Hookyaa~
.
.
.
.
.
Selamat membaca.
Natal sudah mulai dekat. Urusan kuliah dan tugas akhir seulgi dan irene juga sudah mulai beres. Seperti yang sudah direncanakan, irene, seulgi, dan yerim akan pergi ke amerika untuk menghabiskan waktu bersama orang tua irene.
Sekarang sudah tanggal 23 desember, sehari sebelum keberangkatan.
"Yang.. semua sudah beres belum?" Tanya irene yang masih sibuk dengan beberapa barang barangnya dan barang yerim yang akan dimasukkan di dalam kopernya.
"Belum, entar rada malaman aja lah..." ucap seulgi dari kasur irene sambil menjaga yerim yang sibuk main sendiri.
"Sekarang... entar buru buru loh dan capek. Pesawat kita jam 7 pagi." Ucap irene yang masih sibuk.
"Iya.. bentar.."
"Seulgi..."
"Ini adek engak ada yang jaga yang.." ucap seulgi yang masih engak mau beranjak dari kasur.
Irene pun akhirnya mengelah nafasnya, dia pun menghampiri seulgi.
"Gi. Kita itu bakal travelling bareng anak dibawah 5 tahun loh. Semua itu harus disiapin duluan karena kita bakal butuh tenaga ekstra. Untung aku kemarin udah urusin berkas kesehatan yerim biar bisa terbang. Belum lagi beresin rumah biar engak berantakan pas kita tinggal sampai awal tahun. Energi aku udah mau habis.. dan besok kita itu 11 jam loh ya terbangnya.. Jadi tolong bangun dan packing. Dengerin kata kata aku.." ucap irene tegas. Tentu ya seulgi dikit kaget dengan sikap irene yang dah macam istri yang siap ngomel. Apa lagi mendadak manggil nama tanpa embel embel 'sayang' kan buat seulgi sedikit ngeri kalo diamukin.
"Eh iya sayang.. ini aku bangun kok.. maaf terlalu santai" ucap seulgi mencoba untuk menenangkan irene yang terlihat seperti stress sebelum berangkat.
"Yang? Kamu engak papa kan?" Tanya seulgi setelah mendapat respon elahan nafas dari irene.
"Aku takut yang.."
"Mama?" Mendengar kata takut dari irene, yerim menghentikan acara bermainnya dan mendekati mamanya.
"Lah takut apa? Ini aku cepetan buat packing kok, terus bantuin kamu buat yang lain-lain" ucap seulgi yang kemudian juga mendekati irene yang berdiri di pinggir ranjang.
"Aku nyibukin diri itu karena cemas yang... kan kamu tau aku takut ketinggian" ucap irene sambil menggendong yerim yang sudah menjulurkan tangan untuk digendong.
"Mama takut?" Tanya yerim sambil memegang kedua pipi irene. Tentu irene malah mencium si bocah yang nunjukin simpatinya itu.
"Mama takut naik pesawat, sayang..." ucap irene. Tiba tiba ada tangan seulgi yang mengelus kepala irene, ternyata pria beruang itu sudah berdiri disebelahnya.
"Kamu bakal engak papa. Kan sama sama kita. Entar aku sama yerim peluk kamu yang pas kita naik pesawat." Ucap seulgi yang kemudian memindahkan tangannya ke punggung irene dan medekapnya dari samping. Mereka saling bertukar senyum dengan manis.
"Dah.. yuk temenin aku packing sambil ngobrol.. biar kamu engak kepikiran banget.." kemudian seulgi menarik irene dan yerim berjalan menuju kamarnya.
---------------
Setelah packing sama sini dan membereskan rumah yang akan ditinggal kurang lebih seminggu, tibalah waktu keberangkatan mereka bertiga.
"Yang, ini wannie sama joy yang anter kan?" Tanya seulgi yang sudah siap dan sudah menyusun koper mereka di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ufo Baby ✅
Короткий рассказIrene dan seulgi jadi ortu instant untuk baby yerim yang berasal dari planet reve 🐰🐻🍼 Selamat datang di dunia parenting~ . . . . . . . . Adaptasi dari anime jadul berjudul "daa daa daa" or ufo baby Genben light family story Fin (050521)