8

2.3K 240 16
                                    

Jantung Soobin berdebar.

"B-bapak mau ngapain pak?"-Soobin.

Yeonjun mengendus leher Soobin.

"P-pak"-Soobin.

"Kamu wangi"-Yeonjun.

Yeonjun mengecup leher Soobin

"Ah"-Soobin.

"Desahannya manis juga"-Yeonjun

"Pak, mending kita geser lemarinya"-Soobin.

"Iya iya"-Yeonjun.

Soobin mencoba mendorong lemarinya. Yeonjun membantu mendorong lemari di belakang Soobin. Dan Soobin terjepit di antara lemari dan Yeonjun.

"Duh berat banget sih"-Soobin.

"Ya kan bukunya belum di turunin"-Yeonjun.

"Ih bapak ga bilang"-Soobin sambil berekspresi seperti anak kecil yang marah.

"Gemesin banget si"-batin Yeonjun.

Soobin menurunkan buku buku agar lemarinya ringan. Yeonjun memperhatikan Soobin sambil senyum senyum.

"Sudah?"-Yeonjun.

"Sudah pak"-Soobin.

Yeonjun membangunkan lemarinya.

"Sudah, kamu bisa pulang"-Yeonjun.

"Terimakasih pak"-Soobin.

Soobin pulang.

"Lah iya, bukunya belom di masukin lagi su"-Yeonjun.

"SOOBIN"-Yeonjun.

"Yah tu bocah dah balik lagi"-Yeonjun.

"Ah elah, goblok bangat gua"-Yeonjun.

"Tenang saja Yeonjun, sebentar lagi Soobin akan jadi milikmu, sabar"-Yeonjun.

Yeonjun kembali ke ruangannya.

"Makasih ya udah jatoh, kalo kaga ga bakal gua bisa berduaan sama Soobin"-Yeonjun.

********

Soobin lagi cuci piring. Soobin tiba tiba kepikiran momen berduaan dengan dosen sialannya.

"Ih apa si?"-Soobin.

"Kok malah kepikiran sih"-Soobin.

"Ah gara gara gempa nih"-Soobin.

"AKU KENAPA"-Soobin

I-iya Pak (YEONBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang