Sibyuk: Kecewa

129 20 0
                                    

Tidak terasa masa SMA akan segera berakhir, malam ini adalah malam perpisahan yang dibuat seperti pesta dansa. Ide pesta dansa ini usulan dari semua anak-anak kelas 12 yang diwujudkan oleh para pengurus OSIS. Solar berangkat bersama wheein dan hwasa memakai mobil elit wheein.

Dan byul, kata wheein ia tidak akan datang karena harus mengurus sesuatu. Saat solar bertanya tentang sesuatu tersebut, wheein hanya mengangkat bahu. Wheein dan hwasa bilang byul agak tertutup akhir-akhir ini. Mendengar itu, solar merasa bersalah. Ini semua pasti karna solar yang mengabaikan byul, sebenarnya solar sangat merindukan byul, tapi perkataan byul tempo hari yang bilang dan mengakui semuanya, membuat geger seluruh sekolah 17 Agustus. Dan harus membuat jaga jarak antara byul denganya.

Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di sekolah elit itu. Lapangan parkir yang sangat luas, sudah penuh dengan mobil-mobil milik siswa kelas 12 yang sebentar lagi akan mengakhiri masa SMA-nya. Lapangan basket pun terpakai untuk memarkir motor yang juga sudah penuh.

Mereka bertiga, memasuki aula yang sudah dibuat seperti ball room. Kebanyakan anak masih ramai di lapangan sebelah aula, bercanda dengan teman seperjuangan yang sebentar lagi akan berpisah.

Beberapa anak yang di cap nakal terlihat gelisah menanti pengumuman kelulusan, takut mereka harus kembali menyandang status sebagai pelajar.

"Unnie, apa solar unnie masih berantem sama byul?" Tanya wheein

"Ya gitu lah, gue juga gak tau tiba tiba antara gue sama dia jadi makin jauh kayak gini" Jawab solar.

"Unnie udah kabarin byul duluan?" tanya hwasa, Solar menggeleng.

"Udah lah jangan bahas byul dulu mending kita fokus ke acara sekarang!"

'Sebenarnya aku ingin bilang maaf ke dia tapi semua keinginanku terkalahkan oleh gengsi' batin solar

******
"Selamat malam, para murid SMA 17 Agustus angkatan 21. Malam ini, adalah malam bersejarah bagi kita semua." Si pembawa acara yang merupakan siswa kelas 11 terus mengoceh sampai akhirnya mempersilahkan kepala sekolah naik ke atas panggung dan memberikan sambutan.

Setelah Kepala Sekolah selesai dengan sambutannya, si pembawa acara kembali mengambil alih, kini, ia mempersilahkan wakil kepala sekolah untuk naik ke atas panggung. Setelah memberikan pidato singkat, Pak bekhyun selaku yayasan sekolah memanggil beberapa murid untuk naik ke atas panggung, 6 siswa sudah naik ke atas panggung.

"Kim yongsun"

Deg!

Jantung solar berdetak cepat, kenapa namanya di panggil? Apa ia tidak lulus? Tidak mungkin. Solar perlahan mendekati panggung, lalu pak baekhyun membantunya naik ke atas.

Tangan solar basah oleh keringat, ia sangat takut jika tidak lulus, padahal ia sudah belajar sekuat tenaga untuk ujian ini. Entah apa yang akan ia lakukan jika benar-benar tidak lulus.

Jantungnya terus menerus berdetak kencang, matanya mencari byul, berharap jika memang ia tidak lulus byul tidak jadi datang agar tidak perlu melihat momen memalukan ini.

"Ahn hyejin" solar menghela nafas, setidaknya ia punya teman di atas sini. Hwasa berdiri di sebelah solar, lalu meraih tangannya. Tangan hwasa dingin dan berkeringat, sama seperti solar.

"Moon byeol yi." byul. Nama byul dipanggil. la tidak muncul, dan memang tidak akan muncul.

"Moon byeol yi." Pak baekhyun kembali memanggil nama byul.

"Byul gak dateng, pi!" Teriak wheein dari bawah.

"Jung wheein" wheein berdiri di sebelah hwasa. Wheein sama sekali tidak gugup karna wheein percaya bahwa dia akan lulus.

"Baik, kalau begitu kita mulai. Saya punya 10 amplop, masing-masing dari kalian akan mendapatkan satu. Tapi karna satu orang tidak hadir, saya akan menyimpan sisanya" Pak baekhyun membagikan amplop pada 9 murid yang berdiri di atas panggung, sesuai dengan nama yang tertera pada amplop tersebut. Tangan solar bergetar saat menerima amplop.

"Jangan buka amplopnya sebelum saya suruh"

Beberapa kali solar menyapukan tangannya yang basah pada dress merah yang ia kenakan. Jantung solar semakin tidak beraturan, ia benar-benar takut tidak akan lulus kali ini. Padahal ia sudah mendapatkan beasiswa universitas yang ada di london, apa jadinya kalau ia tidak lulus?

"Pada hitungan ketiga, silahkan buka amplopnya", ucap pak baekhyun.

"Satu.. dua." Jari solar sudah siap untuk merobek amplop beserta isinya kalau-kalau ia tidak lulus.

"Tigaaaa!" Jari solar terasa kaku, sehingga untuk merobek amplop terasa sangat sulit. Amplop berhasil disobek, solar menarik kertas di dalamnya, murid murid yang berdiri di sebelah kanannya banyak yang memekik entah senang atau kecewa.

Hanya satu kata yang dicari solar di kertas itu, hanya satu kata. 'LULUS' dan kata itu tercetak jelas pada selembar kertas putih yang di genggam solar.

Banyak kalimat lain di atas kata itu, tapi solar tidak peduli yang ia tahu ia lulus! Solar memekik kegirangan, begitu juga hwasa dan wheein yang berdiri di sebelahnya. Mereka berpelukan, air mata yang ditahan sedari tadi akhirnya tumpah. Kesembilan murid telah lega, menyisakan dua ratusan murid lagi dibawah yang sedang berharap-harap cemas.

"Berikan selamat pada kesepuluh murid yang dipanggil untuk naik ke atas panggung, mereka adalah sepuluh murid dengan nilai terbaik di SMA 17 Agustus. Bukan hanya nilai UN, tapi keseluruhan nilai dari semester satu hingga semester 2." Riuh tepuk tangan terdengar begitu menyenangkan ditelinga solar.

'Jadi, byul juga mendapat nilai terbaik' Batin solar.

"Dan untuk para murid yang tidak di panggil, saya memberitahukan bahwa SMA 17 Agustus lulus 100 persen!" solar Serempak teriakan membahana di aula SMA 17 Agustus.

****
Solar prov~

Aku, wheein dan hwasa kembali berpelukan, sebenarnya mereka menarikku dalam pelukannya. Dan berbisik,

"unnie jangan liat pintu masuk". Aku mengerutkan dahi, lalu berusaha melepaskan pelukan mereka, tapi hwasa menahan.

"Hyejin-nie, please" ucapku. Akhirnya ia melepaskan pelukan.

Saat itu aku langsung melihatnya. Dan tiba tiba air mataku mengalir deras, aku turun ke panggung dan berlari keluar, dan menabrak beberapa siswa dan aku sengaja menabrak dia kemudian menatap sekilas wajahnya aku tak sanggup melihatnya,
kenapa dia seperti ini kenapa dia berubah drastis kenapa dia menjauhiku saat aku sudah mau menentukan seperti apa hubunganku dengannya, apa salahku sampai dia seperti ini....

Diam Diam Suka {MOONSUN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang