Sakit

551 32 0
                                    

Gus zian berlalu begitu saja masuk ke kamar tak seperti bisanya yang selalu membuat ulah.

Sang empu tak kuat menahan rasa sakitnya, pandangannya seketika mengabur dan badannya limbung ke bawah.

Umi Zaida ~ nama umi gus zian dan gus adzriel

Zaida mulai khawatir akan kondisi putranya didalam, pasalnya setelah pulang tadi sang empu masih saja dikamar tak keluar hingga sore hari ini

Umi zaida memanggil suaminya untuk membuka kamar gus zian karna sedari tadi gus zian dipanggil tak menjawab sautan nya.

Brak

"Ya allah zian" umi zaida menangis melihat anaknya yang pingsan di lantai dengan rona wajah pucat

"Abi ayo ke rumah sakit sekarang" pinta umi zaida

"Kang kang kang" abinya~kiyai Hafidz mondar mandir mencari kang kang ndalem

"Maaf yai, yai mau apa biar saya bantu" ujar salah satu kang ndalem dengan setia berposisi ndengkul.

"Kang siapin mobil sekarang! Zian sakit" perintah kiyai hafidz, kang ndalem tersebut langsung menyiapkan mobil sesuai dengan perintah kiyainya

☆☆☆☆☆

Gus zian masih terlelap dalam tidurnya, umi zaida dan kyai hafidz memutuskan untuk membaca alquran setelah sholat tadi.

Tak selang beberapa lama gus zian sadarkandiri, melihat ruangan yang serba putih, tangan yang kebas, dan juga obat obatan gus zian yakin dia dirumah sakit.

"Mi.." lirih gus zian, bahkan hampir tidak terdengar untung saja kamarnya hening.

"Alhamdulillah zian kamu dah sadar" umi zaida dan kyai hafidz langsung bergegas mendekati gus zian.

"Haus" lirih gus zian menatap kearah uminya, tanpa babibu umi zaida mengambil air putih diatas nakas dan membantu sang putra untuk meminumnya.

"Zian kok bisa disini mi" seinget gus zian dirinya dikamar dan mengeluh sakit kepala setelah itu pandangannya mengabur


"Tadi zian pingsan, jadi umi bawa zian ke rumah sakit dah" jelas uminya sambil mengelus rambut gus zian.

Setelah gus zian sadar dokter masuk dan mengecek keadaan gus zian

"Bagaimana dok" tanya umi dan abinya bersamaan

"Alhamdulillah pasien hanya kelelahan, besok pagi sudah bisa pulang kerumah" jelas dokter tersebut

"Alhamdulillah"

Kiyai hafidz menolak permintaan sang empu yang meminta untuk sekolah pagi ini.

Dirinya tak kenal akan rasa sakit, ya bukannya gimana gimana tapi kalau sakit kan pelajaran nggak bisa meresap kepikirannya.

Sang empu hanya pasrah benar juga kata kedua orang tuannya, kalau dirinya memaksakan tubuh lemasnya itu ke sekolah pati semakin mengkhawatirkan teman temannya dan pelajaran tak kan bisa masuk ke pikirannya.

Sahabatnya mulai khawatir akan keadaan gus zian yang memprihatinkan kemarin pasalnya di chat tak ada respon apapun dari sang empu hanya tertera terakhir dilihat kemarin 12.00.

Dengan sigap sepulang sekolah mereka mengganti pakaian dengan sarung, koko, dan peci karna mereka tau kalau gus zian seorang gus jadi mereka mengubah gaya penampilannya, dan mereka memilih untuk kerumah gus zian untuk menjenguknya.

Saat mereka sampai di halaman depan rumah gus zian mereka bertemu santri kiyai hafidz.

"Kang gus zian kenapa ya kang kok tadi nggak berangkat sekolah?"

"Gus zian baru sakit" jawab kang kang tersebut

"Gus ziannya ada di dalam? Kita mau ketemu kang"

"Ada kang, biar saya sampaikan ke kiyai hafidz dulu" ujar kang santri itu

Dengan ndengkul kang santri itu menyampaikan pesan sahabatnya gus zian.

"Assalamualaikum yai"

"Waalaikumsalam, ada apa kang?"

"Itu yi ada yang mau jenguk gus zian, katanya temannya gus zian"

"Oalah suruh masuk saja kang"

"Nggeh yai ( ya yai)"

Hisyam dan iqbal pun masuk ke ndalem setelah mendapat jawaban dari kang santri tersebut

"Kalian teman temannya zian ya?" Tanya kiyai hafidz yang baru saja menghampiri mereka

"Nggeh yai (ya yai)"

"Ziannya baru dipanggil sama uminya tunggu sebentar ya"

"Nggeh yai"

"Yai kok kayak pernah kenal sama kalian siapa ya yai lupa"

"Saya hisyam dan ini iqbal yai" ujar hisysm sambil menunjuk kearah iqbal

"Oalah hisyam sama iqbal to dah besar ya sekarang" hisyam dan iqbal pun tersenyum ke arah kiyai hafidz

Gus zian keluar dengan memakai hodie abu abu dan sarung hitam polos miliknya dan tak lupa rona sedikit pucat di wajahnya.

"Syam, bal!" sapa gus zian dengan nada lemasnya

"Abi tinggal ke pondok dulu ya zi" gus zian menganggukan kepalanya

"Gimana keadaan lo zi?"

"Udah mendingan kok kalian tenang aja"

"Tenang mulu kata lo, mana bisa tenang zi lu sakit kayak gini, sahabat mana yang nggak khawatir sama keadaan sahabatnya sendiri yang lagi sakit!"

Mereka mengobrol tak terasa adzan asar berkumandang.

"Zi kita balik dulu ya dah asar cepet sembuh ya lu"

"Makasih syam, bal, dah nyempatin jengukin gua"

"Santai lah bro"

Mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing masing, setelah mendengar adzar asar berkumandang gus zian memutuskan untuk sholat berjamaah dengan abinya di rumah karna gus zian belum kuat untuk ke mushola pondok.

Ceritanya mulai nglantur ya
Maaf ya 🙏

Gus Zian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang