Tin-Tin!
Mobil hitam berukuran kecil seperti Alya, berhenti tepat di depan kontrakan. Tanpa tau pemiliknya, Velin yang baru siap berangkat kuliah langsung menghampiri.
"Pak, kalo parkir bukan di sini," kata Velin sambil mengetuk kaca mobil sopir dua kali.
Seketika kaca itu terbuka.
"Mbak, kontrakan pacar saya di sini."Dan sontak Velin terperanjat.
Buset.
Kemarin bilang ngga punya motor, sekarang bawanya mobil.
"Ih, Kev! Jangan suka ke kontrakan tiba-tiba kek penguntit sumpah."
"Lo udah mandi belom?" tanya Kevin alihkan topik.
"Udahlah! Ini mau ke kampus."
"Ya terus? Mau jadi tukang parkir berdiri di sini tegak lurus, atau jadi pacar saya duduk di mobil?" tutur Kevin banyak gayanya.
Cuma bisa bikin Velin hela napas seperti biasa. Akhirnya dia masuk ke mobil, duduk di sebelah Kevin yang nyetir pake kemeja. "Jangan lama-lama ya pak, saya ngga mau telat. Tapi jangan ngebut juga."
"Pake seatbelt nya dulu ya, mbak."
"Oh. Bentar." Velin menarik seatbelt di kirinya, tapi seatbelt nya keras. Susah buat ditarik untuk dikunci.
Dengan reaksi geleng-geleng Kevin sedikit meledek, "Heh. Sengaja ya supaya gua bantuin?"
"Apasih. Lagian seatbelt nya ka―"
Wajah Kevin condong mendekat. Sontak secara refleks kepala Velin menjauh dan menahan napas.
Sampai Kevin benar-benar selesai mengunci seatbelt itu, dia membenarkan posisi ke semula.
"Ma...kasih."Pokoknya sekarang mesin mobil udah nyala. Mereka juga udah jalan. Di bawah kecepatan maksimal, Kevin bersiul nyanyi-nyanyi.
"Vel, udah makan?"
Velin menggeleng.
"Nanti pulang jam berapa?"
"Ngga tentu sih."
"Kabarin ya."
"Mau ngapain?"
"Jemputlah."
"Oh..."
"Nanti mau jenguk Ayah?"
"Hah?"
Velin kaget. Tiba-tiba sebut 'Ayah'.
"Lu tawarin gua atau gimana?""Tawarin,"
"Tapi gua mau. Lo mau?""Ya... Gapapa sih. Kalo lu ngga keberatan nganter," jawab Velin yang dibalas gelengen kepala dari Kevin.
"Oiya, lu buka kafe?"
"Bukalah," jawabnya angguk-angguk.
"Itu temen-temen kosan lu, yang jadi karyawan kafe juga?"
"Kadang-kadang doang, kalo mereka nganggur."
Velin terheran, "Loh? Mahasiswa bisa nganggur toh."
"Mereka juga butuh kerja sampingan kali. Itu tergantung mereka bagi waktu aja," jelas Kevin santai.
Dia melanjutkan, "Kecuali bang Sangyeon, Jacob, Hyunjae, Younghoon, karena mereka udah kerja. Tapi kadang suka bantu mampir aja."
"Kalo Juyeon?"
Kevin diem.
Tepat saat mendengar nama itu."Ah, gua ngga pernah liat Juyeon di kafe soalnya." Buru-buru Velin memberi penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 𝗪𝗵𝗲𝗻 𝗧𝗵𝗶𝘀 𝗥𝗮𝗶𝗻 𝗦𝘁𝗼𝗽𝘀
Fanfiction❝Semoga hujan malam ini tak sekedar menciptakan genangan, tapi juga kenangan.❞ Perihal kebucinan Kevin, yang entah jadi hobi atau tabiatnya. Bertemu gadis di antara hujan, yang entah hobi atau ngga punya uang buat beli payung. Perkara hujanlah, mere...