⁴¹

480 31 1
                                    

Hai, udah lama banget ya. Hehe, sorry. Awalnya aku janji bakal update bulan agustus, tapi pada kenyataannya aku gak bisa. Aku gak tepati janji itu. Karna perkiraan aku meleset. Kesibukan aku gak abis-abis, bahkan jadwal-jadwal kegiatan aku pada molor karna adanya pandemi. Dan itu berdampak banget buat aku lanjutin nulis atau sekedar edit cerita ini.

Tapi syukur, sekarang aku udah selesai'in sampai akhir. Nantinya bakal aku up beberapa kali aja, tinggal tujuh chapter sih 😁.
Aku juga udah edit dari awal sampe akhir, udah aku rapihin. Jadi lebih enak buat dibaca daripada yang sebelumnya (menurut aku sih ini hihi).

Kalo kalian lupa sama jalan ceritanya gimana, atau penasaran jadinya sekarang cerita ini seperti apa boleh banget buat dibaca ulang. Tapi kalo enggak langsung baca lanjutannya aja gapapa 😁

Dan sebagai gantinya karna udah lama banget aku libur buat lanjutin, jadi malam ini aku bakal up tiga chapter sekaligus.

Selamat membaca ya gais, semoga suka 😊

Salam,
_bee_
🐝

.
.
.

Last CHRISTMAS
- jenlisa -

=======

Lisa POV

"Kau akan pergi?" Chaeyoung bertanya padaku secara tiba-tiba. Badanku berbalik, menatap gadis itu sekilas yang kini tengah berdiri di pintu kamarku. Sedangkan aku berdiri di depan cermin, mempersiapkan diri sebelum pergi.

"He'em" kepalaku mengangguk.

Dari pantulan cermin aku bisa melihat jika keningnya berkerut. "Kemana?"

"Aku akan menemuinya" senyumku terukir tipis sembari berjalan mendekat. Tapi ia justru memberiku ekspresi terkejut.

"Untuk apa?"

"Sesuai rencananku. Seperti apa yang pernah aku ceritakan padamu"

"Tidak tidak. Lisa kau yakin dengan apa yang akan kau lakukan?"

"Seribu persen aku yakin Chaeyoung. Aku harus menyelesaikannya" senyumku terukir lagi, sangat tipis.

Miris memang, aku masih saja memaksakan senyum ketika aku harus mengambil keputusan yang teranat berat. Aku benci ini, aku benci diriku dan hidupku.

Kini Chaeyoung menatapku dengan sorot mata iba. Bibirnya melengkung kebawah. "Itu akan menyakitinya Lisa. Kau tahu kan? Dan bukankah itu akan menyakitimu juga?"

Aku menghela nafas. "Aku tahu. Tapi semuanya akan berakhir lebih menyakitkan jika aku tidak melakukan apapun. Aku akan menghindar dan pergi jauh setelah ini. Dia tak akan tahu apapun yang terjadi padaku dan aku tak akan menyakitinya lagi. Tidak lama lagi akan mat..."

"Tidak. Hentikan omong kosong itu. Diamlah atau aku akan menjahit mulutmu rapat-rapat" ia memotong dengan tegas dan penuh ancaman. Matanya melotot tajam padaku, dia tidak suka ketika aku berbicara tentang kematian.

"Okey okey" ucapku sembari mengangkat kedua tanganku setinggi kepala.

"Jadi kau tetap akan pergi?"

Last CHRISTMAS 《JenLisa》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang