28 | Script Reading

55 13 0
                                    

(Nami)

"Jaga bicaramu!" Mayang histeris, tatkala Sofyan memberinya kabar jika Hwi sudah mati tertembak.

"Aku mengatakan yang sebenarnya! Dia mati di depan mataku, Mayang!"

"Kau berjanji akan menolong ku dan Hwi. Tapi kenapa???? Kenapa harus seperti ini."

***

Foto- foto itu sudah ku robek tak beraturan. Tak puas dengan itu... aku menampar Song- Kang, karena telah lancang mengumbar aib mantan kekasihnya sendiri dengan Baekhyun.

"Kamu gak pantes bicara seperti itu tentang Aeri!" Bentakku kasar.

"Wanita jalang itu... akan melakukan apapun demi mendapatkan pria kaya Nami. Dia pasti sudah melemparkan tubuhnya di ranjang kekasihmu. Ah! Rupanya kau masih terlalu polos, sayang." Dia kembali berusaha melecehkanku dengan memegang dagu ku tanpa izin. Dengan cepat aku menepisnya.

I don't really fucking care.

Menurutku dalam suatu hubungan itu harus saling memberi dan menerima.

Memberi cinta dan menerima cinta.

Cinta itu komitmen dalam sebuah hubungan... segala sesuatu yang meng-atasnamakan-nya harus diputuskan bersama. Sama halnya dengan berciuman, melakukan hubungan sexual, mereka melakukan itu atas dasar mau sama mau, tak ada yang merasa dipaksa maupun memaksa.

Lagipula itu masalalu, kalau mungkin benar-- saat itu aku belum ada diantara mereka, aku bukan siapa- siapa.. dan aku gak berhak marah.

Baekhyun adalah pria yang sangat menghargai keputusanku. Bahwa aku punya batasan. No sex before married, and he's fine.

"Aku terkejut setelah membuang Aeri, dia kembali lagi kepelukan pria million seller itu. Coba kau pikir, apa yang Ia harapkan selain uang?"

"Song- Kang, tolong hentikan omong kosongmu. Dari ucapanmu saja, aku bisa menilai siapa pria yang bajingan. Aeri bukan sampah, mulut mu yang sampah!" Bukannya marah, senyumnya semakin lebar. Dia sangat mengerikan.

"Honey, perkataanmu sungguh buat hatiku sakit." Ucap Song-Kang sambil menyentuh dadanya. Such a bad acting, aku langsung membuang pandanganku kesegala arah. Kemanapun asal tidak ke arahnya.

"Lo kenal darimana sih pria brengsek ini Dev?" Aku sengaja menggunakan bahasa Indonesia agar Song-Kang tak mengerti pembicaraan kami. Ku lihat Dev yang masih duduk terdiam .. wajahnya semakin pucat, Ia manatapku ketakutan.

"Gue bakal cerita, Nam. Tapi gak sekarang saat ada pria brengsek ini. Percaya sama gue... gue cuman mau lindungin lo. Orang yang gue sayang." Ucapnya parau.

"Don't speak your language please." Tanpa aba-- Song- Kang menendang kursi yang di duduki Dev, sehingga dia terpental kebelakang.

Aku berteriak histeris. Sialnya minimarket sebelah kampus sangat sepi karena hari sudah gelap. Pemuda yang berjaga di dalam minimarketpun kelihatan acuh tak acuh pada kejadian ini.

Dev sedang lemah, dia tidak bisa melakukan perlawanan apapun. Bertubi-tubi Song-Kang memukulnya tanpa ampun. Dev babak belur, mengeluarkan darah dari ujung bibir hingga hidungnya.

Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang