13 | Fakta Baru

628 31 3
                                    

"Je!"

Jasmine dan Flo menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Arav berjalan ke meja kantin mereka kemudian duduk di depan Jasmine.

"Hai Rav." Sapa Jasmine tersenyum manis. Berbeda dengan Flo yang masih nampak tak bersemangat.

Arav membalas tersenyum tipis. "Udah baikan?"

"Seperti yang lo liat." Jasmine tersenyum lebar seraya mengeruput minumannya.

"Bagus kalo gitu. Kenapa temen lo tuh?" Tanya Arav menunjuk Flo.

"Galau doi." Jawab Jasmine terkekeh melirik Flo disampingnya.

Arav hanya menganggukkan kepalanya. "Nanti jangan lupa rapat ya." Ujar Arav mengingatkan.

"Siap bos." Jasmine tampak bersemangat sekali kali ini. Dan untuk masalah Gariel, untungnya hari ini cowok itu tidak menampakkan dirinya di hadapan Jasmine. Hantu kali ah.

Tapi memang hari ini Jasmine belum melihat keberadaan Gariel dan teman-temannya. Apa mungkin mereka bolos? Ah sudahlah sekarang itu sudah bukan urusannya.

"Lo belum pesen makan?" Tanya Jasmine pada Arav yang sedari tadi hanya diam memperhatikan Jasmine.

"Belum. Gue lagi diet."

"Bohong banget lo. Badan udah keker macho gitu so soan diet." Ujar Jasmine tanpa sadar.

"Jadi menurut lo gue cowok macho?" Tanya Arav sembari tersenyum geli menggoda Jasmine.

Jasmine terlihat gelagapan. "Eh bukan gitu maksudnya - em tapi iya sih." Pipinya merona malu.

Arav terkekeh melihat tingkah Jasmine. "Thanks. Gue akuin gue emang macho."

"Dih jadi kepedean kan lo!" Bukan Jasmine yang menjawab melainkan Flo dengan wajah masamnya.

Jasmine tertawa melihat hal tersebut. Senang sekali rasanya ia hari ini. Semoga saja setiap hari rasanya seperti ini.

***

"Sialan! Ngapain lo disini?" Gariel mengumpat ketika seseorang menarik selimut yang menutupinya. Jonathan pelakunya.

"Bangun goblok! Lo mau bolos sekolah?" Jo berkacak pinggang di depan Gariel lengkap dengan seragam sekolahnya.

Gariel melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10. "Lo juga ngapain disini? Bolos juga kan lo, cih." Ujar Gariel sinis seraya bangun dari tempat tidurnya.

"Gue kan setia kawan bos." Jo tersenyum lebar.

Gariel tak memperdulikan Jo menuju dapur yang ada di apartemennya. Jo mengikuti dibelakangnya.

"Ngapa tuh muke lo?" Jo bertanya perihal wajah Gariel yang lebam.

"Kena amuk calon kakak ipar." Jawab Gariel santai kemudian meneguk air putih.

Jo mengernyitkan dahinya bingung. "Kakak ipar?"

"Jason."

"Abangnya Jeje? Mampus! Syukurin! Goblok banget sih lo." Ujar Jo tersenyum puas. Jo sudah tau pasal masalah Gariel dan Jasmine di sekolah kemarin. Mungkin hampir semua siswa disana sudah tahu.

Gariel mendengus kasar. "Sekarang gue harus gimana? Gue gak diizinin ketemu Jeje lagi, bahkan mama gue ikutan marah." Ucap Gariel frustrasi, mengacak-acak rambutnya.

"Lah bukan urusan gue. Pikirin aja sendiri."
Jo menatap Gariel prihatin, namun tetap saja Jo ikut kesal karena sikap Gariel pada Jasmine.

"Ck, pulang aja lo sana!" Usir Gariel dengan wajah masamnya. Memang tak ada gunanya sahabatnya yang satu ini.

"Dih ngambekan lo kaya cewek - eh gue udah lama gak liat selingkuhan lo di sekolah. Kemana sih?"

Gariel mengendikan bahunya tak peduli. Gia, mantan sahabat Jasmine yang Gariel jadikan pelariannya kini tak ada kabar sama sekali.

Semenjak masalah perselingkuhan mereka tersebar, Gia memang menghilang sejak saat itu. Tak pernah datang ke sekolah lagi. Entah dimana sekarang keberadaannya.

"Kalo dipikir-pikir, lo gak pernah jelasin secara jelas alesan lo selingkuh sama Gia." Ujar Jo menatap Gariel serius.

Gariel terlihat menghela nafas, "Sebenernya semenjak hubungan gue sama Jeje masuk tahun ke dua, Gia selalu deketin gue dibelakang Jeje."

Jo menganga, "Si Gia yang deketin lo duluan? Kerasukan setan apa dia sampe mau nikung sahabatnya sendiri, cih."

"Tiap hari dia chat gue Jo. Awalnya gue pikir biasa aja ya gue bales singkat. Tapi lama-lama dia makin berani ngajak gue jalan atau modus minta tolong biar gue dateng ke rumahnya." Ujar Gariel lagi.

"Terus?"

Gariel tampak berpikir sejenak. "Hampir dua bulan Gia deketin gue sampe pas banget posisi gue lagi jenuh sama Jasmine, ya- lo tau lah akhirnya gimana."

"Fuck. Tolol banget lo Gar. Jadi selama ini si Gia cuma pura-pura baik di depan Jeje? Parah banget najis." Ucap Jo dengan wajah yang kentara kesal.

"Nyesel gue naksir si Gia dulu." Gumam Jo lirih, namun masih terdengar oleh Gariel.

"Lo - kenapa baru bilang sekarang bangsat?!" Umpat Gariel menatap tajam Jo. Fakta apalagi sekarang yang ia dengar.

"Lo gak pernah nanya sialan!" Ujar Jo dengan intonasi tinggi.

Rahasia mereka yang selama ini disembunyikan terbongkar sekarang. Gariel tak pernah menyangka Jo mempunyai perasaan terhadap Gia, mantan selingkuhannya. Jika tahu begitu, ia tak akan mau berhubungan dengan Gia, ck sialan memang.

♡♡♡

thank you!
| cover and photo by pinterest |

ONLY YOU (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang