🔺 Cerita ini mengandung unsur kata-kata kasar dan jorok yang tidak di samarkan, jadi harap para adik-adik yang pura-pura dewasa jangan lanjutkan membaca. Stop di sini saja jika tidak mau otak kalian kesandung biji salak
***
"Ayah ....!" Albi berteriak kencang kala melihat Agam dengan santai berkutat dengan laptop sedangkan sekarang Albi sedang khawatir lantaran sang bunda telah hilang bak di telan bumi.
Gbrakk!
"Oh, no! Harta tahta sosis panjang lima belas cm dan berdiameter lima milikku!" teriak Agam.
"Astaga! Hancur laptop tempat berkumpulnya video empat tidak ayah, Nak!" sambung Agam sembari menjambak rambut hitam berkilaunya frustasi.
"Itu video empat tidak video jenis apa, Ayah?" tanya Albi polos.
"Itu video pemersatu bangsa, Nak," jelas Agam yang masih bisa sabar meksipun rasanya malam ini dirinya telah berasa kehilangan sebelah jiwanya. Sedangkan Albi terdiam mencoba memahami arti dari ucapan sang ayah.
"Pemersatu bangsa?" gumam Albi menatap polos pada Agam.
"Penyatu tiang listrik dan goa gohara," jawab Agam. Melihat ekspresi Albi yang semakin kebingungan membuat Agam kesal sendiri.
"Sudahlah lupakan. Ada apa?" senggah Agam meraih laptopnya yang masih tergeletak dengan kondisi mengenaskan di lantai kramik berlian rumahnya.
Agam menatap sendu laptop bermerek apel di gigit monyet yang telah retak layar tersebut. Pasalnya dirinya sudah menghabiskan dua malam untuk mendownload puluhan video pelampiasan kala efek dudanya bangkit.
"Bunda di mana? Kata, Ayah bunda sudah, Ayah beli kenapa sekarang dia tidak ada di rumah?" tanya Albi menyampaikan keresahannya.
"Oh, tadi dia sudah ayah buang kembali, Nak. Bakteri lumut itu tidak pantas jadi bundanya, Albi jadi tidak usah mencarinya lagi ya, Sayang. Minggu depan nanti kita cari yang lain saja, ayah juga sudah memiliki beberapa rekomendasi bunda yang bagus untuk, Albi. Bagaimana setuju?!"
"Nenek ...! Celana andalan, Ayah kita bakar malam ini!" teriak Albi. Agam melotot sempurna. Tidak. Tidak boleh. Celana andalan itu berupa celana unlimited edition seplenet bumi. Kenapa ancaman yang Agam terima harus melibatkan celana andalannya?!
Kenapa sulit sekali menyingkirkan gadis gila bernama Dinda tersebut. Bahkan hanya mengusirnya saja Agam sudah diancam membakar celana kesayangannya. Lantas bagaimana jika Agam sudah mengirim gadis itu ke planet Venus. Mungkin dirinya bisa dibunuh oleh ibu dan anaknya.
Agam akui jimat iler lele yang digunakan Dinda sangat manjur! Ya itu patut di akui dan patut dibuatkan sertifikat halalnya, jangan lupakan juga nanti diberikan cap tiga badak.
"Agam!" Agam yang masih dalam posisi memangku laptop mahalnya yang telah rusak itu langsung menoleh pada asal suara. Yunita sudah berdiri di dekat sofa dengan memegang sebotol minyak tanah serta korek api.
"Ibu---"
"Telah kau ke mana, 'kan gadis itu, huh?" Nyali Agam menciut. Mungkin dirinya harus mengalah dan membawa pulang kembali si bakteri malaria itu malam ini demi bisa menyelamatkan celana andalannya. Ya, baiklah Agam akan membawa gadis itu kembali. Agam akan membelinya lagi
Agam langsung mengangkat kedua tangannya ke udara lalu menyengir onta. "Ooh, hehehe ... em, itu anu, tadi bundamu sedang pulang mengambil pakaiannya, Albi. Ya benar, mengambil pakaiannya," jawab Agam sambil beranjak dari duduknya dan langsung berlari menggunakan jurus seribu bayangan untuk cepat sampai di kamarnya. Celana andalannya harus di selamatkan dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda menyebalkan(END)
HumorFollow akun aku ya👌 Agam adalah seorang duda kaya raya yg di tinggal kan oleh mantan istrinya karena saat itu kondisi ekonomi yg masih rendah. ia juga memiliki seorang anak laki laki yg jiwa keingintahuan yang besar apalagi jika berhubungan dengan...