46.

2.4K 184 18
                                    

Happy Reading!

Setelah acara kekesalan Kia, kini Kia sedang duduk dengan Bagas dipangkuannya. Anak kecil itu begitu tenang duduk dipangkuan Kia dengan satu mobil-mobilan kecil ditangannya yang terbawa saat akan berjalan-jalan dengan kedua orang tuanya.

Suara canda tawa menggema diiringi keributan di taman belakang Vila ntah apa yang mereka obrolkan sampai ada pula yang tertawa sampai air matanya keluar dari sudut matanya.

"Bukan micin goblok!" seru salah satu anggota Eagel.

"Garem o'on!" sahut Rezi ngegas.

"Ihhh haram bukan garam" ujar Kia ikut berseru.

Mereka semua memang receh, apapun yang dibahas pasti terselip candaan disana.

Mendengar kata yang tidak asing ditelinganya, Bagas mendongak menatap Kia. Matanya menerjap dua kali.

"Nti alam apa?" celetuk Bagas membuat semua orang berhenti tertawa.

(Aunty haram apa?)

"Lah masa alam ga tau? Kan waktu masih bayi lo tinggal dihutan" ujar Kamal.

"Bukan hutan goblok, tapi goa"

Sontak celetukan Dana membuat semua orang tertawa, Sky menatap tajam Dana membuat Dana berhenti tertawa berbanding terbalik dengan teman-temannya yang semakin mengeraskan tawanya.

"Bukan apa-apa, tadi aunty cuma lagi bercanda aja sama yang lain" ujar Kia memberi jawaban.

Kepala Bagas mengangguk, tetapi tidak dengan hati kecilnya yang ingin mengetahui lebih banyak.

Kia yang tadinya kembali bercanda dengan yang lain menunduk karna merasa Bagas masih menatapnya.

Kia sadar apa yang di tanyakan Bagas seperti memiliki arti, tapi dia tidak tahu apa artinya itu.

"Kenapa?" tanya Kia pelan.

Bagas menggeleng.

"Aunty tau kamu, jadi kenapa?" desak Kia lagi.

"Nak alam tu apa?" tanya Bagas membuat Kia menyerngit.

(Anak haram itu apa?)

"Anak alam ya yang suka naik gunung, trus yang suka ngebolang" sahut Erik.

Tidak mempedulikan jawaban Erik, Bagas malah kembali bersuara membuat Kia kini paham dengan maksud ucapan Bagas.

"Ta olang Agac nak alam" ujar Bagas lagi.

(Kata orang Agas anak haram)

"Kamu bukan anak haram" ucap Kia membuat semuanya hening.

Kini mereka tahu bahwa 'alam' yang dimaksud Bagas bukan 'alam' dalam artian hutan, gunung dan lainnya melainkan 'haram'.

Mendengar anak yang dikandungnya selama 9 bulan menanyakan hal seperti itu, membuat Nadia tidak bisa menahan tangisnya.

Sontak para gadis yang berada didekatnya langsung memeluk Nadia guna memberikan kekuatan, walaupun mata mereka juga mengeluarkan air mata.

Siapa yang tidak menangis mendengar anak kecil seumuran Bagas menanyakan hal semacam itu? Itu artinya Bagas juga sudah mendengar berbagai macam kata tak pantas tentang dia dari orang-orang yang tidak tahu apa-apa.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang