⁴⁰

883 47 17
                                    

Ini chapter terakhir yahh sebelum aku libur agak lama buat publish kelanjutannya.
Saat ini baru nulis sampe chapter 43 sii,
tapi selama aku sibuk banget sama kegiatan didunia nyata paling enggak selama dua bulan kedepan,
aku mau lanjut nulis sampe selesai dulu dan revisi sedikit demi sedikit dari chapter-chapter awal itu.
Karna yaa, ngerasa masih ancur banget tulisannya. Nahh setelah itu baru nanti aku publish kelanjutannya satu per satu 😁

Emm, maaf yaah nantinya kalian jadi nunggu agak lamaan. Tapi sekarang baca dulu aja bagian terakhir ini 😅
Semoga terhibur

.
.
.

Last CHRISTMAS
- jenlisa -

=======

Beberapa minggu setelahnya...

Chaeyoung POV

Sudah berjam-jam aku duduk bosan diatas sofa dengan menyandarkan punggungku. Menunggu seseorang ternyata juga sangat melelahkan. Lalu mataku melirik pada ponselku, hampir pukul 5 sore.

Tapi kenapa seseorang didepan sana masih saja sibuk dengan pekerjaannya? Matanya terus fokus mengarah pada berlembar-lembar kertas yang tertumpuk dihadapannya. Tangannya tak pernah berhenti bergerak, entah membolak-balikkan kertas itu atau mungkin menuliskan sesuatu diatanya.

Ohh ayolah Lisa, aku benci menjadi patung hidup di tempat ini.

"Lisa!" aku memanggilnya dengan nada tinggi. Sangat berharap ia akan merasa terganggu dan membawaku pergi dari tempat ini sekarang juga.

"Hmmm..." sedikitpun ia tidak mengalihkan fokusnya, hanya memberi jawaban tak berarti.

"Kapan kita akan pulang?"

"Kau bisa pulang kapan saja Chaeng, pulanglah jika kau mau"

Dia lupa akan tugasku? Padahal aku selalu bersamanya karena aku ditugaskan untuk mengawasi dan mengontrol semuanya. Jadi bagaimana bisa aku pulang terlebih dahulu?

Dia gila. Sama saja ia ingin memasukkanku ke dalam kandang singa. Jika ibuku tahu, sudah pasti wanita itu akan memarahiku. Bukan Lisa.

"Tidak, aku akan pulang bersamamu"

"Jika begitu kau harus menungguku Chaeyoung. Dan aku tau apa yang sedang kau lakukan disana, berhentilah menggerutu. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebentar lagi"

"Baiklah, dengan satu syarat Manoban"

"Katakan saja, aku akan memenuhinya" ia berbicara masih tanpa menatapku.

"Ice cream, belikan aku ice cream" bibirku tersenyum lebar. Dengan wajah mendung yang kini mendadak cerah, aku menegakkan tubuhku dengan cukup semangat.

Saat itu juga Lisa mengerutkan keningnya, lalu menatapku dengan wajah aneh. Perlahan ia mengembangkan seutas senyum di bibir tebalnya.

Itu bukanlah sebuah senyuman manis, tapi ia tengah meledekku. Meskipun bibirnya melengkung naik, namun wajahnya tampak begitu menyebalkan. Sebentar lagi ia pasti akan berulah.

"Uhh baby Chipmunk menginginkan ice cream ternyata. Tunggu sebentar lagi ya? Oke bayi kesayanganku? Aku akan membelikannya satu untukmu" suara kecil yang ia buat dengan sengaja benar-benar terdengar menjijikkan. Aku kesal, Lisa berhasil menguji kesabaranku.

"Hanya satu? Kenapa kau tidak membelikanku beserta tokonya saja?" dengusku sembari membuang pandangan.

"Aku sanggup membelikan satu toko untukmu. Dua atau tiga pun aku mau. Tapi kau harus bisa menghabiskan semua ice cream yang ada didalamnya dalam beberapa jam. Apa kau sanggup?"

Last CHRISTMAS 《JenLisa》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang