Part 25

4.3K 349 25
                                    

Guys sebelum baca jangan lupa vote. Ok...😉

Juga komenya jangan lupa, jujur gue suka ngakak sendiri liat komentar kalian 😂, gak tau si di mana letak lucunya hahaha ✌️

Maaf ya guys, lucu aja gitu liat komen kalian yang kek was-was gitu, overthinking 😂😂🤧

Ih apa si🙄 gak jelas!
lets continue reading!!!!!













Di galeri fashion milik Namtan, Muk berkunjung ke toko tersebut untuk menemui Namtan. Muk berjalan sejajar dengan Namtan namun fokus Namtan hanya pada handphone yang di pegangnya mengabaikan Muk yang sedang berbicara padanya.

"Namtan, sekarang Phi sudah membantumu untuk menikah dengan Tay. Dan suatu saat kau harus membantu phi juga"

Namtan mengabaikan Muk, ia berjalan berlain arah dan menuju ruangannya tanpa menoleh pada Muk. Muk mengepalkan tangannya merasa geram dengan sikap Namtan.

"Beruntung kau itu mainanku agar hidupku menjadi senang. Jika tidak, jangan harap aku mau membantumu" ujar Muk dalam hati menatap benci pada Namtan.

Selama ini yang kita ketahui, Namtan selalu menyogok nyonya Vihokratana dengan barang-barang mahal pemberiannya tanpa tau apa maksud Namtan di balik itu semua. Begitu pula dengan Muk, ia memanfaatkan Namtan atas apa yang telah di berikan oleh Namtan.

Semua ini hanya tentang harta, pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa puas atas apa yang telah ia miliki.








Singto berlari menaiki tangga darurat, entah apa yang ia kejar hingga ia telah sampai di lantai yang ingin ia datangi dan ia tidak sengaja bertemu New. Singto hampir saja menabrak New, beruntung itu tidak terjadi. Singto Melihat New yang membawa kotak kecil di tangannya.

"Phi New, kau mau kemana?" Tanyanya.

"Aku mau mengantar ini" New menujuk kotak di tangannya.

"Aku mau bertanya sesuatu" ujar Singto dengan ragu. "Kemarin, apa Phi Tay marah padamu?" Tanya Singto dengan hati-hati.

"Kapan?"

"Waktu aku menolongmu mengangkat barang pindahan. Apakah dia marah?"

New tersenyum menggeleng "Dia tidak marah".

"Kau yakin? Tidak berbohong?"

"Aku berkata jujur" New tersenyum.

"Baiklah"

"Aku lanjutkan pekerjaan" pamit New.

Singto masih berdiri di tempatnya, menatap punggung New yang berjalan menjauh. Ia bersyukur telah memastikan tidak terjadi apapun pada Tay dan New setela kepulangannya dari rumah baru mereka kemarin.

Malam hari, New bersantai menonton tv sambil berbaring di sofa. New sedang fokus menonton film namun tiba-tiba ia menjerit ketakutan, New langsung terduduk pada sudut sofa meringkuk ketakutan.

"relax New relax" ujar Tay dengan wajah kaget sambil menenangkan New. "Jam berapa ini? Kenapa kau belum tidur?" Tanya Tay setela Melihat New tenang.

"Aku tidak bisa tidur" napas New masih sedikit terengah-engah, sungguh ia merutuki Tay yang membuat jantungnya hampir berhenti.

"Jadi kau menont film sampai selarut ini? Apa hebatnya?" Ujar Tay meremehkan.

"Tentu saja sangat hebat"

Tay yang wajahnya mengantuk mengabaikan New. Tay tertidur dengan lelap karena kelelahan, namun tiba-tiba ia terbangun karena haus. Tay berniat turun ke dapur untuk minum, namun saat membuka pintu kamar, ia melihat pintu kamar New dan kamar New kosong, Tay menuruni anak tangga dengan mata setengah terpejam untuk menyusul New.

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang