Jangan lupa follow vote and komen
Cerita 100% imajinasi sendiri.***
"Arav! Anterin Mama ke klinik ayo cepet udah siang nih!" Teriak Wida, ibunda Arav. Beliau sudah terlihat kesal karena anaknya dari pagi belum turun dari kamarnya walau sudah dipanggil beberapa kali.
"Arav! Kalo gak mau nganter mama, mobilnya mama tarik lagi!" Wida sudah terlanjur kesal.
"Jangan Ma! Nih Arav udah siap, ayo berangkat." Arav turun dari kamarnya dengan keadaan yang jauh dari kata siap. Rambut acak-acakan, baju tidur lusuh, celana kolor lengkap dengan muka bantalnya.
Wida yang melihat hal itu seketika kesal berkali-kali lipat, "Arav sayang, katanya udah siap Nak. Kok masih belekan sayang?"
Arav hanya cengengesan tanpa rasa bersalah. "Baru bangun sih Ma hehe... Arav ganti baju dulu deh bentar sama cuci muka. Janji bentar doang Ma." Arav bergegas pergi ke toilet mengabaikan mamanya yang sudah akan keluar tanduknya. (banteng kali ah)
Wida menghela nafas pasrah dengan kelakuan anaknya itu. "Ya sudahlah jangan lama."
Beberapa menit kemudian Arav keluar sudah siap dengan pakaian casualnya. "Yuk Ma."
***
Ketika diperjalanan, Wida dan Arav terbiasa berbicara panjang lebar. Sebenarnya Wida yang selalu cerewet dan Arav menanggapinya dengan menjawab singkat.
"Mama kok gak pernah liat kamu bawa cewe sih Rav? Pacaran dong, masa anak ganteng Mama gak laku."
Arav berdehem. "Ntar lah Ma, masih nyari yang cocok. Ngapain sih Mama ngebet banget pengen liat Arav punya pacar?" Ia mendelikkan matanya tak habis pikir.
"Mama kan mau sekali-kali jalan sama pacar kamu. Ditemenin belanja, sharing-sharing tentang rahasia wanita gitu loh." Ujar Wida terlihat semangat.
Arav hanya memutar bola mantanya malas.
"Heh gak sopan kamu sama orang tua." Wida menyentil tangan Arav.
"Aw iya iya Ma, maaf ntar Arav cari cewe." Arav meringis.
"Tapi niatnya sih Mama pengen ngenalin kamu sama salah satu pasien Mama. Cantik deh dia, cocok sama kamu." Wida terlihat senyam senyum sendiri.
"Apaan sih Ma, Arav juga bisa cari cewe sendiri. Gak usah deh."
Wida memplototi Arav. "Pokonya kalian harus kenalan. Hari ini jadwalnya dia konsul ke klinik Mama. Awas aja kalo nolak gak dapet uang jajan sebulan." Wida mengancam Arav yang tentu saja Arav akan nurut jika menyangkut uang jajannya.
Setelah 20 menit perjalanan. Akhirnya tiba di Klinik Pelangi, tempat khusus untuk berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. Ya, Wida Mama Arav itu seorang psikolog.
Baru turun dari mobil, Wida disambut teriakan semangat dari seseorang. Seorang gadis cantik dengan dress putih.
"Dokter Wida!"
Wida menoleh dan langsung tersenyum lebar. "Hai sayang! Kamu udah duluan aja nih. Maaf ya telat." Keduanya bersalaman ala perempuan, cipika cipiki.
"Aku kan semangat kalo mau ketemu Dokter." Gadis cantik itu tersenyum manis yang membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona.
"Ekhem." Marasa diabaikan, Arav berdehem guna menyadarkan Mamanya dan gadis itu. Sontak gadis yang baru saja memanggil Mamanya dengan sebutan Mami menoleh.
"Loh Arav? Kenapa disini?"
Arav pun sama terkejutnya. Gadis tersebut ialah Jasmine, seseorang yang ia kagumi dan baru baru ini bisa dekat dengannya.
"Helo? Arav?" Jasmine melambai - lambaikan tangannya didepan wajah Arav yang melamun.
"E-eh iya gimana?" Arav terlihat gugup namun masih bisa ia kendalikan.
"Kenapa lo bisa ada disini?" Jasmine mengulang pertanyaannya.
Arav berdehem singkat, "Gue nganter Mama."
Jasmine mengerutkan keningnya bingung. "Mama gue yang disebelah lo." Lanjut Arav sembari menunjuk Wida yang berada di belakang Jasmine. Jasmine seketika membuka mulutnya lebar-lebar. Kaget. Ternyata dunia sesempit itu.
Wida terlihat berseri-seri menyadari bahwa gadis yang akan ia kenalkan dengan Arav sudah saling mengenal. "Kalian udah saling kenal toh? Jasmine temen SMA kamu Rav?"
Arav hanya mengangguk canggung. Dari gelagatnya, Wida tahu anaknya itu gugup bertemu dengan Jasmine. Artinya ada sesuatu diantara mereka. Dan itu membuat Wida semakin bersemangat mendekatkan keduanya.
"Dokter kok gak bilang kalo punya anak cowo? Arav lagi." Jasmine terlihat protes. Jasmine dan Wida itu sudah seperti ibu dan anak. Karena penyakit IED yang dimiliki Jasmine bisa selalu ditangani oleh Wida.
"Loh kamu kan gak pernah nanya sayang. Yang penting sekarang kalian tahu kan." Wida tersenyum.
"Hm yaudah Arav pulang dulu ya, Ma."
"Eh eh jangan dulu. Jasmine sayang kamu kesini sama siapa?"
Tanya Wida dengan nada lembutnya."Aku? Tadi dianter sama Abang." Jasmine terlihat bingung kembali.
"Nah kalo gitu nanti Arav tunggu Jasmine selesai konsul dulu sama Mama ya, abis itu pulangnya kamu anter Jasmine dulu." Ujar Wida kepada Arav. Rencananya kali ini pasti berhasil mendekatkan kedua anak muda itu.
Arav terlihat ingin protes tapi ia tahan karena tidak enak dengan Jasmine. "Aku sih boleh aja Ma. Tapi Jasmine nya mau ngga?" Arav menatap Jasmine sembari mengangkat alisnya.
Jasmine bingung dengan situasi ini. Wida yang tiba-tiba menawarkan Arav menunggunya konsul sampai menyuruh mengantarnya pulang.
"Gue sih oke aja kalo lo ga keberatan nunggu."
Wida tersenyum sumringah. "Nah kalo gitu yu kalian masuk. Arav tunggu aja diluar. Jasmine sama Mama mulai konsulnya ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/256160024-288-k169008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU (ON GOING)
Novela Juvenil♡♡♡ "Gariel...." Panggil Jasmine dengan tatapan kecewanya. Gariel dan perempuan itu menoleh mendengar panggilan Jasmine. Perempuan yang bersama Gariel tampak terkejut dan melepas pelukan mereka. "Jasmine." Batin Gariel dalam hatinya. Tak kalah t...