Extra 2 (short) : Siblings

1.8K 297 25
                                    

Short extra? There you are.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca.

Di suatu hari, di kediaman kang.

"MAAAAAAAAAAAA! ADEK MAAAAAAAA!" teriak anak yang berusia 18 tahun mengadu pada mamanya yang lagi rebahan santai di sofa. Ini hari libur si mama tapi paginya sudah di gemparkan oleh teriakan anak remajanya.

"APASIH KAK?! ORANG AKU TUH CUMA DISURUH BANGUNIN KAMU KOK!" Ucap si adik yang berumur 8 tahun tidak kalah ngegasnya.

"Ini apaan sih pagi pagi..." gumam si mama yang akhirnya beranjak ke kamar anak remajanya.

Saat irene sudah berada di ambang pintu kamar yerim dan membukanya. Dia melihat anak remajanya itu menindih adiknya yang tengkurap dengan tangan di belakang. Wajah sang remaja terlihat merah.

"YERIM! LEPASIN WINTER!" teriak irene yang kaget melihat si anak remaja memperlakukan adeknya itu diatas ranjang.

Seketika yerim langsung melepas winter dengan wajah kesal dan tangan yang dia lipat di depan dadanya. Sedangkan si bocah, winter, dia bangun dari posisinya dan memandang sinis sang kakak.

"Jelaskan." Ucap irene setelah mencoba untuk mengatur amarahnya sambil melipat tangannya di depan dada.

"KAKAK/ADEK MA!" ucap yerim dan winter secara bersamaan sambil menunjuk satu sama lain. Hal itu membuat kedua anak itu saling bertatap tatapan sinis kesatu sama lain.

"Jelasin satu satu....." ucap irene dengan suara yang terkesan kehilangan energinya. Hal yang dia butuhkan itu pagi yang tenang untuk hari liburnya.

"KAKAK DULUAN MA! AKU KAN CUMA BANGUNIN KAKAK" ucap winter ngegas.

"BANGUNIN APA?! MAU BIKIN MATI IYA! SALAH ADEK MA!" Jawab yerim tak kalah ngegasnya.

"ENAK AJA, KAKAKLAH YANG SALAH!"

"HEH BOCAH KAMU TUH YANG SALAH!"

"ENGAK! KAKAK!"

"ADEK!"

"KAKA--"

"CUKUP!" teriak irene untuk menghentikan pertengkaran yang penuh dengan teriakan dari kedua anak perempuannya. Irene mencubit batang hidungnya sambil menarik nafas panjang.

"Bicara satu per satu, tanpa berteriak. Mama tau kalian berdua sama saja bersalahnya. Tidak ada yang benar. Sekarang jelaskan dan saling minta maaf ke satu sama lain" ucap irene tegas. Sisi 'galak' mama mereka ini mampu untuk membuat kedua anak yang terpaut 10 tahun itu menunduk bersalah.

Yerim sebagai anak yang tertua pun menurunkan egonya. Dia menarik nafas panjang dan berbicara.

"Maafin kakak dek, sakit ya? Kakak engak maksud nindih kamu.." ucap yerim sambil menghadap adiknya yang masih menunduk karena takut dengan mama mereka.

"Good, kakak. Sekarang adek..." ucap irene.

"A-adek... minta maaf kak.. harusnya adek bangunin kakak engak pake bantal dan neken muka kakak..." mendengar ucapan winter, irene langsung membuka lebar matanya sambil melihat anak bungsunya. Memang anak bungsunya ini terlewat iseng, tapi irene tidak akan menyangka si bungsu akan seiseng itu.

"Kang yerim.. kang winter.. tolong jangan diulangi lagi ya. Apa yang kalian lakukan ke satu sama lain itu bisa membahayakan... winter kakakmu bisa kehabisan oksigen.. yerim.. adekmu bisa keseleo.. sekarang... berpelukan. Saling memaafkan" ucap irene yang kini sudah berada di hadapan kedua putrinya dan mengelus kepala keduanya.

Irene tau, kedua putrinya ini paling ogah kalo sudah disuruh minta maaf dan berpelukan. Terutama si bayi paling besarnya. Tidak terasa ternyata yerim seudah sebesar ini.

"Tapi ma, masa pelukan sih..." protes keduanya secara bersamaan membuat irene tersenyum hangat.

"Ya udah sini. Pelukan bertiga" ucap irene sambil merangkul dan memeluk yerim dan winter. Tentu keduanya tidak menolak pelukan dari mamanya itu.

"Ayo saling memaafkan~" bujuk irene lagi

"Maaf dek.." ucap yerim

"Winter minta maaf kak.." ucap winter.

Mereka bertiga masih saling berpelukan ketika seulgi datang ke kamar yerim untuk memberitahukan bahwa sarapan yang dia masak sudah siap.

"Eh.. apa nih? Kok pelukan? Papa ikutan yaaaaa!" Ucap seulgi senang dan kemudian memeluk ketiganya dalam dekapan yang besar.

"Ah.. jadi makin sayang kalian~" ucap seulgi saat memeluk istri dan kedua anaknya, tentu hal itu membuat ketiga perempuan dalam dekapan Seulgi tertawa hangat.

Begitulah salah satu keseharian keluarga beruang yang kadang bikin iri semua orang.

----------

Dah ya.. extranya gini aja ya? Oke? Sip~

Ufo Baby ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang