25. bertemu Reno

6.1K 451 0
                                    


_

Satu bulan berlalu ....

Satu bulan tetap belum bisa bagi Agam untuk menemukan Dinda. Sagala cara rasanya sudah Agam lakukan, tetapi tetap saja kehadiran gadis itu belum kunjung bisa di temukan juga. Dari pencarian keberangkatan di segala penjuru transportasi darat dan udara sudah dicek, tetapi tetap tidak membuahkan hasil.

Agam terduduk lemas di dalam mobilnya. Pria itu sudah hendak pulang dari kantor. Pikirannya kacau saat ini. Memikirkan sikap anaknya yang semakin hari semakin cuek padanya juga membuat Agam tersiksa.

Tidak mau terlalu sedih memikirkan segala permasalahan yang sedang terjadi Agam langsung menghidupkan mesin mobilnya.

Sekitar lima belas menit pria itu sudah memasuki lorong kompleks rumahnya. Netranya menatap kaget seorang cowok yang sedang duduk di halaman rumah tetangganya.

'Dia sepupuku, anak dari bibi Hana. Adik ayah.' Sepenggal kalimat yang pernah diucapkan Dinda dulu teringat jelas di benak Agam. Pria itu langsung menginjak rem mendadak dan langsung turun dari mobilnya.

Ya, di sana sudah ada kehadiran Reno dan Riki si tetangganya yang sangat Agam banggakan karena hari ini telah membawa sedikit celah keberuntungan baginya.

Kedua laki-laki yang ternyata bersahabat di kampus karena menjalani fakultas yang sama itu tentu terkejut saat melihat Agam nampak tergesa-gesa menghampiri mereka berdua. Jiwa raga mereka langsung was-was. Keduanya tentu memiliki ketakutan yang sama kepada pria berwajah imut, tetapi memiliki stok sindiran kejam yang tidak pernah habis tersebut.

"Kenapa gue harus bertemu dengannya lagi. Jangan-jangan dia mau menyewaku dalam ajang membantu kucingnya beranak." Reno bergumam. Riki yang mendengarnya sontak menatap sahabatnya tersebut terkejut.

"Lo kenal dia?"

"Iya dia pria yang menyeramkan menurut gue," jawab Reno sedikit berbisik.

"Mau apa dia ke sini," lirih Riki.

"Hei kau cepat ke mari. Aku tidak mau ke situ!"

Benar dugaan Riki dan Reno. Belum apa-apa Agam sudah membentak. Agam bahkan jauh lebih menakutkan dari ibu kantin mereka saat menagih bon utang.

"Aku?" Reno menunjuk dirinya sendiri.

"Mampus lo, Ren!" Reno melebarkan matanya saat mendengar kata umpatan dari Riki.

"Gue rasanya nggak melakukan kesalahan apapun. Kemarin dia marah karena gue sedang duaan bersama kak Dinda lantas apakah sekarang dia marah karena gue mendekati anaknya bu Boni?" ucap Reno.

"Kenapa kalian berbisik-bisik ayo cepat kau kemari! Aku mau menanyakan sesuatu yang penting!" Agam lagi-lagi berteriak. Dengan terpaksa Reno melangkahkan kakinya menghampiri Agam yang sudah berdiri di halaman rumah Riki. Entah kenapa pria itu tidak masuk saja, bukankah dia yang memiliki kepentingan?

"Ada apa, Om?" tanya Reno.

"Om?!" Agam membeo. Ingin sekali dirinya memarahi Reno lantaran sudah memanggil dirinya om seperti itu. Tetapi untuk sekarang ia tidak ada waktu jadi biarkan dulu.

"Ah sudahlah. Aku mau bertanya di mana Dinda?" tanya Agam. Reno mengerjap.

"Kenapa? Bukannya kak Dinda sudah tidak bekerja lagi di rumah, Om?" Reno balik tanya.

"Kata siapa?! Dia masih bekerja dan kemarin dia hanya minta libur satu bulan!" Agam langsung membantah tegas hingga membuat Reno terkesip.

"Iya terus emang kak Dinda tidak bilang mau ke mana?" Reno kembali bertanya.

Duda menyebalkan(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang