_
Beberapa hari telah berlalu setelah insiden dari acara reuni. Agam juga akhir-akhir ini lebih sering pulang cepat dari kantor. Tidak seperti dulu yang lebih sering pulang malam. Entahlah, Agam sendiri tidak tau kenapa dirinya lebih betah di rumah akhir-akhir ini.
"Agam," panggil Yunita. Agam yang hendak ke halaman belakang mengentikan langkahnya dan menghampiri sang ibu yang sudah berpenampilan rapi.
"Ada apa, Ibu?" tanya Agam.
"Ayo siap-siap. Ibu mau membeli kue," jawab Yunita.
"Membeli kue? Mengajak diriku? Ibu ini salah ajak orang. Aku ini tidak mengerti perihal cita rasa kue. Aku lebih mengerti cita rasa cairan lelehan lembah goa," jawab Agam. Yunita langsung menjitak kuat kepala anaknya tersebut.
"Pikiran kamu selalu saja melantur ke berbagai lembah kaum hawa, kalau tidak membawa-bawa tumbuhannya ya membawa airnya," cibir Yunita. Agam langsung tertawa.
"Ajak, nona lele saja," usul Agam.
"Dia sedang tidak enak badan. Lagian, ibu cuma meminta kamu anterin ibu saja setelah itu kamu temani calon istrimu di rumah," jawab Yunita.
Mendengar kabar Dinda yang sedang tidak enak badan membuat Agam sedikit khawatir, tetapi sebisa mungkin pria itu bersikap biasa saja di depan ibunya.
"Sejak kapan si nona lele jadi calon istriku? Ibu ini mungkin sudah sedikit pikun," jawab Agam.
"Sudah-sudah. Ayo cepat antar ibu dulu. Kuenya sudah harus dibawa ke rumah sahabat ibu nanti malam," senggah Yunita.
Yunita malam ini memang berniat ingin menginap di rumah sahabatnya karena besok pagi sahabatnya tersebut mengadakan acara syukuran untuk cucu pertamanya yang baru lahir kemarin.
"Ya sudah, Agam ganti celana dulu," jawab Agam langsung berlari ke kamarnya.
* * *
Dinda yang sudah dua jam tidak melakukan apapun di dalam kamar mulai bosan. Sebenarnya dirinya tidak sedang sakit seperti yang dikatakan Yunita. Hanya saja dirinya saat ini sedang flu akibat cuaca yang memang sedang sering hujan.
Baru flu saja Dinda sudah dilarang mengerjakan apapun. Bahkan napak lantai tidak diperbolehkan lantas bagaimana apabila Dinda sedang mengandung anak Agam? Tidak bisa dibayangkan bagaimana perhatiannya Yunita padanya. Mungkin terkena napas Agam tidak diperbolehkan.
"Aku ini apa-apaan coba? Mana mungkin juga bisa hamil, orang bukan suami istri," gumam Dinda yang tersadar akan pikiran gilanya.
Mengingat bahwa dirinya belum skincare'an, Dinda langsung bangkit dari kasur dan menuju kamar mandinya. Perawatan di kamar mandi akan terasa lebih afdol karena bisa sekalian latihan vokal agar bisa jadi penyanyi terkenal seperti Raisa.
"Sedikit lagi sudah satu bulan aku bekerja di sini, bagaimana ya jika kontrak kerjaku habis? Apa aku minta diperpanjang saja?" gumam Dinda sambil mulai membersihkan wajahnya.
Baru membayangkannya saja Dinda sudah tak sanggup. Yang jadi beban penghalangnya pergi adalah Albi. Rasanya Dinda benar-benar tidak tega apabila setelah lima bulan ini ia akan meninggalkan Albi.
Ya, meskipun Dinda tau bahwa Agam juga akan segera menikah dengan Jessica dan Albi benar-benar akan mempunyai ibu setelah itu. Seharusnya Dinda bahagia untuk itu bukan? Tetapi kenapa rasanya ia sangat tidak rela.
"Ck, ternyata begini rasanya saat sudah nyaman dengan seseorang tetapi sudah ada waktu berpisahnya," lirih Dinda.
"Percayalah ... hanya diriku paling mengerti. Kegelisahan jiwamu kasih .... dan arti kata kecewamu. Kasih yakinlah, hanya aku yang paling memahami, besar arti kejujuran diri ... indah sanubarimu kasih ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda menyebalkan(END)
HumorFollow akun aku ya👌 Agam adalah seorang duda kaya raya yg di tinggal kan oleh mantan istrinya karena saat itu kondisi ekonomi yg masih rendah. ia juga memiliki seorang anak laki laki yg jiwa keingintahuan yang besar apalagi jika berhubungan dengan...