(Nami)
Keputusanku mengajak Dev memang sangat tepat. Awalnya suasana dalam mobil Kyungsoo tampak canggung. Namun karena Dev anaknya sosial banget maka obrolan mereka mengalir begitu saja.
Obrolan Dev dan Baekhyun hanya seputar game yang sedang hype dikalangan kaum adam. Mereka memiliki hobi yang sama, sedangkan Kyungsoo nampak tak begitu tertarik dan hanya fokus menyetir saja.
Kami akhirnya sampai di salah satu hotel kawasan hannam-dong, tempat dimana pesta ulang tahun Taeyong dirayakan.
Di depan pintu masuk sudah ada beberapa petugas keamanan yang berjaga. Ada beberapa orang yang mengantree masuk. Prosedur utama sebelum masuk, para tamu yang datang diwajibkan untuk memperlihatkan undangan kemudian di data.
Karena aku dan Dev datang dengan Baekhyun dan Kyungsoo, maka kami tak perlu mengantree lagi. It's called previllage.
Aku sedikit insecure dengan apa yang melekat pada tubuhku. Dari make-up sampai pakaian. Biasanya tak seperti ini, maksudku sampai aku jadi orang tak percaya diri dan terlalu memikirkan penilaian orang lain terhadap penampilanku.
Mataku menyapu seluruh tamu yang hadir, yang kulihat sedari tadi hanya wanita cantik dan pria tampan. Untuk memastikan sesuatu aku berbisik pada Dev.
"Dev, gue cakep gak? Salah kostum gak ya menurut lo?" Dev yang mendengar pertanyaanku terkikik geli. Mungkin dia juga heran mengapa seorang Nami tak percaya diri.
"Cakep kok. Dandanan lo gak berlebihan, pakaian yang lo pakai juga sederhana.. terlihat manis. Perfect, don't worry." Syukurlah jawaban Dev membuatku lebih percaya diri.
"Gak perez kan lo?" Aku memastikannya kembali.
"Kapan gue pernah perez. Percaya sama gue. Lo gausah dandan aja cantik. Gausah insecure gitu ah." Ucap Dev sambil penepuk pundakku pelan.
Keasyikan ngobrol sama Dev, tanpa sadar kami terpisah dengan Baekhyun dan Kyungsoo. Putar arah kami mencari keberadaan mereka. Namun nihil, kami tak bisa menemukannya.
"Yaudahlah lanjut jalan aja. Palingan ketemu entar di ballroomnya." Begitu kata Dev. Kami pun berjalan beriringan kembali. Jalan menuju ballroom pesta memiliki pencahayaan remang. Nuansa klasik dan elegant sangat mendominasi. Jangan lupakan wangian lavender yang begitu manis memanjakan indera penciuman.
Di tengah perjalanan, tak sengaja aku bertemu Taeyong yang sedang berjalan ke arah kami. "Hai kamu Nami kan?" Tanyanya memastikan.
Pandangan Taeyong mengarah ke Dev singkat lalu kemudin kembali menatapku lagi. "Ini pacar kamu ya?"
Di pesta ulang tahunnya, Taeyong mengenakan setelan luxury, dipadukan dengan sepatu sneakers harga selangit keluaran terbaru yang warnya sedikit mencolok. Nyentrik dan unik, sesuai dengan karakter yang melekat pada Taeyong.
Taeyong sangat tampan, sampai aku sulit untuk membuka mulut. Terlalu gugup, aku menjawabnya dengan terbata.
"B-b-u-bukan kok. Ini Devano temanku sewaktu SMA, kami juga satu kampus." Taeyong mengangguk lalu menjabatan tangannya pada Dev untuk berkenalan.
"Halo. Dev."
"Taeyong."
"Eh iya... ini untuk kamu. Semoga suka ya." Aku memberikan bingkisan kado yang kubeli sore tadi untuk Taeyong dengan tangan gemetar. Dia menerimanya dengan senang hati lalu kemudian memanggil pelayan untuk menaruhnya kado ketempatnya.
"Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk datang, Nami. Terimakasih juga untuk kadonya, apapun itu pasti aku menyukainya." Dia tersenyum tulus.
"Aku malah yang makasih udah diundang. Sebagai Nctzen aku merasa senang." Dengan bangga aku memperkenalkan diriku sebagai fansnya. Taeyong menatapku dengan rasa haru. Lalu mengenggam tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Fanfic"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...