39.

2.6K 117 0
                                    

Happy Reading❕

Keesokan harinya, Kia terbangun dengan mata sembab. Tadi malam setelah bernyanyi semalaman, Kia memutuskan untuk tidur karena besok harus sekolah.

Walaupun tadi malam tidur pukul 2 pagi, tapi tidak membuat Kia kesiangan seperti biasanya.

Hari ini, pagi ini, pukul 05;55 Kia sudah bangun, bagi Kia itu termasuk pagi padahal orang-orang selalu mengatakan itu siang.

Setelah 5 menit hanya rebahan dan guling-guling di kasur, pukul 6 tepat Kia beranjak untuk melaksanakan rutinitasnya, mandi.

Ceklek

Pintu kamar Kia terbuka ketika sang pemilik kamar sedang mandi, Amira mengedarkan pandangannya, pendengarannya menangkap suara gemercik air dari dalam kamar mandi.

"Rara, kamu didalem?" seru Amira dengan suara sedikit kencang.

"Iya Bun, Rara lagi mandi" teriak Kia dari dalam kamar mandi.

Amira tersenyum, Kia tidak sedingin kemarin. Perlahan Kia menjadi hangat seperti hari-hari sebelumnya kecuali kemarin.

Amira menutup matanya sejenak, dia berdoa semoga anaknya selalu bahagia. Orang tua mana yang senang melihat anaknya menangis larut dalam kesedihan? Tentu tidak ada.

Mata Amira beralih ke kasur Kia yang berantakan, sepertinya karena tangisan Kia angin puting beliung mampir ke kamarnya terbukti dengan selimut yang berada dilantai, guling yang tak jauh dari kakinya dan bantal yang hampir masuk kolong.

Dengan gerakan kilat, Amira merapihkan kembali barang-barang yang berserakan. Bahkan selimutnya yang tadinya berwarna abu-abu kini berubah menjadi pink.

Dirinya sudah cekikikan ditempat, saat mendengar suara air gemercik sudah tidak ada lagi, Amira langsung kabur untuk turun kebawah.

Ntahlah Amira lebih suka Kia yang teriak-teriak seperti tarzan dari pada Kia yang seperti mumi tidak bisa bicara.

Kia keluar dari kamar mandi dengan wajah segar dengan senyum lebar yang terpatri dibibirnya.

Dia berjalan kemeja yang terdapat kaca besar untuk menyisir rambut panjangnya. Tapi Kia marasa ada yang aneh ketika melihat kamarnya dari pantulan cermin.

Kia mengedarkan pandangannya, kamarnya cukup rapih mungkin Amira yang membersihkannya lalu menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru gelap.

Tidak ada yang salah, tetapi kenapa Kia merasa aneh dengan kamarnya sendiri? Tidak mungkin salah kamar, karna memang ini kamar Kia tetapi ketika matanya menemukan kejanggalan yang dirasakannya, mata Kia melotot horor.

"BUNDA!!!!" teriak Kia histeris bercampur kesal.

Sedangkan dibawah, Amira sudah tertawa terbahak-bahak sampai Johan dan Kenzo menatapnya aneh.

"Kenapa sama Rara?" tanya Johan penasaran.

"Ngga papa kan Rara udah biasa teriak pagi-pagi" jawab Amira sambil tersenyum menahan tawa.

Kia turun dengan muka kesal bibir mencebik. Tangan kanannya membawa sepatu sedangkan tasnya disampirkan dibahu kiri.

"Kenapa anak Bunda yang cantik? Kok pagi-pagi udah cemberut aja sih, nanti tambah jelek loh" ujar Amira dengan wajah tanpa dosa.

"Kenapa anak Bunda yang cantik? Kok pagi-pagi udah cemberut aja sih, nanti tambah jelek loh" ujar Kia menye-menye

"Tadi yang pertama bilang cantik, terus yang terakhir jelek gimana sih" lanjutnya menggerutu.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang