Extra 4: Perkara Kata 'terlarang'

1.6K 242 121
                                    

Mungkin rindu yang uwu uwu dodol?
Ini ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca :)

"Kak elim.." ucap winter yang masih berumur 5 tahun waktu itu. Mendatangi sang kakak yang sudah tinggal bersamanya dengan keluarganya sudah setahun.

"Iya adek?" Ucap yerim yang sibuk bermain handphone. Lebih tepatnya bermain PUBG. Bersila di lantai di ruang keluarga.

Hari ini weekend. Waktu yerim untuk bersantai setelah bersekolah. Dan tentu waktunya dia untuk menjaga winter karena kadang papa atau mamanya sedang tidak di rumah. Namun kali ini berduanya harus bekerja. Papanya, Seulgi harus mengecek museum karena akan segera mengadakan art exhibition. Sedangkan mamanya, irene kebagian jam jaga di rumah sakit minggu ini.

Alhasil, tentu winter akan bersamanya sepanjang hari.

"Kakak..." ucap winter lagi yang kini sudah berada di hadapan yerim dan memeluk yerim. Yerim yang fokus pun tidak begitu terganggu dan masih saja melanjutkan bermainnya dengan winter yang kini memeluknya dan duduk di pangkuannya.

"Kenapa adek.." tanya gadis berusia 15 tahun itu dengan suara yang lembut.

"Kakak.." ucap winter pelan di bahu yerim.

"Adek lapar? Hey! Tu dibelakang heh" tanya yerim namun sekaligus open mic untuk bermain.

Winter menggeleng.

"Adek ngantuk?"

Winter menggelengkan lagi.

"Lu lagi jagain adek lu, yer?" Tanya teman yerim yang berkomunikasi dari game itu.

"Iya nih.. engak tau mau apa lagi nemplok di gua" ucap yerim sambil menarik kepalanya sedikit melihat kearah winter yang ternyata memperhatikan wajahnya dengan bersender di bahunya sedari tadi.

"Itu capa kak?"

"Temen kakak... kiri hey! Fokus, ngentot ah kalian semua! Gagal kaaan..." Ucap yerim keceplosan karena dia harus membagi fokus bermainnya untuk mendapatkan chicken dinner. Namun sayang tidak berhasil karena dia baru saja tertembak.

(Dasar memang para pemburu ayam, kita semua)

Yerim pun menutup aplikasi game dan menaruh handphonenya di sebelah badannya. Namun suara winter membuat wajah yerim berubah menjadi pucat pasih.

"Entot?" Tanya winter.

"Eh?"

"Kakak entot?" Tanya winter kembali kini dengan mata bulatnya yang berbinar karena mendapatkan kosa kata baru dan dia kini penasaran dengan kata itu.

"W-winter... adek.. jangan ucapin kata-kata itu ya.." panik melanda yerim. Bagaimana tidak. Satu, dia keceplosan menggunakan kata kasar. Dua, winter tertarik dengan kata itu. Tiga, bayangin mama ngamuk deh.. kalo semisal denger ucapan winter, atau parahnya gimana kalo winter nanya itu apa ke mamanya.. apa itu tidak seram.

"Kenapa?"

"Itu kata kata yang engak baik..."

"Tapi kakak tadi entot?" Muka winter menunjukan kebingungan. Apa lagi penjelasan yerim sangat tidak membantu untuk membuat anak 5 tahun yang penasaran ini paham.

"I-itu.. itu.. cuma kakak keluarin kalo kakak marah aja" jelas yerim yang bau baunya sebenarnya akan membuat masalah di kedepannya.

"Malah?"

"Iya kalo kakak marah aja"

"Ooooo malah sama nter? Hiks... nter nakal kakak?" Tanya winter dengan polosnya namun dengan wajah lesu dan siap menangis. Masih menatap yerim namun kini sudah menyembunyikan wajahnya di bahu yerim.

Ufo Baby ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang