Bab 15

502 82 12
                                    

Warn : OOC AF, cerita nggak jelas, dan ... selama ini aku bilang ayo bikin fluffy di fanfic ini? Hahahahaha No! wkwkwk

Happy reading

Sakusa seharusnya bisa mengendalikan dirinya. Dia itu sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Bukan anak sekolah yang kelimpungan hanya karena gadis—dalam kasus Sakusa, lelaki—incarannya didekati oleh orang lain. Akan tetapi, dia semakin gelisah.

Bahkan pagi ini—setelah tiga minggu yang panjang dengan pertandingan dan latihan yang melelahkan—pelatihnya memberikan libur dan hanya diberi sedikit menu latihan. Sakusa menyelesaikan menu latihan paginya, dan segera menemui Osamu. Restoran Osamu baru saja buka. Saat Sakusa turun dari mobil, Osamu sedang membuka papan tanda di restorannya. Lelaki itu terbelalak karena kedatangannya, kemudian membuka pintu.

"Datang untuk sarapan?"

Sakusa mengangguk sembari menurunkan maskernya. "Sebenarnya aku ingin mengajakmu pergi. Hanya kita berdua." Berkencan. Namun Sakusa memilih untuk tidak mengatakannya. "Aku akhirnya mendapat hari libur."

Osamu mengerutkan keningnya. "Tetapi aku baru membuka restoranku. Aku tidak bisa pergi sekarang."

Mereka berjalan masuk beriringan setelah Osamu membuka pintunya lebih lebar, dan mempersilahkan Sakusa masuk.

"Aku tahu," jawab Sakusa. "Mungkin nanti malam, kalau kau tidak keberatan?"

Osamu tampak menimbang, tetapi kemudian dia mengusap belakang kepalanya. "Dengar, Kiyoomi! Aku senang dengan ajakanmu, tetapi kau tidak perlu memaksakan diri. Kau tidak menyukai keramaian, dan tidak suka makan di luar karena kau tidak merasa itu bersih. Karena itulah kau sering kemari, dan aku memasakkanmu. Jangan memaksakan dirimu!"

Sakusa duduk setelah seperti biasa membersihkan kursinya dengan tisu beralkohol. Dia memperhatikan Osamu berkutat dengan onigiri-onigirinya yang masih utuh di counter. Masih mengepulkan asap panas yang menggoda. Lelaki itu tergiur dengan baunya yang menggugah selera. Berapa kali pun kemari, Sakusa tidak pernah bosan dengan masakan Osamu.

"Aku tahu satu hotel yang menyediakan private beach," tawar Sakusa saat Osamu memberikannya Onigiri yang biasa dipesan Sakusa. "Pantai mereka indah dan sepi. Maksudku, tempat itu tenang. Kau akan menyukainya."

"Entahlah, Kiyoomi. Hotel itu sedikit ...."

"Kita bisa memesan dua kamar," tambah Sakusa meyakinkan. "Aku kenal pemilik hotel itu. Dia ehm ... kami pernah bekerja sama sebelumnya. Tentang foto iklan. Tempat itu menakjubkan."

"Harganya pasti mahal."

"Dia menawarkanku potongan harga." Itu bohong, tetapi apalagi yang bisa Sakusa katakan.

"Bukankah seharusnya kau latihan besok."

"Aku mendapat libur dua hari."

Merasa tidak ada hal lain yang bisa digunakannya untuk menolak, Osamu mengangguk. "Okay. Jam berapa?"

"Jam berapa restoranmu tutup?"

Osamu menatap jam. "Setelah jam makam malam, kalau onigirinya habis sebelum itu, aku akan tutup sebelum jam makan malam."

"Okay," kata Sakusa. "Hubungi aku jika kau akan menutup Restoran. Aku akan memesan tempat dan menjemputmu nanti."

Sakusa memakan onigirinya puas, sembari berpikir apa yang harus dilakukannya untuk membuat Osamu menutup restorannya lebih cepat? Akhirnya Sakusa menyarankan salah satu kenalannya membeli onigiri di restoran Osamu. Kenalannya itu salah satu pengurus training camp voli sehingga tidak sulit untuknya membuat Osamu menjual onigirinya dalam jumlah banyak. Lagipula, Sakusa adalah pecinta kebersihan, tidak ada yang tidak tahu hal itu, dan dengan menawarkan suatu tempat makan begitu saja, sudah membuat temannya itu percaya pada kualitas Onigiri Miya.

Onigiri Miya (SakuOsa/SunaOsa) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang