Part 18

4.3K 381 42
                                    

Singto datang mengunjungi V Corp ia ingin bertemu dengan sepupunya, Tay Tawan. Baru saja Singto sampai, ia bertemu dengan Tay di lobi.

"Phi Tay" panggil Singto.

Tay yang merasa di panggil segera mencari sumber suara, dan ia melihat Singto yang berjalan ke arahnya.

"Hai Sing. Apa yang kau lakukan di sini?"

"Sayang"

Belum sempat Singto menjawab, pembicaraan mereka di hentikan oleh Namtan yang berteriak memanggil Tay. Namtan menggandeng lengan Tay, sedangkan Singto melihatnya sinis.

"Ayo kita makan siang bersama"

"Ahh phi Tay, sepertinya aku harus pergi. Mungkin lain kali saja" Singto langsung berputar hendak keluar.

"Singto tunggu" panggil Tay, namun Singto mengabaikannya. "Namtan lepas" Namtan hendak mengikuti Tay yang menyusul Singto, namun Tay memberi isyarat agar Namtan tidak mengikutinya.

Singto berdi di tangga depan pintu masuk dan tak lama kemudian Tay datang menyusulnya. Tay menyeret Singto menuju parkiran.

"Sing ada apa kau menemaniku?" Tay menoleh ke belakang takut Namtan menyusulnya.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama, tapi kelihatannya kau sangat sibuk"

"Singto dengar. Aku tadi sebenarnya ingin makan siang, tapi Namtan ada di sini. Kau bantu aku untuk lepas darinya"

Singto tersenyum mendukung apa yang sedang di lakukan oleh Tay saat ini.

Di restoran sambil menunggu makanan pesanan mereka, "Singto aku berterimakasih padamu karena telah membantuku kabur dari Namtan".

Singto terkekeh, "tapi dia tadi menggandengmu menyentuhmu sana sini".

"Perlu kau ketahui, aku sama sekali tidak tergoda. Aku selalu mendorongnya jika ia berada di dekatku".

"Sejak kapan kau dekat dengannya?"

"Sejak ayahnya bekerja sama dengan V Corp dan ibunya bersahabat dengan Mae".

"Kenapa kau tidak menikah denganya? Dia Kan perempuan"

"Menikah? Bahkan sebelum menikah pun aku sampai stress mengahadapinya, bagaimana jika nanti kami menikah? Aku tidak bisa membayangkannya".

"Hah kasihan Phi New" Tay mengubah raut wajahnya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"

"Karena dia menjadi korban?" Tanya Singto.

Pesanan mereka telah datang, Singto mengambil makanannya dan menyuapkan makananya. Tay mentap tajam pada Singto yang membuat Singto mengehetakan makanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Singto.

"Ada suatu hal yang ingin aku tanyakan padamu" ujar Tay dengan serius.

"Apa?"

Tay menunjuk Singto dengan garpu yang ia pegang, "kau menyukai New bukan?".

Singto tampak tegang, "phi Tay apa yang kau maksud?".

"Ya atau tidak?" Tay menekan suaranya.

Singto gugup, ia berbicara dengan terbata-bata "ok ok. Sejak awal aku tau jika Phi New itu istrimu, tidak mungkin aku merebutnya darimu. Lagipula kau sepupuku dan secara tidak langsung ia juga sepupuku. Jadi tidak mungkin aku menusukmu dari belakang" sungguh Singto tidak dapat berkutik melihat wajah Tay yang serius.

"Kau yakin?"

"Kau ingin aku bersumpah?"

Tay menuruni garpunya "tidak perlu".

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang