🌧―r a ( a g a ) i n

31 8 14
                                    

"Kenapa lu?"

Selama perjalanan pulang, Velin terheran sama raut wajah Kevin yang bikin ikut jengkel, mukanya kayak dicekokin jengkol.

"Gapapa." Tuhkan, jawabnya Kevin singkat-padat-gak jelas.

"Masa?"

"Iya, Vel."

"Beneran? Kasih tau aja sih."

Kevin mengernyit. "Kok maksa?"

"Atuh aneh aja suasananya, kalo lu yang biasanya kayak anjing menggongong, tiba-tiba mingkem mulu kayak ikan."

"Ck. Serius, Vel. Kevin lu tuh gak kenapa-napa." Anjay, jawab si pak sopir.

"Oh, oke." Velin beralih pandang ke jendela. "Tapi kalo mau bilang sesuatu, ce―"

"Vel..."

Gadis itu langsung nengok setelah omongannya terpotong. "Hm?"

"Mau es krim..."

Mendengar itu, Velin pun mendecak berulang kali. Buat khawatir aja kan.
"Yaelah ngidam es krim toh?"

______________rain again.

Jadi, mereka udah berduaan aja makan es krim di dalem mobil. Mobilnya udah terparkir aman di parkiran depan superindo.

Sambil jilat-jilat es krimnya yang ngilu digigit, sempet tenang banget keadaan. Sampe si Velin bilang, "Lu biasanya bawel, Kev."

"Emang gua gaboleh diem?"

Dih.

Galak amat.

Velin mah ketawa aja.

"Pasti gara-gara Juyeon, yaaa?" Velin menggoda sambil toel-toel bahunya si sopir mobil.

Kevin menggidikan bahunya.
"Juyeon siapa sih?"

Yaelah segala pura-pura gatau.
"Nah! Tuhkan bener."
"Lo cemburu yaaa?" Velin angkat kedua alisnya masih mengulas senyum lebar.

"Engga tuh."

"Pasti iya tuh dalem hati."

"Ngga, Vel."

"Halah! Yang bener?"

"Iyaaaa Velin sayangggg."

Velin makin seneng ngegodainnya.
"Masa sih? Jujur aja."

"Loh malah jadi lu yang ngatur?"

"Udah bilang aja cemburu napa. Ngga bakal gue ceritain ke siapa-siapa kok," kata gadis itu masih cekikan geli.

"Pengen amat dicemburuin?"

"Maksud gue, jujur itu baik, Kev."

Kevin menjilat krim terakhir di atas cone cokelat cornetto miliknya.
"Tapi cemburu itu cuma buat orang yang gak percaya diri."

Halah.

"Gua juga suka film Dilan, tapi ngga plagiat dialognya si Iqbal kali," pekik Velin.

"Lagian..."

Velin tersenyum. "Jadi beneran cemburu tuh?"

"Lap dulu sono bibirnya ah belepotan!" titah Kevin memberikan setarik tisu.

Lah iya belepotan. Velin ngga sadar akhirnya membersihkan sudut bibir yang tersebar es krim.

Dan melanjutkan,
"Kev, cemburu itu bukan soal lu ngga percaya diri, tapi malah kesannya lu yang ngga percaya sama gua sebagai pacar lu."

[✔] 𝗪𝗵𝗲𝗻 𝗧𝗵𝗶𝘀 𝗥𝗮𝗶𝗻 𝗦𝘁𝗼𝗽𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang