jenius

314 25 0
                                    

Zalwa menendang keras perut gus arsyad menyisakkan jejak sepatu di seragam gus arsyad.

Gus arsyad pingsan setelah mendapat tendangan keras dari zalwa, guru bk yang sedari tadi berbincang di kelas mengenai zalwa seketika dibuat terkejut dengan suara kelahi di depan kelas.

"Zalwa!!!" Sang empu terkekeh pelan setelah melihat guru bk dan wali kelasnya marah terhadapnya.

"Obatin dan jagain arsyad!" Perintah guru killer tersebut dengan tegas nya

"Dih ogah lah pak, orang dia duluan yang mulai, saya juga nggak kenal nih orang siapa main jregal kaki saya duluan" guru tersebut semakin geram melihat tingkah anak didepannya.

"Mau obatin arsyad apa mau saya panggil ortumu kesekolah?"

"Ck ya ya pak"

Gus arsyad dipapah guru killer itu ke uks setelahnya guru killer itu pasrahkan ke zalwa sebagai bentuk tanggung jawabnya sudah membuat anak orang celaka.

"Nyebelin banget sih lo, pakek acara pingsan segala jadi repot kan gua!" Zalwa menatap ke arah gus arsyad dengan tatapan kekaguman, wajahmya yang tampan membuatnya tak berkutik dari tempatnya bahkan ia melupakan tujuan nya ke uks untuk mengobati gus arsyad.

"Euugh" leguhan kecil dari sang empu yang membuyarkan lamunan zalwa sontak zalwa langsung berbalik arah mencari p3k tetapi ia urungkan.

"Ngapain lo disini" sontak zalwa terkejut dengan jawaban itu

"Dah ditolong bukannya makasih malah ngomel ngomel gak jelas, oh ya niat banget lo tadi jregal gua emang lu punya masalah apa sama gua?" Sarkas zalwa.

"Ok makasih, dan kenapa gua tadi niat banget karna gue pengen aja" gus arsyad urungkan niatnya untuk jawab jujur takut semisal gus zian tau dan malah marah terhadapnya.

"Gak jelas banget!" Zalwa kembali mengambil p3k dan langsung direbut oleh gus arsyad

"Balik aja lo! Takut jadi fitnah liat aja kita berdua disini, masalah ngobatin gua bisa sendiri"zalwa melenggang pergi tanpa memikirkan gus arsyad yang terbaring kesakitan di uks.

Pintu uks dibuka kasar pada waktu jam istirahat dan muncul satu siswa yang berjalan dengan nafas tersenggal.

"Bang... hah... lu.. gak.. hah papa?" Tanya seseorang tadi yang tak lain adalah gus zian.

"Panik amat bro!" Gus arsyad tertawa melihat gus zian berlari kesetanan kearah uks.

"Ah lu mah bang gua udah khawatir malah diketawain, tau ah mending gua ke kantin" tangan gus zian dicekal gus arsyad yang membuat gus zian mengurungkan niatnya untuk keluar uks.

"Sensi amat gus ku ini, kayak anak pms aja" gus arsyad terkekeh dengan tingkah gus zian seperti oerempuan yang sedang pms.

"Sinsi imit gis ki ini" gus arsyad tertawa terpingkal pingkal melihat wajah gus zian yang menggemaskan itu.

"Dah lah laper gua, mau nitip kagak? Gus arsyad yang nyebelin" gus zian menekan pada kalimat gus arsyad yang nyebelin, gus arsyad hanya bisa geleng kepala melihat tingkah gus zian saat ini.

"Somay zi satu, lo traktir kan?"

"Enak aja lu traktir traktir, gada traktir traktir mana uang lo!" Ujar gus zian seperti preman yang malak uang.

"Kayak preman yang mau malak aja lu zi!" Gus asyad menyodorkan uang 50.000

"Gua traktir ya bang!" Gus zian berlari dari hadapan gus arsyad

"Woi gada gitu ya! Tuh uang terakhir gua!"

"Thanks bang!" gus zian tak mengubris teriakan dari gus arsyad.

Gus zian sengaja telat masuk kepelajaran sejarah kali ini sungguh dirinya dilanda galau cuman gara gara zalwa ke cafe bareng seseorang.

"Assaalamualaikum pak"

"Waalaikumussalam, dari mana kamu zi?" Tanya guru sejarah didepannya.

