"BERENGSEK LO GARIEL!"
Jasmine berlari tak tentu arah dengan berderai air mata. Ia marah dan merasa malu karena ulah si bajingan Gariel di hadapan teman-temannya.
Jasmine tak sadar dirinya berlari sampai ke rooptop. Disana ia mengeluarkan semua perasaan marah dan rasa sakit hatinya dengan menangis sejadi-jadinya.
"GUE BENCI LO BAJINGAN! BERENGSEK! ARGHHH HIKS HIKS" Jasmine sudah tak bisa menahan emosinya. Ia menendang, memukul meja dan kursi tak terpakai yang ada disana.
BUGH BUGH BUGH!
"AARGHHH SIALAN!" Jerit Jasmine dengan suara yang memilukan.
Itulah salah satu sifat buruk yang dimiliki Jasmine. Ia sulit mengendalikan dirinya sendiri jika sedang emosi seperti itu. Jasmine akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
"GUE MALU! GUE MALU BANGSAT!" Tangannya yang terluka akibat memukul meja kini beralih memukul kepalanya sendiri. Jasmine tak memperdulikan luka di tangannya. Tangannya sudah bergetar hebat. Ia luruh ke lantai.
"STOP JASMINE STOP JANGAN KAYA GINI!" Teriak Flo panik. Flo datang dengan diikuti Aiko dan Arav di belakangnya.
Ketika mendengar dari teman sekelasnya tentang pertengkaran Jasmine dan Gariel, Flo sangat panik dan khawatir mencari keberadaan Jasmine.
Salah satu siswa memberitahunya bahwa ia melihat Jasmine berlari kearah rooptop. Dan Arav juga mengikuti Flo setelah mendengar keadaan Jasmine. Untung saja dia belum kembali masuk ke kelasnya.
"Jeje stop! Jangan nyakitin diri sendiri lagi! Sadar Je sadar!" Flo memeluk Jasmine dengan erat, matanya terlihat berkaca-kaca.
Itulah sebabnya Flo sangat tak suka kepada Gariel. Karena bajingan itu selalu menyakiti sahabatnya dan membuat Jasmine lepas kendali.
Jasmine didiagnosa memiliki gangguan Intermittent Explosive Disorder (IED). Pengidap IED memiliki kegagalan dalam mengontrol rasa marahnya dan cenderung mudah marah karena hal 'sepele' kemudian bertindak secara kasar dan berlebihan.
Pengidap IED seperti Jasmine akan membanting barang di sekitarnya, berteriak, mengumpat, hingga menjerit hanya untuk mengekspresikan kemarahannya.
"F-Flo.." Lirih Jasmine dipelukan Flo. Ia menangis sesegukan. Tangannya pun masih terlihat bergetar, tremor.
"Gue disini Je. Lo tenang ya sstt jangan nangis lagi." Ucap Flo mengusap punggung Jasmine menenangkan. Flo menitikkan air matanya melihat keadaan sahabatnya itu.
Aiko yang berada di samping Flo juga ikut menitikkan air matanya. Ia baru pertama kali melihat Jasmine dalam keadaan seperti itu. Jasmine yang biasanya terlihat ceria dan baik-baik saja, kini terlihat menyedihkan.
Pelukan Flo ternyata membuat Jasmine berangsur-angsur tenang namun nafasnya masih terdengar tidak beraturan.
"G-gue pusing Flo, lemes. Anter gue pulang plis." Lirih Jasmine dengan suara serak.
Pengidap IED juga biasanya mengalami gejala fisik akibat dari ledakan amarahnya seperti sakit kepala, sulit bernafas, tremor dan lainnya. Dan saat ini sedang dialami Jasmine.
"Rav lo bawa mobil kan? Gue minta tolong anter Jasmine pulang pake mobil lo ya." Ucap Flo kepada Arav yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
Arav mengangguk meng iya kan.
"Aiko lo ke kelas ambil tas Jeje sekalian izinin gue sama Jeje ke guru yang masuk nanti. Anter tas nya ke mobil Arav." Perintah Flo. Raut wajahnya terlihat serius.
"I-iya Flo." Aiko segera berlalu dari hadapan mereka.
"Biar gue yang gendong Jasmine ke mobil." Tawar Arav. Bukannya modus, namun ia melihat keadaan Jasmine tak akan mungkin kuat berjalan.
Flo hanya mengangguk, toh ia juga tidak akan kuat jika harus menggendong Jasmine.
***
Saat ini Gariel tengah berada di markasnya. Ia termenung dengan tangan yang terkepal memikirkan pertengkaran yang baru saja terjadi dengan Jasmine.Baru saja kemarin malam ia dan Jasmine akur kembali, namun sekarang karena ulahnya itu sudah pasti kan membuat Jasmine menjauh darinya lagi.
Gariel berniat mengejar Jasmine namun itu hanya akan membuat Jasmine semakin marah dan hilang kendali. Ia yakin saat ini Jasmine sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ia tau segala hal tentang Jasmine.
Gariel menghela nafasnya berat. Ia menyesali sikapnya yang mempermalukan Jasmine dengan menciumnya di depan banyak siswa. Seharusnya ia bisa mengendalikan perasaan cemburunya.
Arav. Satu nama yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Laki-laki yang membuat dirinya terbakar api cemburu karena perlakuannya kepada Jasmine. Gariel sangat yakin jika Arav memiliki rasa suka terhadap Jasmine.
"Bro." Jo duduk di samping Gariel. Sebenarnya Jo tadi mengikuti pelajaran, namun karena bosan ia meminta izin pergi ke toilet yang sebenarnya hanya alibi nya untuk bisa bolos dan tidur di markas.
"Kenapa lagi bro muke lo asem bener." Ucap Jo dengan menunjukkan wajah tak berdosanya.
Gariel mendengus kasar. "Gue bikin Jasmine nangis lagi." Jawabnya sambil mengusap wajahnya kasar.
"KO BISA? LO APAIN MY PRINCES JEJE?!" Pekik Jo heboh dengan mengguncangkan tubuh Gariel.
Gariel mendorong Jo dengan satu kali dorongan keras. Ia menatap tajam Jo yang sudah terkapar di lantai kemudian membereskan bajunya yang kusut.
"GA ADA AKHLAK LO EMANG! SAKIT PANTAT KESAYANGAN GUE ANJIR!" Teriak Jo ditambah ringisan pelannya.
Gariel tak peduli. Keberadaan Jo malah semakin membuatnya pusing. Ia memilih pergi dari markas meninggalkan Jo.
"GARIEL WOI TANGGUNG JAWAB MAU KEMANA LO?!" Teriakan Jo terdengar sampai ke kantin dan Gariel pun mendengarnya hanya saja ia tak ingin meladeni Jo.
Gariel pergi ke parkiran, ia berniat untuk bolos dan pulang ke apartemennya menenangkan diri. Namun sesampainya di parkiran, ia melihat Jasmine dalam gendongan Arav dan Flo yang mengikuti di belakang mereka.
Dirinya dan Arav sempat bersitatap beberapa detik saling menatap tajam sebelum Arav mendudukan Jasmine di mobilnya.
Flo yang sadar dengan keberadaan Gariel langsung berlari mendekati dengan amarah yang menggebu-gebu.
PLAK! Tamparan keras didapat Gariel dari Flo. Sudah kedua kalinya dalam satu hari Gariel mendapat tamparan.
"PUAS LO? PUAS LO NYAKITIN JASMINE LAGI HAH?!" Bentak Flo kemudian memutar arah kembali ke parkiran dan masuk mobil Arav.
Gariel memandang kepergian mereka dengan tangan yang terkepal erat, ia mengetatkan rahangnya. Harusnya ia yang berada di posisi Arav. Harusnya ia yang menenangkan Jasmine. Namun kenyataannya malah Gariel lah yang membuat Jasmine seperti itu.
Ia melanjutkan langkahnya kemudian melajukan mobilnya, ralat mobil Jason kakak Jasmine keluar dari area sekolah dengan emosi yang ditahannya. Gariel berencana menyusul Jasmine kerumahnya.
♡♡♡
thank you!
| cover and photo by pinterest |
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU (ON GOING)
Подростковая литература♡♡♡ "Gariel...." Panggil Jasmine dengan tatapan kecewanya. Gariel dan perempuan itu menoleh mendengar panggilan Jasmine. Perempuan yang bersama Gariel tampak terkejut dan melepas pelukan mereka. "Jasmine." Batin Gariel dalam hatinya. Tak kalah t...