15― bulan, jangan marah

29 7 17
                                    

Bulan : aku samperin ke rumah kamu yaaa
18.40

Bulan : vel dimana?
Bulan : kok pintunya ga dibuka?
Bulan : aku bawain martabak loh.
19.17

Bulan : vel...
Bulan : dont make me worry
19.19

Bulan : vel.. are you with juyeon?
19.35

_______________

"So... How's your day?" tanya Kevin tersenyum kepada dua orang di hadapannya yang baru datang.

Velin cemas. Mungkin senyuman Kevin itu bohong.

"Kev, tadi kita―" Omongan Juyeon terputus karena disela Kevin.

"We'll talk later. Can you, please, go?" tanya Kevin dengan menekan kata 'please'.

Kevin marah.

Juyeon pun pergi.

"Lan..." panggil Velin yang sekarang ngga berani buat tatap wajah Kevin.

"Tau kok. Kalian ke acara reuni. Terus jenguk ayah, kan?"

Velin heran gimana Kevin bisa tau. Padahal mereka ngga ada yang bocorin.

Kevin bertolak pinggang saking bingung mau ngomongnya gimana biar ngga ada yang sakit hati.

"Kenapa ngga kasih tau? Kenapa ngga bales chat aku? Kenapa kalian..." helaan napas keluar dari mulut Kevin yang sebenarnya menuntut banyak jawaban. "Terus kenapa coba kalian pake baju couple-an, tapi sama aku gak mau?!"

"Ini emang baju buat reuni, Lan, anjir." Tuhkan Velin nya ngegas.

Kevin diem bentar. "Ndasku mumet."

Ah, pokoknya dia jadi tambah kikuk!

"I called your mom, Vel. She said, you come with Juyeon." Airmuka Kevin sulit menjelaskan betapa dia kesal sama situasi ini. Terlebih lagi Kevin tuh ngga bisa marah.

Gadis itu pun ngga mengira akan berakhir begini. Dia pikir, ngga beri tau dari awal adalah keputusan tepat. Tapi ternyata, jadi masalah.

"Bulan... Jangan marah," lirih Velin pelan. Membuat Kevin semakin kepayang.

"Aku gak marah, Vel."

"Aku gak marah kamu jalan sama Juyeon. Aku cuma kesel karena dibikin khawatir, aku..." seketika Kevin bungkam.

Titik emosinya sekarang, ngga buat dia bicara dengan suara keras. Dia tetap bisa stabil dengan suara pelan yang menekan.

"Aku marah,"
"kalo kamu kenapa-napa."
Kevin menghela napasnya berat.

Gadis di depannya merasa rasa bersalah tapi juga lega.
"Maaf, aku yang salah. Alasan aku ngga ngasih tau supaya kamu fokus aja sama acara manggung."

"Its impossible to get you out of my mind." Kevin mendekat, lalu mendekap gadisnya.

Setidaknya sekarang mereka bisa bernapas lega.

"Maaf, Lan."
"Bulan, jangan marah."
"Apalagi sama Juyeon."

Kevin melepas tautan peluk mereka. "Jadi kamu dipihak dia?"

"Ngga, Lan. Aku yang suruh dia diem."

"Udahlah." Kevin nyerah.

"Aku bawa martabak nih, masa mau makan di luar rumah?" ujar Kevin sambil kasih tunjuk martabaknya.

"Terus mau ngapain di dalem?"

Kevin senyum menunjukkan deretan gigi rapinya. "Mau makan martabaklah. Masa makan kamu?"

[✔] 𝗪𝗵𝗲𝗻 𝗧𝗵𝗶𝘀 𝗥𝗮𝗶𝗻 𝗦𝘁𝗼𝗽𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang