu? Jahat banget sih." dengus Aleta.
"Mana ada Aleta! Bunda capek-capek bawa kamu kemana pun waktu bersemayam di perut. Udah sekarang berangkat ayah sama abang kamu udah nungguin di mobil."
"Mungkin Aleta mau bukti proses pembuatannya Bunda." ujar Fania ambigu.
Amrita sontak langsung melotot mendengar ucapan menantunya itu wajahnya terasa panas. Sedangkan Aleta sekuat tenaga menahan tawa melihat reaksi sang bunda.