Hay guys kembali lagi dengan saya author yg paling cantik hehe 😁 canda🤣
Update lagi nih semoga suka
Kuy baca
👍👇👇💓❤️_
"Ayah hamil?"
Uhuk ... uhukk ....
Kue brownis yang sedang asik-asiknya Agam kunyah supaya bisa mudah berselancar melewati tenggorokannya nampaknya kini sudah salah jalur karena malah memasuki hidungnya hingga membuat Agam langsung tersedak-sedak dan terbatuk.
Apabila seperti ini terus Agam akan benar-benar bisa lebih cepat bertemu dengan malaikat Izrail. Anaknya Albi sebenarnya polos atau barbar? Bagaimana bisa ayahnya dia katakan hamil? Mau Agam umpati kasihan karena sama saja itu mengumpati dirinya sendiri.
"Apa maksudmu, Nak?" tanya Agam setelah berhasil mengeluarkan brownis dari hidungnya. Perih sudah hidung mancungnya itu saat ini.
Albi menyelesaikan sarapannya. Bocah kecil itu langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Agam. Tangan kecilnya mengelus perut Agam dengan lembut.
Ya, Agam memang sekarang terlihat lebih gemuk, perutnya tak ayal ikut sedikit buncit gara-gara pria itu yang sudah jarang olahraga meskipun di rumahnya terdapat tempat gym. Dadanya kini tidak bisa dikatakan sixpack lagi melainkan onepack.
Ini semua gara-gara Dinda. Gadis itu tiada hari tanpa membuat cemilan di rumahnya hingga mau tak mau setiap Agam duduk otomatis dirinya ikut ngemil dan sekarang berakhir membuat berat badannya naik tujuh kilo.
"Iya kata, bang Riki kalau orang perutnya besar itu hamil."
Agam melongo mendengar jawaban dari sang anak. Kenapa semua pengetahuan gila anaknya itu harus dia dapatkan dari si Riki remaja barbar tersebut. Mungkin benar, setelah ini Agam harus mengusir tetangganya itu agar anaknya tidak bisa mendapatkan pengetahuan pemicu sesak napas Agam.
Benar-benar bisa meninggal secara kejang-kejang Agam apabila terus-terusan menghadapi wawasan anaknya yang sudah terlalu luas itu.
"Nak dengarkan ayah baik-baik. Manusia yang memiliki burung tidak bisa hamil. Hamil hanya untuk perempuan. Kamu paham?" Albi manggut-manggut mengerti.
"Ya sudah, ayah sarapan dulu," ucap Agam. Baru saja sepotong kue kembali masuk ke mulut Agam pertanyaan Albi kembali membuat Agam terbatuk.
"Bunda perempuan, tapi kenapa belum hamil?"
Agam menepuk-nepuk dadanya yang sesak. Resiko mempunyai anak yang memiliki jiwa keingintahuan besar ya gini. Sangat hobi menguji kesehatan jantung.
"Itu karena wisata berharga bundamu belum ayah kunjungi," jawab Agam.
"Kenapa belum ayah kunjungi?"
"Tiketnya mahal, Nak." Albi kembali mengangguk meskipun otaknya masih mencoba berpikir keras mencoba memahami dan mencerna jawaban ayahnya.
"Biar nanti aku tanya bang Riki deh. Sebenarnya berapa biaya agar bisa mengunjungi wisata perempuan makannya ayah tidak mampu mengunjungi wisata bunda," gumam Albi yang seolah mendapatkan hidayah dari rasa ingin tahunya.
_
"Seluruh pembantu hari ini libur. Ibu menyuruh kita membersihkan halaman belakang karena mau dibikin kandang kelinci," ucap Dinda.
Agam hanya acuh sambil terus memainkan laptopnya. Ibunya memang sangat suka memelihara hewan, tetapi hanya sehari dan selebihnya dia akan menyuruh orang lain yang mengurusnya.
Menambah perkejaan saja memang!
"Tuan kau dengar aku, 'kan?" sentak Dinda.
"Iya," jawab Agam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda menyebalkan(END)
HumorFollow akun aku ya👌 Agam adalah seorang duda kaya raya yg di tinggal kan oleh mantan istrinya karena saat itu kondisi ekonomi yg masih rendah. ia juga memiliki seorang anak laki laki yg jiwa keingintahuan yang besar apalagi jika berhubungan dengan...