41.

2.4K 109 1
                                    

Happy Reading!
Yey uyyy up!!

Kia mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, sungguh Kia kecewa dengan semua orang.

Kenapa semua orang menyembunyikan rahasia besar yang membuatnya menjadi seperti ini? Lalu dengan gampangnya mereka mengucapkan 'semua demi kebaikan'.

Tidak ada kebohongan yang berakhir kebaikan menurutnya. Karna jika sesorang berbohong satu kali, dia akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan yang pertama dan akan terus seperti itu berulang kali.

Melampiaskan emosi dengan cara mengendarai motor dengan kecepatan tinggi adalah hal yang membuat Kia sedikit merasa tenang, seakan tidak takut kalau tidak akan ada hari esok untuknya nanti.

Motornya berhenti di sebuah pemakaman yang dulu selalu dikunjunginya. Kakinya berjalan menuju sebuah gundukan tanah yang dulu selalu dia jadikan tempat berkeluh kesahnya.

Dengan air mata yang masih belum berhenti keluar dari pelupuk matanya, Kia mengacak-acak tanah merah itu dengan emosi yang meluap-luap.

Tangannya mengambil sebuah benda pipih yang berada di sakunya, lalu mengambil bagian kecil seperti card memory.

"Arrggghh" erang Kia melempar handphonenya sendiri kedalam sebuah lubang galian yang secara tak sengaja dibuatnya tadi.

Seorang kakek yang sudah berusia setengah abad menyipitkan matanya melihat gadis menangis sambil mengacak-acak sebuah makam.

Dia berjalan dengan tergesa-gesa untuk menghentikan gadis itu mengacak-acak tanah kuburan itu.

"Jangan diacak-acak atuh neng-" ucapan kakek itu terputus ketika melihat gadis yang sudah lama tak dilihatnya ternyata yang mengacak-acak tanah makam itu.

"Nak Kia" gumam Kakek Salim terkejut.

"Kakek pasti udah tau semua ini kan?" tanya Kia menuntut pada Kakek Salim, penjaga makam.

"Nak Kia pasti sal-"

"Aku udah tau semuanya! Mana ada orang yang udah dikubur bisa jalan-jalan ke taman, bahkan kakinya masih napak" potong Kia cepat.

"Apa Nak Kia sudah tau?" tanya Kakek Salim pelan.

"Udah. Bahkan aku udah liat sendiri pake mata kepala aku sendiri!" jawab Kia.

"Kenapa kakek bohongin aku hikks..." Badan Kia meluruh diiringi dengan air mata yang semakin deras.

Kakek Salim yang tak tega pun mengelus-elus bahu Kia agar sedikit tenang.

"Aku kira kakek beda sama yang lain, tapi ternyata sama aja!"

Setelah mengatakan itu, Kia pergi dari area pemakaman itu dengan kecepatan tinggi. Tujuannya saat ini adalah kediaman Nyonya Aditama.

Hanya membutuhkan waktu 15menit Kia sampai di tempat tujuannya. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Kia langsung masuk tanpa mengetuk pintu bahkan bisa dibilang Kia membuka kasar pintu utama.

Semua orang yang mendengar suara pintu dibuka secara kasar mengalihkan pandangannya.

Pandangan orang-orang itu jatuh pada gadis cantik dengan air mata yang mengalir deras di pipi bulatnya.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang