6 | Kesal

754 45 0
                                        

Saat ini Gariel dan Jasmine berada di dalam mobil. Jasmine dengan wajah kesalnya, sedangkan Gariel terlihat berseri-seri.

"Al.." Gariel melirik Jasmine di sebelahnya. Jasmine sedang memainkan handphonenya. Tak ada jawaban dari Jasmine.

"Alen, simpen hpnya. Kamu tau kan aku gasuka dicuekin." Ucap Gariel dengan nada lembutnya. Sebenarnya Gariel sedikit kesal karena sikap Jasmine itu, tapi ia harus tetap sabar demi meluluhkan Jasmine lagi.

Jasmine menolehkan kepalanya. "Ck apasih! Itu dulu sekarang kan lo bukan siapa-siapa gue lagi. Terserah gue lah mau ngapain juga."
Jasmine melanjutkan memainkan handphonenya.

Gariel hanya bisa menghela nafas kasar.
Dua puluh menit kemudian mereka sampai di sekolah.

Gariel dan Jasmine keluar dari mobil dengan diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Seketika mereka menjadi pusat perhatian.

"Itu Gariel sama Jasmine kok berangkat bareng?!"
"Mereka balikan?"
"Anjir couple goals gue akhirnya balikan!"
"Si Gariel kaya gak tau diri banget sih abis selingkuh juga"
"Jasmine kok mau sama Gariel lagi sih"

Dan masih banyak lagi ucapan para murid disana. Jasmine paling tak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi menjadi bahan gosip para siswa di sekolahnya.

"Makasih!" Ucap Jasmine dengan wajah kesalnya. Kemudian berlalu dari hadapan Gariel.

Gariel terkekeh. Membiarkan Jasmine menuju kelasnya. Wajah kesal Jasmine terlihat menggemaskan dimatanya.

***
"JEJE TADI LO BERANGKAT SAMA GARIEL?!" Florea memasuki kelas sembari berteriak. Sebagian siswa yang berada di kelas hanya bisa menutup telinga.

"Ck apasih Flo! Baru dateng udah teriak-teriak aja lo." Jasmine yang sedang sibuk membaca terganggu dengan teriakan Flo, apalagi itu ditujukkan untuk dirinya.

"JAWAB JASMINE! KENAPA LO BISA BERANGKAT BARENG SI BERENGSEK ITU?!" Wajah Flo terlihat sangat kesal.

"SSSTTTT DIEM! DUDUK!" Titah Jasmine dengan mata tajamnya. Tatapan matanya terlihat menyeramkan.

Mau tak mau Flo menuruti ucapan Jasmine. Tatapan mata itu biasa Jasmine keluarkan jika ia marah. Dan sekarang...

"ALAMAK! Jeje maafin gue duh gimana ngomongnya, i-ini hmm itu maafin gue udah teriak-teriak gajelas." Ekspresi wajah Flo memelas dengan kedua tangan disatukan didadanya.

Jasmine mati-matian menahan tawanya melihat Flo. Ia sebenarnya tidak marah hanya kesal saja dan satu-satunya cara membuat Flo berhenti berteriak yaitu dengan cara tadi.

"Jeje maafin gu-"

"HAHAHAHAHA GAKUAT GUE GAKUAT EKSPRESI LO ANJIR!" Jasmine tak bisa menahan tawanya lebih lama.

"Kok lo ketawa sih? Emangnya ekspresi gue kenap- OH LO CUMA PURA-PURA MARAH KAN?! NGAKU LO NGAKU GA?!" Flo menggelitik pinggang Jasmine. Keduanya tertawa lepas.

"Udah Flo udah perut gue sakit ketawa terus."

"Ok balik lagi ke yang tadi. Jadi gimana ceritanya lo bisa berangkat bareng si Gariel?"

"Sebenernya kemaren malem Gariel dateng ke rumah sampe nginep juga. Bang Jason ada urusan di cafenya jadi nyuruh Gariel jagain gue. Gue udah nolak tapi ya lo tau lah abang gue gimana."

Flo mendengus kasar. "Pokoknya sekarang lo kudu hati-hati! Jangan gampang percaya sama si berengsek itu."

"Iya Flo iya! Gue juga gamau salah langkah lagi."

***
Saat ini Gariel berada di markas bersama ketiga temannya. Ia menghembuskan asap rokok ke udara.

"Lo bawa mobil siapa bos?" Tanya Jo. Cowok itu sedang asik mabar mobile legend bersama Dhika dan Faza.

"Mobil Bang Jason."

Sontak ketiga temannya itu menoleh kearah Gariel dengan wajah terkejutnya.

"DEMI APA?! DEMI APA LO BAWA MOBIL ABANGNYA SI JEJE?!" Heboh Jo sembari mendekati Gariel. Handphone yang ia pegang dihempaskan begitu saja ke atas meja.

"Jadi gosip lo berangkat bareng Jasmine itu bener?" Ucap Faza menatap Gariel. Ia memang sempat mendengar beberapa siswi membicarakan Jasmine dan Gariel.

Gariel menganggukan kepalanya.

"KOK BISA BERANGKAT BARENG!" Jo berteriak dengan hebohnya.

"Gue kemaren nginep di rumah Jasmine." Gariel tersenyum mengingat hal itu.

"TERUS GIMANA?! JANGAN SETENGAH-SETENGAH DONG BOS!"

Gariel menceritakan dari awal dirinya ke rumah Jasmine hingga berangkat sekolah. Namun ia tak menceritakan bagian sesuatu nya, bisa-bisa ketiga temannya itu menggodanya habis-habisan.

"Ooohh jadi gitu." Dhika mengangguk-anggukan kepalanya. Faza pun melakukan hal yang sama.

"PEPET TERUS BOS SEMANGAT JANGAN SAMPE LEPAS!" Ujar Jo. Tangan dikepalkan keatas jangan lupakan cengiran khasnya.

"Bacot banget lo Jo! Kuy lah kelas bentar lagi masuk." Dhika menyampirkan tas nya di pundak.

"LO DHIKA KAN? DHIKA SAPUTRO SI RAJA BOLOS?! DAPET HIDAYAH APA LO MAU MASUK KELAS?!" Jo berteriak kencang di depan wajah Dhika. Tangannya pun memegang kedua pipi Dhika.

Buggh.. Dhika memukul Jo tepat di kepalanya.

"BANGSAT SALAH GUE AP- HMPTTT!" Gariel membungkam mulut Jo dengan tangannya. Bisa-bisa telinganya bermasalah jika setiap hari mendengar teriakan Jo.

"Diem! Kalo lo teriak lagi ikan cupang kesayangan lo gue buang!" Ujar Gariel menatap tajam Jo kemudian melepaskan tangannya dari mulut Jo.

Demi ikan cupang yang sudah ia anggap anak itu, Jo diam tak mengeluarkan suara apapun. Ia melirik ikan cupang dalam toples bundar isi air diatas meja. Wajahnya tampak pasrah. "Kasihani papamu ini nak." Batin Jo dalam hatinya.

"Lo gamau bolos Dhik? Tumben banget mau masuk kelas." Ucap Faza mengernyitkan dahinya.

"Emang kenapa sih?! Gini nih kita itu udah kelas 12 udah mau ujian kelulusan, nah gue mau tobat lah! Buat apa mak abah gue sekolahin gue kalo bukan buat belajar? Dahlah malas nak layan korang ni!" Dhika keluar dari markas menuju kelasnya.

Gariel, Faza dan Jo saling berpandangan dengan wajah tak percaya. Faza menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Gue ga lagi mimpi kan liat si Dhika waras kaya gitu? Apa jangan-jangan dia kerasukan jin upin ipin?"

"Hush nyebut Za nyebut! ALHAMDULILLAH DHIKA WARAS YA ALLAH.... Harusnya kaya gitu Za!" Jo mengangkat kedua tangannya seperti sedang berdoa.

Gariel tak berbicara apapun. Ia keluar dari markas meninggalkan Faza dan Jo.


♡♡♡

thank you!
| cover and photo by pinterest |

ONLY YOU (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang