(Baekhyun)
Hidupku berantakan. Tak tahu lagi kemana mencari pelarian selain menghisap rokok dan minum alkohol setiap malam.
Banyak orang bilang hidupku beruntung. Punya pekerjaan bagus, banyak uang dan dicintai para penggemar. Aku tak ingin mengabai berkah yang sudah Tuhan beri. Aku memang memilikinya. Tapi pernah kah mereka berfikir untuk sampai di titik ini aku sungguh harus bekerja keras.
Bahkan setelah sampai di titik ini, harapan yang mereka taruh padaku semakin besar. Hidup kan memang seperti itu. Setelah bisa mencapai target, target lain akan menanti. Itu suatu hal yang memberatkanku, ekspektasi orang lain terhadapku. Terkadang itu pressure yang berat ku pikul.
Ah, aku tertawa. Tertawa karena baru ku sadari ternyata aku mengorbankan kebebasanku. Tak bebas memilih apa yang ingin aku lakukan, semuanya terasa sudah di atur. Bagaimana aku bersikap, bahkan dengan siapa aku berteman.
Manager Hyung tau aku berbohong padanya saat aku mengunjungi apartemen Nami malam itu. Perusahaan benar-benar marah ketika menerima fotoku yang dikirim melalui surel, pengirim itu mengancam akan menyebarkannya jika perusahaan tidak memberikannya sejumlah uang tutup mulut.
Parahnya mereka mencurigai Nami. Wtf! Aku berusaha menyakinkan mereka jika Nami tak mungkin melakukannya. Aku sangat percaya padanya. Untuk apa dia menjual infromasi tentangku? Dia bahkan berasal dari keluarga yang cukup terpandang. She doesn't need money.
Aku bagaikan boneka marionette -- mereka benar- benar mengendalikanku. Bahkan aku tak boleh menemui dan menghubungi Nami lagi. Haruskah mereka juga mengatur siapa saja yang bisa menjadi temanku?
Belakangan ini aku memikirkan semua yang terjadi padaku. Lukisan itu juga membuatku mengalami mimpi-mimpi aneh lainnya. Dan wanita yang mirip Nami tak pernah absen kehadirannya.
Aku terus memikirkan Nami sampai aku hampir lupa patah hati karena Aeri. Terdengar mustahil bukan? Namun itu benar terjadi.
Teringat jelas saat baru putus aku menggila. Bersedih dan merusak tubuhku dengan minuman berbahaya. Tapi tak bisa bertemu dengan Nami lebih dari kata menggila.
Sebulan ini aku sering menyempatkan waktu untuk datang ke parkiran kampusnya. Tak tau... hanya diam memandangi gedung itu dari dalam mobil. Hati kecilku berharap agar tak sengaja bertemu dengannya.
Lalu aku menertawai kebodohanku. Sampai pagi pun, aku tak akan bertemu dengannya. Ujian tengah semester sudah selesai, Nami tak mungkin berada di gedung perpustakaan itu tengah malam begini.
Hari selanjutnya, sore saat pulang latihan, aku kembali lagi mendatangi kampusnya. Hatiku sesak ketika melihat sosok itu bersama pria lain. Aku tau betul perasaan apa ini, tapi aku bisa apa?
Kadang aku juga tak sengaja mendapatinya berjalan beriringan dengan teman-teman dekatnya. Nami bebas berteman dengan siapa saja, dia bebas untuk melakukan hal yang dia suka. Sedangkan aku? Lagi... aku menertawai hidupku.
Dari awal sampai akhir, hanya EXO-L sahabat yang aku punya. Lalu aku kembali pulang.
Tak apa. Setidaknya aku tau Nami gadisku baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Fiksi Penggemar"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...