Part 35

6K 364 52
                                    

New sedang duduk di ranjangnya sambil memangku baby Pluem. Tay sedang menyiapkan susu untuk baby Pluem, beruntung New memiliki sepupu yang juga memiliki baby dan ia bersedia berbagi asi dengan New. Perlu di ingatkan, New laki-laki, walapun ia bisa mengandung tapi ia tidak bisa memproduksi ASI.

"Sayang ini ASI-nya" Tay menyerahkan botol kecil pada New dan langsung memberikannya kepada baby.

ASI di dalam botol perlahan berkurang, dan mata baby Pluem sudah terpejam namun ia masih menikmati ASI-nya.

Brak____

"Phi New!"

"Oek....oek...."

"Krist!" New menatap tajam pada Krist, karena suara cempreng Krist baby Pluem terbangun dan menangis. Krist hanya cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Maafkan kit" ujar Singto, tangannya mengusap rambut Krist.

"Ada apa kalian kemari?" Tanya New dengan ketus, baby Pluem sudah tidak menangis lagi.

"Hay baby" Krist dengan riang mengulurkan tangannya untuk menyentuh baby.

"Jangan sentuh anaku" New menjauhkan baby dari Krist.

"Au Phi Sing" Krist mengadu pada Singto.

"Nanti kita akan buat baby lebih banyak ya" pujuk Singto, dan Krist menunduk malu, wajahnya bersemu merah.

"Nyenyenye" ujar New yang mendengar Singto.

"Sayang" Tay menggelengkan kepalanya.

"Siapa nama babynya?" Tanya Krist dengan semangat.

"Purim Vihokratana, kita bisa memanggilnya phem" jawab Tay.

"Pluem" koreksi New.

"Tapi aku lebih suka memanggilnya Phem"

"Aku yang memberikannya nama Pluem"

"Ok ok baiklah kita panggil senyamannya saja ok?" Singto menengahi kedua orang tersebut atau tidak perdebatan akan terus berlanjut.

"Hai baby Phem" New mendengus kesal sedangkan Tay tersenyum bangga. "Kau sangat lucu sekali" Krist merasa gemas dan ingin mencubit pipi baby.

Plak___

"Au sakit" Krist mengusap tangannya yang di tepis oleh New. "Dasar mommy posesif" gerutu Krist.

"Papa bukan Mommy" sangkalnya.

"Tapi kau memang mommy" ujar Krist.

"Sing beritahu Krist jika New sangat sensitif, harus jaga bicara" Tay berbisik pada Singto dengan diam-diam.

Singto mengagguk "kit bukankah tadi kau membelikan phi New buah-buahan?" Tanya Singto.

"Astaga, aku lupa" krist cengengesan dan meletakn buah-buahan yang ia bawa di nakas sebela ranjang New.

Tay dan Singto duduk di sofa, sedangkan Krist terus berusaha untuk menyentuh baby walapun New terus menghalanginya.

"Aku lihat sekarang kau sudah bahagia dengan keluarga kecilmu" Singto memulai pembicaraan.

"Aku sanagat bahagia, aku tidak akan membiarkan keluargaku terpisah lagi" ujar Tay.

"Kau sangat takut rupanya" Singto terkekeh.

"Aku trauma Sing, kehilangan New membuatku hampir gila"

"Itu salahmu sendiri karena tidak mau mengakui perasaanmu" Tay melirik sinis pada Singto.

"Ngomong-ngomong soal undangan yang kau katakan, apa itu bersama Krist?" Tanya Tay penasaran.

"Iya, aku akan melamarnya besok"

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang