³⁴

524 39 0
                                    


“Kau ingin membawaku dalam masalah?” Jisoo mendengus kesal ke arah Hanbin yang kini duduk tepat dihadapannya. Namun pria itu justru terkikik geli ketika Jisoo mengerucutkan bibirnya. Salah satu tangannya terus sibuk memainkan sedotan yang terletak didalam minuman yang telah berkurang sedikit.

“Masalah? Tidak, aku tidak membawamu dalam masalah apapun” Hanbin mengungkapkannya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Apa yang ingin ia lakukan sekarang mungkin bukanlah suatu masalah untuknya. Tapi bagi gadis didepannya, sore ini bisa menjadi awal mula dari perang dingin yang besar jika seseorang yang tengah mereka tunggu mengetahui rencana yang telah disusun keduanya. Bagaimanapun Jisoo yakin Jennie tak akan menyukai hal ini.

Jawaban dari Hanbin jelas membuat Jisoo semakin kesal. Dengusannya bahkan terdengar lebih jelas dari sebelumnya, namun Hanbin tak menganggap reaksi itu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Bagi Hanbin itu justru terlihat lucu.

“Hey, aku hanya meminta sedikit bantuan. Tidak lebih dari hanya membawanya bersamamu. Itu saja”

“Tapi bagaimana jika ia mengetahui semuanya. Bagaimana jika Jennie tahu bahwa dengan sengaja aku membawanya untuk menemuimu, untuk membantumu memperbaiki hubunganmu dengannya. Kau tidak paham dengan posisiku Hanbin” suara Jisoo menggelegar keras. Namun ketika sampai dikalimat terakhir, kekuatannya seperti hilang seketika. Suaranya menjadi lirih seperti tak berdaya.

“Salah. Justru karena aku tahu posisimu jadi aku memilihmu untuk membantuku dalam hal ini. Lagi pula aku sudah merancang apa yang ingin aku lakukan. Kau tak perlu khawatir, sedikit pun ia tak akan tahu jika kita telah merancang pertemuan ini sebelumnya”

“Apa kau yakin? Kau bisa dipercaya kan?”

Hanbin mengangguk dengan cepat dan mantap. “Ya, seratus persen kau bisa mempercayaiku”

“Baiklah, kau harus membuktikan kata-katamu itu”

“Tentu” ucap Hanbin tanpa ragu sedikitpun.

Untuk beberapa menit kemudian, keduanya hanya diam dengan pikirannya masing-masing. Jisoo tak bisa berhenti memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi setelah malam ini. Bagaimana jika Jennie murka padanya? Bagaimana jika Jennie membencinya? Juga menjauhinya ketika tahu jika ia bersekongkol dengan pria yang merupakan mantan pacar gadis itu.

Dari yang Jisoo tahu, Jennie tak membenci Hanbin. Hanya saja ia tak ingin bertemu lagi dengan pria itu. Melihat Hanbin dari kejauhan saja sudah membuat Jennie sebal, apalagi jika berhadapan. Karena luka lama itu masih berbekas, kenangan pahit itu masih menempel di ingantannya meski sudah berusaha keras ia melupakannya.

Mata Hanbin sesekali melirik pintu restoran yang terhalang oleh beberapa pengunjung lain. “Kapan Jennie akan datang? Apa kau yakin dia benar-benar akan datang?”

“Tunggu saja sebentar lagi. Hari ini Jennie mempunyai pemotretan penting, dia akan datang setelah menyelesaikannya. Dia tak pernah mengingkari janji. Jika pun dia tak bisa datang, dia pasti sudah memberitahuku beserta alasannya”

Kepala Hanbin mengangguk, ia menyetujuinya. Karena bagaimanapun ia juga pernah menjadi bagian dalam kehidupan Jennie.

Drtt… Drtt…

Ponsel Jisoo dengan tiba-tiba bergetar. Mata Hanbin cepat-cepat menatap benda pipih itu. Alisnya sedikit berkerut ketika Jisoo menempelkan jari telunjuknya tepat didepan bibirnya yang berwarna merah muda itu. Namun sepertinya Hanbin masih juga tak mengerti.

Last CHRISTMAS 《JenLisa》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang