Hari sudah berganti, dan Jasmine sudah siap dengan seragam sekolahnya. Moodnya sudah jauh lebih baik berkat kedatangan Tante Rosa kemarin.
"Abang ayo cepet, udah siang nih!" Teriak Jasmine sembari mengikat tali sepatunya.
"Iya dek bentar!" Sahut Jason dari kamarnya diatas. Ia berlari menuruni tangga dengan membawa kunci mobilnya.
Jason bersyukur sedari pagi Jasmine terlihat lebih ceria dan bersemangat. Terlihat dari raut wajahnya yang berseri-seri.
"Ayok." Ajak Jason menarik pelan tangan Jasmine kemudian mengelus lembut rambutnya seraya tersenyum hangat.
Mereka memasuki mobil tak lupa memasang seatbelt agar aman. Jason mulai melajukan mobilnya keluar dari komplek perumahan.
"Dek, kalo ada apa-apa telpon abang." Titah Jason.
"Hm." Jasmine hanya bergumam tidak jelas. Dirinya sibuk menikmati jalanan yang ramai.
"Jawab yang bener. Inget jangan deket sama cowo itu lagi." Ucapnya lagi.
Jasmine menolehkan kepalanya. "Iya jangan bawel deh. Oh iya nanti pulang agak telat ya soalnya mau rapat dulu."
Jason mengangguk. "Cowok yang kemarin nganterin kamu namanya siapa? Arif?" Dahinya berkerut mencoba mengingat.
"Arav bang bukan Arif. Masa baru kemaren aja udah lupa sama nama orang, Ck." Jasmine mendengus sembari mencebikkan bibirnya.
"Nah itu si Arav. Kayanya dia cowok baik-baik." Jason melirik Jasmine.
Jasmine tampak berpikir sejenak. "Kelihatannya emang kaya gitu sih - eh kenapa abang tiba-tiba ngomongin Arav?" Tanyanya heran menatap Jason dengan bingung.
"Cuma mastiin aja kalo temen kamu itu bukan cowok sembarangan." Jawab Jason.
Jasmine hanya mengangguk-nganggukan kepalanya. Tak ada yang berbicara lagi selama perjalanan hingga akhirnya mobil yang dikendarai Jason sampai di depan gerbang sekolah Jasmine.
"Makasih abang tercinta, hati-hati dijalan."
Cup.. Jasmine mengecup pipi Jason, membuka seatbelt lalu turun dari mobil. Ia melambaikan tangannya disertai senyum manisnya. Ah cantiknya.
Jason yang melihat itu hanya tersenyum. Kemudian melajukan mobilnya lagi pergi dari sekolah Jasmine.
***
"Jeje!" Suara Lintang menghentikan langkah Jasmine di koridor kelas 11 tepat di depan kelas Lintang. Terlihat Lintang berlari dari dalam kelasnya.
"Omg Je gue kangen banget sama lo." Ucap Lintang seraya memeluk Jasmine erat.
"Woi jangan kenceng-kenceng! Gue ga bisa nafas!" Protes Jasmine dipelukan Lintang.
Lintang melepaskan pelukannya sambil cengegesan. "Gue khawatir banget tau sama lo pas denger lo kemaren - itu." Lintang menjeda ucapannya sebentar.
"Ah elah lebay lo orang gue gapapa nih." Jasmine berputar di hadapan Lintang dengan anggun bak seorang putri.
Lintang menggeplak pelan kepala Jasmine. "Kayanya otak lo yang ga waras deh."
"Sialan lo sakit nih!" Jasmine merenggut kesal. Tangannya mengusap-ngusap kepalanya.
"Lebay amat. Nanti kantin bareng jangan lupa! Gue mau ngerjain tugas lagi nih, bye Jejeku!" Lintang berbalik masuk lagi ke ruang kelasnya setelah mengusap kepala Jasmine.
Jasmine tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya sampai di ruang kelas. Sesekali ia bersenandung pelan.
"Good morning everybody!" Sapa Jasmine pada teman-temannya yang sudah ada di dalam kelas. Tak lupa senyum lebarnya ia tunjukkan.
"Wohooo Jeje kita datang guys! Kasih jalan kasih jalan!" Teriak Akmal dengan heboh. Ia berlagak seolah-seolah bodyguard Jasmine. Beberapa teman Jasmine pun melakukan perintah Akmal.
Jasmine tertawa melihat hal tersebut. Teman-temannya itu memang selalu punya cara untuk membuatnya tertawa.
"Kamsahamnida" Ucap Jasmine mengerlingkan sebelah matanya pada Akmal. Ia duduk di kursinya dengan nyaman.
Akmal terlihat salah tingkah. "Sama-sama cantik." Akmal membungkuk seperti yang biasa dilakukan orang korea, kemudian tertawa terbahak-bahak. Absurd sekali sikapnya ya kawan.
Jasmine menggelengkan kepalanya maklum. Ia melihat Flo datang dengan wajah lesunya. Jasmine mengernyitkan dahinya heran. Biasanya Flo datang dengan berlari disertai teriakam hebohnya, namun kali ini ia berjalan lesu seolah tak punya energi.
"Kenapa Flo kok lesu gitu?" Tanya Jasmine ketika Flo sudah duduk di kursi sampingnya.
Flo terlihat menghela nafas berat. Wajahnya terlihat tak bersemangat. "G-gue udah berdosa banget Je."
"Berdosa gimana sih Flo?" Tanya Jasmine heran.
Flo menatap wajah Jasmine dengan ekspresi sedihnya. "Motor gue ga sengaja nabrak mobil orang sampe lecet di parkiran."
"Astaga gue kirain kenapa! Tinggal ganti rugi lah Flo kalo lecet dikit."
"Tapi yang punya mobil tuh ga terima gue ganti rugi Je. Dia malah minta gue jadi pacarnya." Flo menunduk lesu.
"Lah itu sih rezeki lo kali. Lo kan jomblo ngenes tuh apa salahnya terima Flo." Ucap Jasmine dengan tampang polosnya.
Flo melirik Jasmine sinis. "Heh lo kira gue mau pacaran sama es batu? Ya kagak lah." Cerocos Flo, kini wajahnya berubah kesal.
Jasmine terlihat bingung. "Es batu?"
"Si Faza sohib mantan lo itu tuh! Mana mau gue sama dia."
Jasmine menganga. Faza memang sangat irit bicara, jika Flo dengan Faza disatukan sepertinya tidak akan nyambung. Flo berbanding terbalik dengan sifat Faza.
"HAHAHAHAHA MAMPUS LO PACARAN SAMA ES BATU! Jasmine tertawa terbahak-bahak sampai beberapa temannya melirik kearahnya.
Flo merenggut kesal. Bukannya membela temannya, Jasmine malah menertawakan nasib malang Flo. Itulah gunanya teman ya bro.
"Udahlah terima aja Flo. Dia juga ganteng loh." Jasmine memanas-manasi Flo.
"OGAH!"
Flo menelungkupkan wajahnya diatas meja. Jasmine terus berusaha membujuk Flo sampai akhirnya bel tanda masuk berbunyi.
***
♡♡♡
thank you!
| cover and photo by pinterest |
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU (ON GOING)
Ficção Adolescente♡♡♡ "Gariel...." Panggil Jasmine dengan tatapan kecewanya. Gariel dan perempuan itu menoleh mendengar panggilan Jasmine. Perempuan yang bersama Gariel tampak terkejut dan melepas pelukan mereka. "Jasmine." Batin Gariel dalam hatinya. Tak kalah t...