(Baekhyun)
"T-terimakasih tuan, kau telah menolongku." Pemuda yang usianya mungkin awal 20-an itu membungkuk berkali- kali pada Hwi.
"Tak apa. Sedang apa kau di tengah hutan begini?" Takut- takut pemuda itu menatap Hwi, "S-s-saya sedang berburu."
"Jangan takut, aku tak akan melukaimu. Lagipula kau harus lebih berhati-hati. Disini banyak sekali ranjau yang sengaja dipasang oleh tentara Jepang."
Pemuda itu pun mengangguk. Sepertinya Ia ingin menanyakan sesuatu pada Hwi.
"Sepertinya kau penasaran, apa kau ingin menanyakan sesuatu padaku?"
Dia mengangguk, "K-ken-apa tuan bisa tahu?"
"Tentu saja tahu, aku yang membantu tentara itu memasangnya." Jawabnya enteng.
"Apa tuan bagian dari mereka? Sepertinya tuan bukan orang pribumi?"
"Memang bukan. Aku juga bukan bagian dari mereka. Namaku Seo Hwi. Aku berasal dari Korea." Pemuda itu mengeryit tak paham.
"Baiklah, siapa namamu anak muda?"
"S-saya Sofyan Wastu Widjaya. Anak Kolonel Ibnu Widjaya, tuan..."
***
Seoul masih diselimuti salju, aku terbangun dari tidurku. Biasanya, aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan membersihan diri. Tapi, kali ini pemandangan disampingku jauh lebih menarik... lagipula ini bukan lagi rumahku juga.
Semalam jalanan sangat macet, salju sangat tebal sehingga para pengendara mengemudikan mobilnya pelan- pelan-- dikarenakan jalanan licin. Apalagi berdasarkan ramalan cuaca akan ada perkiraan badai hujan salju jam tengah malam.
Nami yang khawatir menyarankanku untuk bermalam di apartemennya, aku sih tidak keberatan.
Tak ada yang terjadi diantara kami, hanya mengobrol sepanjang malam.. bercerita tentang banyak hal. Like deep conversation--- aku dan Nami jadi terbawa suasana.
Menghabiskan malam panjang dengan Nami, membuatku semakin mengenalnya. Aku juga nyaman menjadi diriku sendiri. Orang lain melihatku sebagai orang yang selalu ceria, padahal aku adalah orang yang paling sensitif.
Pernah suatu ketika, aku dan para member sedang bercanda. Lalu, gurauan ku tak sengaja melukai hati Suho Hyung. Pada hari itu juga, aku langsung meminta maaf padanya.
Keesokan pagi, aku mengirimkan pesan untuk menanyakan jadwal, biasanya Ia selalu fast respone namun yang terjadi dia hanya membaca pesanku tanpa membalasnya. Sumpah! Aku langsung berfikiran yang tidak- tidak, seketika aku langsung sangat menyesal atas gurauanku. Sorenya, aku berkunjung ke kediaman Suho Hyung. Lucunya, setelah aku menjelaskan niat kedatanganku dia hanya tertawa, rupanya dia lupa membalas pesanku karena sedang berolahraga saat aku mengirimkannya pesan.
Begitulah aku...
"Pagi." Nami sudah bangun dari tidurnya.
"Cantik." Kataku.
"Masih pagi ini, udah digombalin aja." Dia terkekeh geli.
"Kamu ada kuliah jam berapa?" Dia berfikir sejenak. "Hmmm jam 2 deh kayaknya. Kamu jadi hari ini scipt reading?"
Benar, hari ini aku ada jadwal first script reading untuk Drama baruku. Setelah menimbang- nimbang akhirnya aku memilih genre mellow-drama yang kurasa cocok dengan image-ku yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Fanfic"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...