Happy reading
Pemilik bar segera menyapanya ketika Sakusa masuk. Dia sudah menjadi pelanggan tetap di sini, hingga Mikoto-san, pemilik bar, telah hafal padanya. Dari sini lah dia mendapat bir-bir bagus yang dia berikan pada Osamu. Selain itu, tempat ini bersih, sepi, dan nyaman untuk dirinya yang tidak menginginkan keramaian.
Dia membuka jaket, lantas dia berikan pada Shishio-kun, putra Mikoto-san, yang dengan sigap menggantungkannya di tempat yang disediakan. Suna mengikutinya, lantas dia memanggil Suna untuk duduk di kursi yang paling ujung. Sedikit jauh dari tempat Mikoto-san berdiri, tetapi dia segera menghampiri.
"Berikan aku Mocktail untuk sekarang," pinta Sakusa sembari membuka maskernya. "Aku minum cukup banyak semalam."
Mikoto-san mengangguk. "Bagaimana dengan Tuan?"
"Wishky," gumam Suna. Tampak tidak begitu tertarik.
Sakusa tidak tahu apa yang dipikirkan Suna, sehingga dia tampak acuh memesan minuman dengan kadar alkohol tinggi itu. Sakusa juga enggan berkomentar. Dia hanya membiarkan dirinya duduk dan menunggu Suna siap bercerita.
Akan tetapi, bahkan ketika Mocktail-nya datang bersamaan dengan Wishky Suna, lelaki itu belum membuka percakapan. Mikoto-san undur diri setelah memintanya memanggil bila ingin memesan minuman lainnya. Dia menatap minumannya sendiri. Lantas kembali pada Suna yang dengan ragu-ragu memegangi sloki-nya.
Sakusa menghela napasnya tidak sabaran. "Osamu sudah menceritakan semuanya, kalau kau ingin tahu." Dia tidak melihat Suna untuk mengetahui reaksinya. Dia lebih memilih untuk meminum Mocktail-nya. "Aku tidak tahu apa yang akan membuatmu lega dengan menemuiku."
Sakusa meletakkan gelasnya hati-hati, kemudian menatap Suna yang hanya menunduk. "Aku hanya ingin bertemu Osamu."
"Kenapa kau tidak langsung menemuinya?"
Suna menggeleng. "Dia tidak mau menemuiku. Kau sendiri tahu bagaimana Atsumu menyembunyikannya dariku. Selama bertahun-tahun aku mencoba menemuinya, tetapi Atsumu selalu selangkah lebih cepat. Aku selalu kehilangannya. Ini adalah titik terdekat yang pernah kudapatkan. Aku ... aku hanya ingin tahu apakah dia baik-baik saja."
"Aku tidak bisa bilang dia baik-baik saja," gumamnya. Setengah dari dirinya iba, sementara yang lain memuji pekerjaan Atsumu. Sakusa bertanya-tanya apakah itu alasan Osamu enggan mencari pegawai? Dia menggeleng demi menghalau pemikiran itu. Dia harus fokus pada Suna sekarang. Dia menambahkan, "Osamu harus melalui banyak hal karena peristiwa itu. Bukan hanya Osamu, Miya ... Atsumu, maksudku, juga harus mengalami hal mengerikan. Apa kau tahu Osamu harus dirawat di rumah sakit beberapa hari karena kejadian itu."
Suna menggigit bibirnya. Lantas meminum setengah sloki, sebelum meletakkannya dengan agak keras. Dia melirik pada Mikoto-san, lelaki itu tidak suka dia ada yang membuat kegaduhan. Bahkan hanya dengan meletakkan gelas terlalu keras. Suna melihat kemana perhatiannya, lantas mengikuti arah pandangnya.
"Aku tahu. Maaf," katanya pelan. "Aku tidak berniat melakukannya. Sungguh. Aku tidak tahu mereka akan melakukan itu pada Osamu. Mereka hanya bilang ingin berbicara. Aku bersumpah, jika aku tahu mereka akan melakukannya, aku ...."
Sakusa menggertakkan gigi, memotong racauan Suna. "Kau mencari pembelaan diri?"
Suna terlonjak. Wajahnya memucat. Sejujurnya Sakusa tidak berniat untuk membuat ucapannya setajam itu. Akan tetapi, dia tidak bisa menahan diri. Apalagi ketika dia melihat Suna mencoba membela dirinya. Pantas saja Atsumu ingin menghajar orang ini setiap kali mereka bertemu di luar lapangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/264761538-288-k693498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Onigiri Miya (SakuOsa/SunaOsa) [END]
FanfictionSakusa Kiyoomi penasaran ketika Atsumu berkata dia ditendang keluar dari dapur Osamu Miya. Untuk itu, dia memutuskan untuk datang dan membeli beberapa Onigiri. Namun, siapa yang menyangka kedekatannya dengan Osamu membuatnya terseret dalam masa lalu...