15 | Meet, Sofia & Bagas

64 15 4
                                    

(Nami)

Dadakan adalah hal yang paling menyebalkan. Terserah deh orang mau bilang aku orang yang gak flexibel atau apa. Kak Sofi benar-benar datang ke Korea. Bayangkan saja dia menyuruh aku menjemputnya di Bandara. Padahal kemarin malam dia bilang akan naik taxi karena sudah tau alamatku. Menjengkelkan.

Dia pergi bersama kak Bagas, itu syarat agar papih bisa mengizinkannya datang kemari. Bagas itu anak sahabat papih, namanya pak Suryo. Dekat sejak kecil membuat mereka saling jatuh cinta saat SMA, yeah ku akui kak Sofi salah satu wanita beruntung yang mendapatkan pria seperti kak Bagas.

"Sofia! Lo bener ya ngerjain gue banget?!" Aku memutus panggilan telepon sepihak,  Biarlah aku disebut adik durhaka!

Aku harus menempuh kurang lebih 60 menit untuk sampai ke Bandara Internasional Inchoen menggunakan taxi. Sampai disana aku lihat Kak Sofia dan Kak Bagas sedang duduk santai menikmati breakfast di cafe depan pintu masuk bandara.

Padahal karena jemput dia, aku belum sarapan.

"Kok gak make spanduk gitu sih nyambut kakak lo yang cantik ini?" Dia cekikikan mendapati mukaku yang kusut karena kesal.

"Bodo amat! Minggir, yang ini buat gue. Laper!" Aku langsung menyambar roti panggang yang masih utuh miliknya.

Dia masih tertawa melihatku,"duhile, senyum dong cantik. Kok gitu sama kakak." Aku memutar bola mata malas.

"Lagian lo napa sih dadakan mulu! Kesel gue." Aku terus menggerutu kesal sambil makan.

"Sori ya Nam, gue udah nyuruh Sofi buat gak ngerepotin lo jemput kesini. Tapi dia maksa, takut kesasar."

Wtf! Alasan apa itu? Padahal dia hanya perlu kasih alamat apartemen ke supir taxi, kalau udah sampai depan apartemen tinggal telepon aku. Beres.

Jangan bilang gak bisa bahasa Korea jadi alesan ya. fyi sebagian dari supir taxi bahkan bisa menggunakan sedikit bahasa Indonesia. Indonesia salah satu negera yang paling banyak datang ke Korea, entah untuk liburan atau mengeyam pendidikan. Kalau si abang taxinya gak bisa juga, at least he's can speak english. Opsi terakhir kalau masih gak bisa juga, masih bisa make bahasa tubuh!

Jadi sudah tau kan alasan kak Sofi memaksa aku menjemputnya? Tentu saja dia sangat bahagia membuat adiknya marah.

Kami sampai di apartemen setelah jam makan siang, selama perjalanan aku tertidur karena masih mengantuk.

Kak Sofi langsung berpose disetiap benda atau barang-barang peninggalan Baekhyun di apartemen ini, "Norak lo!"

"Sirik lo!" Balas kak Sofi tak mau kalah.

"Eh Nam, ini lukisan kok auranya serem banget ya?" Aku menoleh ke arah kak Bagas yang sedang memperhatikan lukisan ngayogyakarta itu.

"Mana.. mana?" Kak Sofia langsung heboh melihat lukisan itu. "Eh iya loh Nam. Serem amat ya? Kok masih di pajang sih?"

"Ya gapapa. Kayaknya udah cocok taruh disitu." Aku melipir ke kasur, sedang tak ingin membahas tentang lukisna itu.

"Yaelah. Tuh anak makin aneh aja. Sejak kapan ngerti lukisan?" Kak Sofia terus berceloteh.

Ngomong-ngomong tentang Baekhyun aku lupa belum membalas pesannya

Baekhyun : Nam, lunch bareng yuk? Free gak hari ini?

Dia mengirim pesan saat aku diperjalanan menjemput kakakku. Sekarang udah lebih dari jam makan siang. Aku segera membalas pesannya.

Me : maaf aku baru bales. Kakaku datang ke korea, mendadak banget tadi pagi dia nyuruh aku buat jemput. Sori😔

Dream - FF Byun Baekhyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang