Satu Minggu kemudain, Tay tidak main-main akan ucapannya dan hal itu membuat New hampir kehilangan akal sehatnya. Tay datang kerumah New dengan membawa keluarga besarnya, dan hal itu membuat hati New semakin tidak karuan.
New mengintip dari balik pintu kamarnya, ia dapat melihat Tay di sana yang sedang duduk di tengah-tengah antara dua orang pria dan wanita paruh baya yang di yakini New Adah orang tua Tay dan beberapa anggota keluarga Tay lainya. New kembali mengintip keluar.
"Aku seperti tidak asing dengan paman itu" gumam New.
New menyudahi aksi mengintipnya, ia kembali duduk di pinggir kasurnya dengan di temani oleh sahabatnya Krist.
"Oh ayolah New jangan cemberut terus. Usahaku untuk menata tampilanmu menjadi tampan seperti ini membutuhkan tenaga. Sekarang coba tersenyum"
New tidak memperdulikan ucapan krist, ia terlalu sibuk memikirkan nasib dirinya untuk kedepannya. Ibu New masuk ke kamar New untuk memanggil New dan mengajaknya untuk keluar.
"Anak Mae sudah tampan, ayo keluar semua orang sudah menunggumu. Krist bantu New ya"
"Baik Mae"
New segera keluar dari kamar dengan di bantu oleh Krist. Setelah sampai di ruangan tersebut, pandangan Tay dan New bertemu. Tay menatap New tanpa berkedip, jujur ia akui New terlihat tampan sekaligus cantik secara bersamaan, benar kata ayahnya New pria yang manis dan Tay baru menyadarinya. Tay menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiranya tentang New, ia bukan seorang gay. New hanya bisa tersenyum dan menahan tawanya ketika melihat tingkah bodoh Tay, New tau sedari tadi Tay terus memandangnya.
"New Tay datang kemari membawa keluarga besarnya untuk melamarmu. Apa kau menerimanya?"
Ayah New bertanya kepada anaknya. New mentap Tay yang berada di hadapannya, Tay sedang berusaha memberi kode kepada New memaksanya untuk menerima lamaran tersebut. New menundukkan kepalanya.
"Aku menerima lamaran Tay"
Semua orang yang berada di ruang tersebut merasa lega ketika mendengar jawaban dari New. Ada satu orang yang tidak setuju atas lamaran tersebut, dan orang itu adalah ibunya Tay. Ibu Tay tidak setuju jika anaknya menikah dengan orang selain Namtan pilihannya, terlebih orang pilihan anaknya adalah seorang pria dan tidak memiliki kasta yang sama dengan keluarganya yang kaya raya.
Ibu Tay memandang New, ia tidak habis pikir pada anaknya sendiri yang akan menikahi seorang lelaki. Ibu Tay terpaksa menyetujui ini semua karena ia tidak dapat membatah suaminya sendiri. New yang merasa di pandang oleh ibu Tay merasa tidak enak hati, ia tau jika ibu Tay tidak menyetujui ini semua.
Tay berdiri dan di ikuti oleh New, mereka berdiri saling berhadapan dengan di saksikan oleh kedua pihak keluarga. Tay mengeluarkan sebuah kotak dari saku jasnya dan membuka kotak tersebut di hadapan New, dua buah cincin. Tay mengambil salah satu cincin tersebut dan meraih tangan kanan New untuk memasangkan cincin di jari manis New, dan setelahnya New yang memasang cincin di jari manis Tay. Semua orang bertepuk tangn, Tay dan New berusaha menunjukkan senyum terbaik mereka untuk menutupi sesuatu yang terjadi pada mereka.
**********
Hari ini, seperti biasanya New bekerja di kantor. New yang sedang fokus bekerja di hentikan dengan suara handphone pertanda panggilan masuk. New melihat nama yang tertera pada layar handphone tersebut 'Mr. Arrogant' New menarik nafasnya dalam agar tidak terpancing emosi dan setelahnya ia menerima panggilan tersebut.
"Halo"
"Aku tunggu kau di bawah sekarang juga"
"Huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant
RomanceNew Thitipoom mengalami kesialan yang membuat hidupnya berubah seketika. New harus melakukan ganti rugi terhadap pria sombong yang bernama Tawan Vihokratana, New tidak memiliki uang yang cukup untuk menganti rugi apa yang telah ia buat sehingga Tawa...