1942
Tenggorokanku kering, perutku sungguh sangat lapar. Seharian ini aku tak diberi izin untuk beristirahat, bahkan mereka tak memberiku makan ataupun minum.
Para penjajah itu sungguh keji. Tanpa ampun mereka menyiksa siapa saja yang berani melawan.
Aku tak boleh gegabah, setidaknya sampai aku bisa membalas dendamku pada seseorang.
"Bertahanlah!"
(Baekhyun)
Terlarut dalam kebebasan, hari-hari yang kujalani terbuang sia-sia. Awalnya aku ingin produktif, mulai menulis lirik lagu, les vocal ataupun melakukan kegiatan lain. Namun, teman-teman sekolahku malah sering mengajak pergi keluar untuk mabuk-mabukan.
Memang sih, baru kali ini aku punya waktu luang. Sejak awal debut, jarang sekali rasanya berkumpul bersama mereka. Mereka adalah teman dekatku sejak sekolah menengah. Bahkan setelah hampir 12 tahun kelulusan, kami masih tetap dekat.
Bel rumah berbunyi berkali-kali, suaranya sangat menganggu. Karena masih mengantuk, aku pun tidur kembali.
Tak hanya bell rumah, ponselku pun tak mau kalah berisik berdering. Panggilan dari manager Hyung, aku segera mengangkatnya.
Me : Ya Hyung?
Manager Hyung : YAK BAEKHYUN!! Kau masih hidup rupanya?! Cepat bukankan pintu!
Sialan! Ternyata ini sudah jam 2 siang. Karena mabuk semalam dan tidur hampir menjelang pagi, aku baru bangun jam segini.
Masih setengah sadar aku berusaha bangkit dari kasur. Kepalaku masih sedikit pening, bahkan berjalan pun masih sempoyongan. Berkali-kali aku mengumpat kasar pada benda tak bersalah yang kutabrak.
Setelah membukakan pintu, Manager Hyung menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan ulahku.
"Kau mabuk lagi?" Tanya Manager hyung sembari meneliti penampilanku yang kacau. Aku mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Jangan sering-sering."
"Iya Hyung, mumpung lagi punya jadwal kosong."
Manager Hyung mengangguk paham, "Iya gue paham. Tapi ingat jangan terlalu sering." Aku tahu, hal ini ia lakukan demi kebaikanku juga.
Setelahnya, Manager Hyung langsung menyuruhku agar cepat bersiap.
"Cepat mandi. Lo lupa hari ini ada janji?"
Aku mengeryit, menggaruk tengkuk leher sembari mengingat-ngingat.
"Ah! Ke kantor poperti kan?" Untung saja ingatanku tak buruk.
"Udah tau, kenapa belum siap-siap?"
"Yaelah.... santai aja kali Hyung. Belum telat ini." Elaku sambil menuju kamar mandi dengan muka masam.
Baru saja masuk kamar mandi. Ku dengar manager Hyung tak henti-hentinya mengomel dan meminta agar aku mandi lebih cepat lagi. Hah? Tau begitu aku tak usah mandi saja tadi.
***
Kantor poperti tidak terlalu jauh dari tempat kediamanku, sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk kami sampai ketempat yang dituju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)
Fanfic"Apa itu Pedang Sapatha?" "Tragedi tahun 1944, di sebuah Desa dekat Candi Prambanan," begitu katanya. Namiya Cassa Danureja di terima berkuliah di Seoul Nasional University jurusan Business Administration. Harapanya selain berkuliah adalah bisa fang...