(Nami)
"Romo, Mayang ndak bisa nikah sama mas Sofyan." Gadis itu duduk anggun, memohon dengan nada yang santun, meski rasanya ingin sekali dia berontak marah.
"Opo????! Gara- gara orang asing itu kamu mbantah titah romo-mu nduk??" Ayah Mayang marah. Dia terang- terang menolak lamaran Hwi seminggu yang lalu.
Sehari setelah memberinya lukisan taman depan Candi Prambanan, Hwi memberikan lukisan wajah Mayang. Di belakangnya ada puisi indah bentuk ungkapan keseriusan Hwi untuk melamar Mayang.
Dengan senang hati, Mayang menerimanya.
Tapi tidak dengan Pakdhe dan Romo-nya.
"Dia bukan keluarga militer ataupun bangsawan, Mayang. Sebaiknya kau menikahlah dengan Sofyan. Ayahnya kaya, punya jabatan--- kau akan hidup aman." Begitu kata Pakdhe Dimitra, adik Ayah.
"Kalau kau tetap bersikukuh menolak perjodohan ini, kau bisa pergi dari sini. Lihat, akan semenderita apa kau hidup bersamanya." keputusan final Ayah Mayang membuatnya dilema.
Satu sisi, dia tak ingin menjadi anak yang durhaka. Namun, di satu sisi dia ingin memperjuangkan cintanya.
Lagipula, Sofyan tak terlihat mencintaiku. Dia tahu kalau aku kekasih sahabatnya.
***
05.07 KST
Teriakan histeris Dev membuat suster yang mendengarnya masuk ke dalam kamar. Aku dan Baekhyun yang sama khawatir akhirnya menyarankan Dev agar beristirahat kembali dan tak perlu terburu untuk memberikan penjelasan atas mimpinya.
Walaupun, aku sangat penasaran "sumpah" apa yang Baekhyun ikrar-kan di masa lalu.
Aku duduk di depan ruang rawat inap, sedangkan Baekhyun berinisiatif ke minimarket untuk membeli kopi agar bisa menghilangkan rasa kantuk.
Otsuka Hirotama.
Dev memberitahu nama orang Jepang yang terhubung dengan kami di masa lalu. Artinya, dia juga ber-reinkarnasi, sama seperti kami.
Siapa dia?
Apa dia Song-Kang?
Payah! Nyatanya aku tak bisa meredam rasa penasaranku, ucapan Dev selalu terngiang di kepala.
"Hei... Nam." Baekhyun menyadarkan dari lamunanku. Aku tersenyum kikuk, dia mengulurkan tangannya memberikan aku segelas kopi hangat.
"Ngelamunin apa?" Tanyanya. Aku yakin sebenarnya ia juga sama penasarannya denganku.
"Ah! Kau penasaran dengan ucapan Dev?" Tebakan nya benar, tak mleset sama sekali. Aku mengangguk lesu.
"Aku gatau Nam, sumpah apa yang aku katakan di masa lalu. Tapi membunuh seseorang tak pernah sedikitpun terlintas dibenakku." Dia menyesap kopi hangat, lalu memandang kembali wajahku.
"Kau tau... aku juga sama penasarannya denganmu. Kita tunggu sampai Dev sudah dalam keadaan stabil, we need to wait. Don't worry." Dia mengelus kepalaku lembut.
"Permisi... jane dan agassi, Dev memanggil kalian untuk masuk ke dalam. Sepertinya ada yang ingin dia sampaikan." Begitu kata suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Fiksi Penggemar"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...