New sedang berbaring di sofa ruang keluarga, tangannya memutar-mutar memainkan remote TV dan matanya mengarah pada layar lebar di hadapannya. New tengah sendirian saat itu. Saat sedang fokus pada tontonanya, New mendongakkan kepalanya ke lantai dua saat mendengar suara ribut. New mematikan TV-nya dan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.
Setelah sampai di lantai dua, New mendengus kesal. New Melihat Tay yang sedang menonton film action sambil memainkan remote TV menirukan seperti adegan menembak. New berjalan mendekati Tay dan merampas remotenya, New langsung mematikan TV tersebut.
Memang di rumah baru mereka memliki dua televisi, satu di ruang keluarga di lantai satu dan satunya lagi di ruang santai di lantai dua. Awalnya Tay menyarankan untuk membeli TV untuk di letakkan di kamar mereka masing-masing, namun New tidak setuju karena pemborosan katanya.
"Apa-apaan kau?" Tanya Tay tidak terima karena New mengganggu acara menontonnya.
"Ini sudah malam dan bisa menggangu tetangga karena volume tv-mu yang begitu keras"
"Tapi ini rumahku, tv-ku jadi suka-suka aku. Sekarang kembalikan remotenya" Tay memaksa New.
New mengembalikan remote tersebut tanpa protes, namun wajahnya sedikit menahan kekesalan.
"Sekarang lebih baik kau tidur, kembali ke kamarmu" perintahnya lagi.
New menurut, ia berjalan menuju kamarnya "Aku memiliki suami tapi seperti tak memiliki suami" gumam New yang dapat di dengar oleh Tay.
"Teruslah menggerutu di belakangku" ujar Tay, namun New mengabaikannya.
Setelah masuk ke kamar dengan wajah cemberutnya, New langsung menutup pintu kamar dengan sedikit membanting karena kesal. New menghempaskan dirinya di kasur duduk bersila dan mengambil guling untuk di pelukannya.
"Kenapa aku memperdulikannya? Biarkan saja dia, dia juga tidak memperdulikan aku" New terus menggerutu.
"Memang benar ini rumahnya, jadi terserah dia untuk melakukan apapun kan aku hanya menumpang" New terus saja merutuki Tay.
"Bersyukur kami pisah kamar jadi aku tidak perlu menghadapi lelaki mesum sepertinya, dan bersyukur aku bisa jauh dan terlepas dari ibu mertua yang jahat itu"
New merentangkan kedua tangannya merasa kebebasan, New tersenyum senang.
"Tidak usah di perduli kan, lebih baik aku tidur dan besok bekerja"
New membaringkan tubuhnya, menutupi tubuhnya dengan selimut sebatas pinggang dan mematikan lampu kemudian perlahan memejamkan matanya.
Beberapa jam kemudian, di kamar lain atau lebih tepatnya di kamar yang bersebelahan dengan kamar New.
Tay sudah siap menuju alam mimpinya, Tay mencoba memejamkan matanya namun baru beberapa detik matanya kembali terbuka. Tay mengubah posisi tidur menjadi miring ke kanan namun tetap ia tidak bisa tidur.
Tay terus bergerak gelisah mencari posisi nyaman untuk tidurnya hingga membuat spray kasurnya berantakan, namun masih sama, Tay tetap tidak bisa tidur.
Tay mengambil posisi duduk bersandar pada headboard dengan batal sebagai alas untuk bersandar.
"Kenapa aku tidak bisa tidur?" Ujar Tay dengan prustasi.
"Apa karena suasana kamar baru jadi aku belum terbiasa?" Pikirannya.
"Tapi aku sering menginap di hotel saat melakukan pekerjaan, aku biasa saja" ujarnya lagi.
Tay mengacak rambutnya prustasi. Tay melihat jam weker di nakasnya, hampir tengah malam namun ia belum tidur juga.
Tay turun dari ranjangnya dan keluar dari kamarnya. Tay membuka pintu kamarnya dengan perlahan, Tay melihat ke samping dimana letak kamar New berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant
RomanceNew Thitipoom mengalami kesialan yang membuat hidupnya berubah seketika. New harus melakukan ganti rugi terhadap pria sombong yang bernama Tawan Vihokratana, New tidak memiliki uang yang cukup untuk menganti rugi apa yang telah ia buat sehingga Tawa...