"Dari kantin pak laper hehe"

"Zian zian! Kali ini bapak kasih soal ke kamu dan kamu harus menjawab dengan benar kalau tidak kamu keluar dari pelajaran saya dan berlari 30 kali dilapangan" gus zian menghela napas berat.

"Ya udah apa pak?"

"Berkembangnya pembaruan islam di indonesia ditengah tengah masyarakat, secara umum pada awal abad XX tersebut, corak keagamaan islam diindonesia dapat di bagi menjadi beberapa kelompok?" Semua murid tertegun dengan soal tersebut pasalnya bab yang mereka pelajari belum sampai situ.

"Dibagi menjadi tiga, tradisionalis-konservatis, reformis-modernis, dan radikal-puritan" jawab gus zian dengan nada tegas percaya diri tanpa ada keraguan didalamnya.

Riuh suara tepuk tangan menggema di sudut kelas tersebut. Hening sekedap membuat gus zian menarik nafas dan mulai berbicara panjang menghadap guru dan seisi kelas tersebut.

"Tradisionalis-konservatis, yakni mereka yang menolak kecenderungan westernisasi(pembaratan) dengan mengatasnamakan Islam yang secara pemahaman dan pengamalan melestarikan tradisi-tradisi yang bercorak lokal. Pendukung kelompok ini rata-rata dari kalangan ulama, tarekat dan penduduk pedesaan;
Reformis-modernis, yakni mereka menegaskan relevansi Islam untuk semua lapangan kehidupan baik privat maupun publik. Islam dipandang memiliki karakter fleksibilitas dalam berinteraksi dengan perkembangan zaman;
Radikal-puritan, seraya sepakat dengan klaim fleksibilitas Islam di tengah arus zaman, mereka enggan memakai kecenderungan kaum modernis dalam memanfaatkan ide-ide Barat. Mereka lebih percaya pada penafsiran yang disebutnya sebagai murni Islami. Kelompok ini juga mengkritik pemikiran dan cara-cara implementatif kaum tradisionalis. Sebagai pengayaan, menarik jika tipologi ini dikomparasikan dengan kasus gerakan Islam yang berkembang di Turki." Seisi kelas menatap tak percaya kerah gus zian, betapa panjangnya penjelasan yang ia tuturkan dan tanpa ada ragu secuil pun saat mengatakannya.

"Hebat kamu zi, meskipun bapak belum ngajar bab itu tapi kamu sudah mempelajarinya duluan" beruntung gus zian pernah belajar bab akhir agar pas ketahuan bolos tidak dihukum sama guru sejarahnya yang dianggap wadulan itu karna setiap murid yang bersalah pasti diberitahu ke wali kelasnya dan guru bk.

" babang ziang memang jenius" ujar iqbal dengan menatap kearah gus zian yang duduk di samping hisyam.

Gus zian mengabaikan mereka semua dan melihat kearah zalwa yang menatapnya dengan ekspresi tak bisa dibaca.

"Bapak adain kuis dadakan! Semua nya tutup buku kalian"

"Yah pak kok kuis dadakan sih!"

" Istana Al-Hamra di Spanyol merupakan salah satu bukti dari kejayaan Islam di?" Gus zian dan zalwa langsung mengangkat tangan bersama

"Ya zian!"
"Andalusia (Spanyol)!" Ujar tegas gus zian

"Ibnu sina dikenal sebagai?"

Kini zalwa tak mau kalah murid murid yang lainpun kalah dengan semangat zalwa

"Ibnu Sina dikenal sebagai bapak Kedokteran dunia"

"Ilmuwan Islam Al-Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti?" Pertanyaan kembali terlontarkan dari guru tersebut

"Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) " jawab gus zian menatap zalwa yang memutar bola matanya malas.

Soal demi soal terselesaikan begitu mudah oleh zalwa juga gus zian dan hanya menyisakan sedikit soal yanh dijawab oleh siswa siswi yang lain.

"Sekian pelajaran dan kuis hari ini, bapak akhiri assalamualaikum warohmatullahi wabarokaruh"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh" jawab seisi kelas dengan semangat membara.

Gimana nih dengan updetan kali ini

Seru nggak?

Diseru seruin aja ya 😊

Gus Zian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang