14. pendramaan kedua

5.9K 463 0
                                    


Hay guys update lagi nih.
Yuk vote,komen and follow akun author yah..👌💕👇
supaya author nya semangat ngelantik nya okeyy




Malam nanti adalah hari di mana acara reunian Agam akan dilaksanakan. Dinda tentunya sudah mempersiapkan diri sejak awal agar kelak di sana nanti dia bisa bersikap kalem dan tidak mempermalukan Agam.

Apalagi mengingat di sana ada kehadiran sang mantan istri tidak ada akhlak Agam jadi Dinda tak boleh tampil kalah cantik dari wanita itu.

Sudah hampir satu jam Dinda berada di di kamarnya. Kegiatannya tak lain merawat diri. Dari membersihkan kukunya, mencabut bulu ketiaknya yang mungkin sudah tumbuh lagi, memakai berbagai cream dari skincare yang Agam baru belikan kemarin dan juga tak lupa Dinda membasmi kaki jenjangnya dengan waxing agar terlihat mulus.

"Nona lele ka-- Huaaa ...!" Panggilan Agam membuat Dinda langsung menoleh dan mendengar Agam berteriak kaget Dinda ikut teriak karena terkejut.

Tentu saja Agam terkejut. Penampilan Dinda kini bahkan sudah menyerupai hantu kuntilanak yang salah memakai bedak. Wajah Dinda yang berwarna abu-abu akibat masker serta rambut panjangnya yang tergerai setengah basah dengan berantakan. Di tambah keadaan kamar yang remang-remang membuat kesan semakin horor.

"Apa kau sudah bosan berkerja di rumahku sehingga ingin membunuhku dengan cara seperti ini?!" tuding Agam kesal sembari menyalakan lampu dan melangkahkan kakinya mendekati Dinda yang duduk dengan beberapa botol serta plastik-plastik skincare yang sudah berceceran di lantai.

"Hmm." Deheman kecil Dinda lontarkan. Bukan tak mau menjawab hanya saja mulutnya terasa keram akibat batasan masker yang ia oleskan terlalu dekat dengan bibirnya.

"Kau apakan wajah jelekmu itu?" tanya Agam mencolek masker Dinda yang sudah setengah kering. Tetesan air dari rambut Dinda di lantai membuat Agam jijik sendiri. Gadis itu benar-benar jorok dan pecicilan. Apakah tidak bisa gadis itu sehari saja jaga image di depan Agam?

Setidaknya jangan kelihatan terlalu jorok bukan?

Agam langsung bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar mandi Dinda. Setelah dapat yang ia cari Agam langsung duduk di pinggir kasur dan mencolokkan hairdryer.

Dinda menatap Agam bingung.

"Jangan baper aku hanya tidak ingin aku terpeleset dan berakhir geger otak gara-gara tetesan air dari rambut sarang kutumu itu!" sarkas Agam. Dinda ingin tersenyum, tetapi wajahnya yang terasa kaku jadi ia urungkan.

Dinda langsung memundurkan duduknya dan bersandar di kaki ranjang. Tangannya sibuk memegang kipas kecil guna membantu cepat mengeringkan maskernya, sedangkan Agam sudah mulai membantu mengeringkan rambutnya.

Sudah cukup romantis seharusnya apabila Agam bisa halus dalam berbicara, tetapi apalah daya gengsi Agam terlalu besar meskipun hanya sekedar ingin mengucapkan kata lembut untuk Dinda.

"Tuan kau ingin terlihat tampan, 'kan saat di acara reunimu nanti?" tanya Dinda tiba-tiba. Suara gadis itu sedikit tidak jelas, tetapi masih bisa Agam pahami.

"Aku tidak pernah terlihat jelek," jawab Agam sambil mencabutkan colokan hairdryer.

"Iya maksudku setidaknya rawatlah dirimu sedikit sama sepertiku ini," jelas Dinda. Agam bergidik geli melihat wajah Dinda.

"Ogah, tidak pakai cairan-cairan apapun aku sudah tampan," tolak Agam.

"Ck, ini akan seru. Sekali-kali, Tuan harus mengerti konsep perawatan diri!" Dinda langsung membuka bungkusan maskernya yang bewarna merah muda. Setelah mengaduknya dalam sebuah wadah Dinda langsung mengoleskan ke wajah Agam.

Duda menyebalkan(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang