Last CHRISTMAS 《JenLisa》

⁴⁶

Last CHRISTMAS
- jenlisa -

=======

Beberapa Bulan Kemudian...

Jisoo POV

Tidak banyak yang bisa aku lakukan selain diam dan bekerja di dalam ruang kerjaku. Sekarang aku menjadi seorang gadis yang sibuk, bahkan pekerjaan yang aku miliki benar-benar memaksaku untuk terus duduk pada kursi besar yang aku miliki di ruangan ini.

Aku yang sekarang adalah seorang pemimpin di rumah sakit milik keluargaku, bukan lagi seorang model yang banyak menghiasi sampul majalah ataupun iklan-iklan di televisi. Appa memberiku kepercayaan dan tanggung jawab yang begitu besar, sehingga aku harus bertindak cukup hati-hati dan mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan suatu hal. Tapi itu justru memberiku banyak tekanan dan kekhawatiran.

Satu hal yang akan terus aku tanamkan didalam hatiku adalah aku tak akan pernah mengecewakan appa dan membuat bisnis yang telah dibangunnya sejah dulu itu mendadak hancur karena ulahku. Aku harus bekerja keras.

"Maaf Direktur Kim, ada seseorang yang datang dan ingin bertemu dengan anda" seseorang tiba-tiba saja masuk setelah ketukan pintu terdengar beberapa kali. Untuk beberapa saat aku menghela nafas, ia sedikit mengganggu pekerjaanku.

"Siapa?" aku menatapnya, dan seseorang itu justru terlihat kebingungan karena pertanyaanku.

"Jika ia hanya akan membuang waktuku, katakan saja padanya jika aku tidak bisa. Aku terlalu sibuk untuk hal-hal yang tidak berguna, dan yah banyak pekerjaan yang harus segera aku selesaikan" dan kini aku mengalihkan tatapanku lagi pada beberapa dokumen di depanku.

"Maafkan saya, saya tidak tahu siapa dia dan saya juga tidak pernah melihatnya sebelum ini. Tapi dia mengatakan jika kedatangannya ini untuk suatu hal yang sangat penting"

Aku menghela nafas lagi, menjatuhkan tatapanku padanya. Seseorang yang tidak dikenal, tapi dengan tiba-tiba datang untuk sesuatu yang penting. Yang benar saja.

"Apa kau yakin?"

Seseorang itu menganggukkan kepalanya. "Ya. Itu yang dia katakan sebelumnya"

"Baiklah, biarkan dia masuk dan menemuiku"

Seseorang itu pergi setelah membungkukkan badannya. Kini aku kembali ke pekerjaanku, fokus pada dokumen-dokumen itu. Dan setelah ada ketukan pintu untuk yang kedua kalinya, seseorang kembali masuk ke dalam ruang kerjaku.

Suara heels yang berbenturan dengan lantai benar-benar terdengar jelas, tapi aku tak peduli. Aku tak memperhatikannya dan tetap fokus pada apa yang aku lakukan sekarang. Aku yakin kini ia sudah berdiri di depan meja dan tengah menatapku.

"Annyeonghaseyo"

Degg...

Jantungku hampir saja copot bahkan hanya dengan sapaan itu. Suaranya terdengar begitu lembut. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana ketika ia berbicara, dulu. Bahkan apapun tentangnya, itu masih segar ada di dalam otakku.

Aku diam, menghentikan aktivitasku. Kini aku seperti manusia yang baru saja dikutuk menjadi patung batu. Aku tak berkutik, tapi jantungku terus memberontak dan bergemuruh di dalam sana.

"Maaf jika kedatanganku sangat menganggumu"

Kutekan perasaanku dalam-dalam. Aku harus mengendalikan diri terlebih dahulu sebelum menghadapi gadis itu.

Aku menghela nafas dengan sangat jelas. Lalu mengangkat kepalaku dan menatapnya dengan perasaan tak suka. Dia - Roseanne Park, kini tengah berdiri di depanku dengan sangat kikuk.