(Nami)
Baekhyun benar, kami tak menyesal menginap di hotel yang ia rekomendasikan. Dari segi tempat, hotel ini terletak tak jauh dari pusat perbelanjaan, balkonnya yang menhadap pantai, sangat sempurna untuk melihat view laut dari kamar.
Kami sampai di hotel milik kenalan Baekhyun sekitar pukul 6 sore. Setelah masuk ke dalam kami cukup beruntung karena langsung di sambut sunset yang indah. Tak sabar aku langsung membuka pintu balkon merasakan angin sepoy dan suara deru ombak yang sangat memanjakan telinga.
Baekhyun menyewa 3 kamar; 1 untukku dan kak Sofia, 1 untuk kak Bagas dan 1 kamar untuk dirinya sendiri.
Seperti biasa, Baekhyun mengajak kami untuk makan di kedai milik bibinya. Jaraknya lumayan jauh sih, tapi kami memilih untuk berjalan kaki. Berjalan di malam hari dekat pantai tak buruk juga.
Bibi Baekhyun sudah menyiapkan tempat khusus. Setelah sampai kami di jamu dengan ramah. Aku memesan makanan yang sama dengan Baekhyun seperti biasa, sedangkan kak Sofia dan Kak Bagas memilih berbagai macam menu andalan kedai Sha-jjang.
"Ini milik bibi mu?" Tanya kak Sofi pada Baekhyun yang baru saja masuk setelah memberikan catatan pesanan kami.
"Ya, ini milik bibi dan pamanku. Setelah menikah, mereka merintis usahanya bersama-sama."
"Keluarga mu pembisnis semua?" tangan Kak Bagas langsung kena sikut kak Sofia. Mungkin kalau di Indonesia pertanyaan ini lumrah dikatakan, tapi ku rasa kami memiliki budaya yang berbeda. Sebagian orang korea kurang nyaman untuk membicarakan hal keluarga semacam ini karena menyangkut privasi.
Menyadari ada yang salah dari pertanyaanmya kak Bagas segera meminta maaf, "eh sori ya kalau terkesan lancang."
"Hahaha, gak apa-apa kok. Bukan, keluargaku sebagian besar bekerja di perusahaan atau mengabdi pada Negara. Aku sendiri sepertinya yang terjun di dunia Entertaiment." Jawab Baekhyun santai.
"Eh tapi aku memang udah punya rencana mau buat bisnis sih 3 tahun lalu." ucapnya mengagetkan kami.
Bahkan untuk hal ini Baekhyun belum mengatakan apapun."Oia? Rencan mau bisnis apa?"
Baekhyun tersenyum dengan senyuman khasnya, "Kursus musik dan vocal Nam. Ya kalau nanti aku sudah jarang nyanyi di stage atau wara-wiri di layar kaca, setidaknya aku masih bisa bernyanyi di depan murid-muridku."
Aku tak bisa membayangkan Baekhyun dengan anak-anak, sangat lucu sekali.
Tak sepertiku, kak Sofia merespon dengan cara yang berbeda. Dia tiba-tiba saka meneteskan air mata.
"Kok ngomongnya gitu? Emang lo mau kemana sih ngomong gitu Baek?" Aku tau perasaan kak Sofi pasti sedih, bagaimanapun dia salah satu fans loyal EXO sejak mereka debut.
Baekhyun menggeleng pelan, "gak kemana-mana kok. Tapi realistis aja kalau gak selamanya bintang tuh bersinar. Aku masih punya mimpi yang harus aku kejar. Ngajar tuh memang bagian dari cita-citaku kok."
Kak Sofi bilang Baekhyun harus tetap berkarir dan bernyanyi, apapun yang terjadi, dia akan selalu menjadi fans setianya. Suprisingly, Baekhyun yang mendengar ungkapan dari kak Sofi pun matanya mendadak berkaca- kaca.
"Thanks, Sof." Percayalah selain kak Sofi masih banyak fans setia yang selalu mendukungnya diluar sana.
Setelah mengabisi semua makanan yang dipesan, kami kembali pulang ke hotel dengan berjalan kaki. Padahal rencananya kami akan memesan taxi.
Kami berjalan lamban, menikmati malam sambil bercengkrama. Layaknya pasangan double date, kami beberapa kali jadi pusat perhatian orang sekitar. Di persimpangan jalan, tiba-tiba saja langkah kaki Baekhyun terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Фанфик"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...