¹⁷

664 52 0
                                    

Last CHRISTMAS
- jenlisa -

=======

Jennie POV

Duduk seorang diri didepan televisi yang menyala bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Aku tidak benar-benar memperhatikannya. Dengan sengaja aku memang menyalakannya hanya untuk menemaniku dan mengusir rasa sepi.

Sejujurnya aku menunggu seseorang. Mungkin akan sia-sia, tapi aku tidak mengaharapkan itu terjadi. Aku sangat berharap ia akan datang dan menemuiku.

Pukul 21.23, apakah seharusnya aku berhenti menunggu dan meringkuk ditempat tidurku saja?

Tapi hatiku terus memaksa untuk terus melakukannya sejauh mungkin. Aku sangat berharap bisa melihat wajahnya dan memeluk erat tubuhnya malam ini. Itulah alasan mengapa aku terus melakukannya sampai sekarang. Alasan megapa aku mengabaikan rasa bosan selama berjam-jam. Juga alasan rasa tak tenang tumbuh begitu liar meskipun aku hanya duduk di sofa empuk yang menjadi tempat ternyaman disini.

Berkali-kali kepalaku memutar sekedar untuk mengamati pintu unitku dengan mata sayu. Bisakah pintu disebelah sana terbuka dan menampilkan seseorang yang aku rindukan?

Pukul 22.00 tepat, masih tidak terjadi apapun pada pintu disudut ruanganku. Ia masih tertutup rapat tanpa satu pun ketukan pernah terdengar.

Kini aku memutuskan untuk meringkuk diatas sofa, namun tetap membiarkan televisi itu terus menyala. Aku lelah. Mungkin malam ini aku memang harus menghadapi kenyataan jika aku harus kalah dengan keinginanku sendiri. Aku menyerah.

.
.
.
.
.

Lisa POV

“Bibi aku harus pergi dan menemui seseorang. Maaf karena tidak bisa menginap”

Wanita didepanku itu tersenyum meski aku tahu ia menahan rasa sedih. Tapi harus bagaimana lagi, tidak mungkin aku terus berada disini dan mengabaikan kekasihku.

“Ya, aku tidak bisa menahanmu meskipun aku ingin Lisa” bibi Park menyelipkan tawa ringan diakhir kalimatnya. Kami berhenti di teras, sedangkan mobilku terparkir tepat didepan rumahnya.

“Maafkan aku bibi” tubuhku mendekat untuk memeluknya hangat. Ia adalah ibuku yang kedua setelah wanita yang sudah melahirkanku.

“Apa dia kekasihmu Lalisa? Sampai-sampai kau tega meninggalkanku dan memilih untuk menemuinya” ucapnya setelah pelukan kami terlepas. Wajahnya begitu serius, namun tawa kembali hadir setelahnya. “Wah, putriku sudah tumbuh dewasa dan tahu jatuh cinta ternyata”

Tanganku bergerak untuk menyentuh salah satu bagian kepalaku tanpa sadar, menggaruknya pelan dengan raut wajah malu. Aku hanya bisa tersenyum sembari berbicara lirih untuk menanggapinya “Ahh, itu…”

“Siapa namanya? Gadis mana yang kau kencani hmm? Mengapa tidak mengenalkannya padaku?”

“Bibi, aku baru mengencaninya beberapa minggu ini”

“Oh, benarkah? Tapi siapa dia?”

“Emm, dia…” aku melihat bagaimana besarnya rasa penasaran dari bibi Park ketika aku menggantungkan kalimatku. Wanita itu terus menatapku tanpa berkedip.

Last CHRISTMAS 《JenLisa》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang