7 | Amarah

914 52 3
                                    

Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang hampir semua siswa menyukainya, termasuk Jasmine. Ia sangat suka dengan olahraga basket. Dan kebetulan hari ini kelas Jasmine mempelajari mengenai bola basket dan mempraktikannya.

"Je oper ke gue sini!" Teriak Aiko si cewek cuek, teman sekelasnya. Jasmine mengangguk melempar bola basketnya kearah Aiko. Namun lemparannya terlalu jauh hingga keluar dari lapangan.

"Yah gimana sih lo lemparnya kejauhan tuh!" Ujar Aiko dengan wajah cemberutnya.

"Sorry Ko. Istirahat aja dulu ya guys, biar gue yang ambil bolanya." Ucap Jasmine kepada teman-temannya. Kemudian berjalan keluar lapangan untuk mengambil bola sambil sesekali mengusap keringat di wajahnya.

"Jasmine!"

Jasmine menoleh, terlihat seorang laki-laki berlari kearahnya. Arav Noah namanya, ketua organisasi Jurnalis di sekolahnya. Jasmine juga bagian dari organisasi tersebut menjabat sebagai wakil ketua.

Arav itu termasuk most wanted di sekolahnya. Tampan, pintar, ketua jurnalis, ketua futsal namun sedikit badboy. Banyak siswi yang gencar mendekatinya, namun Arav tak pernah peduli dengan mereka.

"Kenapa Rav?" Tanya Jasmine ketika Arav sudah berdiri di depannya.

"Pulang sekolah tolong suruh semua anggota jurnalis buat kumpul di ruang rapat. Ada satu dua hal yang perlu gue sampein nanti." Jawab Arav disertai senyum tipisnya.

Jasmine menganggukkan kepalanya juga tersenyum membalas senyuman Arav. "Mau bahas apa? Rencana pensi minggu depan?" Tanya Jasmine lagi.

Arav mengangguk. "Gue perlu ngarahin anggota-anggota baru biar mereka tau tugas mereka apa aja." Ujar Arav dengan serius.

"Oke deh nanti gue kasih tau anggota lain. Gue duluan Rav mau ambil bola." Jasmine tersenyum ramah kemudian berlalu dari hadapan Arav.

Arav menatap Jasmine dengan tatapan yang sulit diartikan. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
Arav memang diam-diam menyukai Jasmine dari masih berpacaran dengan Gariel. Namun dulu ia tak ingin merusak hubungan mereka.

Dan beberapa bulan kebelakang ketika mendengar Jasmine dan Gariel putus, ia mulai semangat mendekati Jasmine secara terang-terangan.

***
Jasmine kembali ke lapangan dengan bola basket di tangannya. Beberapa siswi sudah lebih dulu pergi ke toilet untuk berganti baju, dan siswa laki-laki nya masih asik bermain basket.

Jasmine tidak melihat keberadaan sahabatnya, Flo. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan namun bukannya menemukan Flo, ia malah bersitatap dengan mata tajam Gariel yang berada di sisi lapangan. Ia terpaku untuk beberapa saat namun dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Jasmine memilih melangkahkan kaki menuju kelasnya berada. Ia tak ingin bertemu dengan Gariel untuk saat ini. Jasmine melangkah dengan cepat tanpa melihat sekitar.

Bruk!

Tubuhnya menabrak sesuatu yang keras di depannya. Ia meringis merasakan dahinya sakit kemudian mendongakkan kepalanya.

"Kalo jalan itu hati-hati Je. Nabrak kan jadinya, ceroboh." Ujar Arav disertai kekehan ringannya. Ya, laki-laki itu yang ditabrak Jasmine.

"E-eh sorry Rav ga sengaja." Jawab Jasmine dengan malu. Dalam hatinya ia menggerutu karena menghindari Gariel membuatnya jadi seperti ini.

"Santai. Dahi lo merah. Sakit? " Arav mengusap lembut bagian dahi Jasmine yang terlihat memerah dengan tatapan matanya teduh yang membuat siapa saja yang melihatnya akan terlena.

"Ng-ngga sakit kok." Jasmine mendadak gugup dengan perlakuan Arav. Seketika ia memundurkan langkahnya menjauhkan tangan Arav dari dahinya.

Pikirannya melayang bagaimana jika Gariel melihat hal tersebut. Pasti akan membuatnya cemburu. Namun Jasmine tersadar cepat-cepat mengenyahkan pikirannya itu. Untuk apa ia memikirkan Gariel toh dia sekarang sudah bukan lagi pacarnya.

Arav hanya tersenyum maklum. Ia tau Jasmine tak nyaman dengan sikapnya yang tiba-tiba. Mungkin lama kelamaan Jasmine akan terbiasa karena Arav tak akan menyerah mendekatinya.

"Yaudah gue duluan. Hati-hati jalannya jangan sampe nabrak orang lagi." Kekeh Arav, ia mengacak-ngacak rambut Jasmine kemudian berjalan melewatinya.

Jantung Jasmine berdetak tak karuan karena perlakuan Arav. Pipinya terlihat merona karena malu. Ia menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkannya jikalau yang barusan terjadi itu hanya halunya semata.

Plak Plak Plak

"Awssh sakit. Berarti yang barusan itu beneran dong." Gumamnya lirih. Ia merasa aneh dengan sikap Arav, tak biasanya dia seperti itu.

Pletak!

"AWSSH SIAPA SIH?!" Jasmine menoleh ke belakang ketika kepalanya dipukul ringan. Jasmine membelalakan matanya. Pasalnya orang yang akan ia hindari tadi, sekarang berdiri di depan matanya.

Jasmine berancang-ancang untuk kabur namun baru satu langkah, tangannya sudah ditahan.

"Lepasin ih apaan sih lo?!" Jasmine meronta meminta dilepaskan namun Gariel malah semakin mencengkram tangannya.

"Ngapain tadi sama si tukang cari muka sampe so romantis-romantisan segala?" Tanya Gariel dengan tatapan datarnya.

"Bukan urusan lo!" Jawab Jasmine dengan kesal. So romantis-romantisan katanya, hilih.

Gariel terlihat mengetatkan rahangnya. Rasa cemburu sudah menguasai dirinya. Dia tak rela melihat Jasmine disentuh oleh laki-laki lain, apalagi si tukang cari muka menurutnya.

"Gaboleh deket-deket sama cowok tadi lagi!" Tegas Gariel. Sorot matanya berubah tajam. Yang artinya perkataannya itu tak ingin dibantah.

Jasmine mendelikan matanya. "Siapa lo ngatur-ngatur gue? Inget gue udah bukan pacar lo lagi!" Sentak Jasmine membalas tatapan mata Gariel tak kalah tajamnya.

"Lo masih pacar gue dan lo milik gue!" Suara gemeletuk gigi yang beradu terdengar. Tampaknya Gariel mati-matian menahan emosinya.

"GUE UDAH BUKAN PACAR LO LAGI! HARUSNYA LO NGACA SAMA SIKAP LO DULU!" Teriak Jasmine dengan emosi yang menggebu-gebu. Jasmine muak dengan sikap Gariel yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang mantan pacar.

"Dan lo udah ga berhak ngatur-ngatur hidup gue! Denger ini baik-baik. Gue bukan pacar lo lagi dan bukan milik lo lagi! Jadi tolong jangan ganggu gu- hmmpttt -"

Gariel membungkam bibir Jasmine dengan ciumannya. Beberapa siswa teman sekelas Jasmine yang sedari tadi memperhatikan dari lapangan sontak membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

PLAK!

"BERENGSEK LO GARIEL!"

♡♡♡

thank you!
| cover and photo by pinterest |

ONLY YOU (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang